PART 22 : Pengabdi Aldo

850 101 9
                                    

"KALIAN BERDUA JADI TRENDING TOPIC DI SELURUH SOSIAL MEDIA SE INDONESIA!"

"Ya Terus?" tanya Aldo. Tangannya menopang dagu tirus itu.

"Shut! Tutup dulu mulut kamu! Jangan main potong pembicaraan seseorang." Audy melotot.

"Kenapa bisa trending? Maksudku kalau trendingnyanya Aldo aku sih wajar, tapi kamu sebut tadi dengan kata 'kalian' berarti aku dan Aldo, begitu?" tanyaku.

"Nah itu!"

Gadis berambut sebahu itu lalu mendekati kami, menyodorkan ponselnya, memperlihatkan kami suatu tulisan di layar persegi empat itu.

"SMA BINA BAKTI KEMBALI MENGGUNCANGKAN MEDIA DENGAN ADANYA UNGGAHAN SALAH SATU MURID TER-ELIT GOLD CLASS, MEMBUAT PARA FANS MENDERITA GEJALA STRES HINGGA DEPRESI." Audy mengeraskan suaranya sembari membaca postingan terbaru itu.

"Terus hubungannya sama gue apa?" tanya Aldo.

"Kalian abis foto-foto di danau 'kan? dengan latar sunrise. itu jadi perbincangan hangat!"

"Terus salahnya di mane?"

Audy berdecak kesal. "Kamu tuh ya! Kamu kan cowok yang tercuek dan jarang upload di Ig. Dan ini! Kamu upload foto-foto itu. Dan ...," geram Audy. "Kamu bareng cewek! Fans kamu jadi sensi!"

Aku membelalak. Baru menyadari bahwa gambar-gambar yang sempat terbidik dari ponsel Aldo kini menyita banyak perhatian publik.

"Dan apa yang paling greget dari topik kalian?" tanya Audy.

"Nggak tau," jawab Aldo santai.

"BANYAK YANG MAU PINDAH KE SINI!!"

"Hah? Cuman gara-gara itu mereka mau pindah ke sini? Gak salah?" tanyaku tak percaya.

"Iyalah. Masalahnya ini ALDO! MARSHEEN RAYNALDO!" Teriak Audy. "Kalian tahu anak SMP pengabdi Aldo?"

"Woy, emang gue setan apa? Pake pengabdi segala," celetuk Aldo, membuat Audy nyengir tidak berdosa.

"Ehehe. Iya juga ya. Tapi separuh fans fanatik kamu nyatain dirinya pengabdi Aldo kok."

"Terus apa lagi?" Aldo menghembuskan napas. "Mereka mau dateng ke sini? Buat keributan?"

***

Menghela napas, aku memasukkan buku pelajaran kimia yang sempat mengisi waktu kosong karena kebetulan hari ini guru sedang rapat, dan SMA Bina Bakti kembali memiliki waktu bebas untuk menikmati jam merdeka untuk kesekian kalinya.

Aku melirik Aldo di samping dan ternyata cowok itu tengah sibuk bermain dadu dengan permen karet yang bergoyang di mulutnya. Karena kepalaku terasa pusing, aku segera menyandarkan pipiku di atas meja, sembari memerhatikan benda kotak yang tengah dimainkan Aldo dengan lihai.

Rasanya kepalaku bertambah pusing, badan seketika hangat, dan wajahku yang tiba-tiba memucat. Apakah efek dari terlalu banyak belajar? Ataukah insiden tadi pagi yang menguras banyak tenaga?

Intinya, aku merasa ini adalah gejala demam.

"Aldo ...." Aku bersuara dengan lirih.

"Hm." Aldo berdehem, dengan tatapan yang belum teralihkan.

"Boleh minta air gak?"

"Air mineral gak ada."

Aku menutup mata, memegang dahiku yang terasa berdenyut. Tubuhku semakin tidak nyaman, itu berarti aku harus mendapat penanganan dari UKS dengan segera. Karena jika dibiarkan, demam ini akan berlanjut ke hari berikutnya, dan aku tidak mau mempengaruhi nilai sekolahku.

Cause I Meet You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang