PART 26 : Gagal

708 87 9
                                    

MOHON BIJAK DALAM MEMBACA
INGAT BAIKNYA, LUPAKAN BURUKNYA^^

Mata Aldo yang terpejam membuka cepat. Rahangnya menegas dengan bola mata yang menusuk menatap tajam seakan ingin menerkam orang yang tengah dihadapannya.

Tubuh kekar dengan wajah tampan yang mempunyai nama lengkap Marsheen Raynaldo ini, terlihat sangat emosi dengan kedatangan Inem yang terlalu bersemangat itu.

Nafas Aldo dihembuskan dengan kasar, sedangkan Inem masih membelalak melihat wajah mulusnya yang kini terbaluri air cokelat bekas cipratan dari mulut Inem.

Bukan hanya wajah Aldo yang basah. Namun rambut, serta Almamater berwarna biru tua berpapan nama 'Marsheen Raynaldo', dan 'Physics Of Bina Bakti Gold Class' kini ternodai air minumanku.

"OH MY LORD!! AAAAAA .... OH TOLONG MAAFKAN INEM MAS ALDO, INEM GAK SENGAJA, TOLONG JANGAN KELUARKAN INEM DARI ALDONERS, OMG!! WAJAH GANTENG KUUUU!!" Parau Inem sembari menyatukan kedua tangannya memohon maaf dengan Aldo.

"Apa?" Mata Aldo berkilat marah. "Maaf?" tanya Aldo.

"Aaaaaa.... Tolong jangan marah dulu, Inem benar-benar gak sengaja," ucap Inem dengan wajah tersedu-sedu.

"JANGAN MARAH?! LO BILANG GITU SETELAH MULUT LO NYEMBUR KE MUKA GUE?! PUAS LO, HAH?!" Teriak Aldo murka.

Sukinem tak menjawab. Ia hanya menunduk dengan mata yang berkaca-kaca, mungkin merasa bersalah dengan apa yang Ia perbuat saat ini.

"Gue gak tahu asal lo darimana! Lo tiba-tiba keluar dari rumah gue! Dan nyambut gue? Eh, gue pemilik rumah ini, goblok! Punya otak gak sih Lo?!"

"Hari pertama lo ada dirumah gue, udah ngacau gini! Gimana hari-hari besok? Aish!"

Aldo berteriak gemas, menyapu wajah kotornya menggunakan tangannya sendiri. Raut wajahnya terlihat sangat kesal, dan risi.

"Muka gue udah kek remahan rengginang gini, masih lo sembur juga, syaoloh!"

"Emm ... tolong maafkan Inem. Inem janji gak bakal gitu terus dan sela-" ucapan Inem berhenti dikala Aldo melangkahkan kaki ke dalam rumah.

Namun, Inem tidak tinggal diam. Alih-alih Aldo berjalan, gadis itu malah mencekal pergelangan tangan cowok itu membuat sang empunya berbalik dan dengan gampangnya Ia menghempaskan tangan kecil itu. Setelah itu Aldo berjalan lagi sembari mengacak rambutnya kasar.

"Nindy, wajah Aldo kenapa?" Budhe datang dengan tergesa-gesa dari dalam rumah, menghampiri kami.

"Ee ... Ini Budhe, tadi Inem ... "

"Enggak Budhe, Nindy mungkin gak sengaja tumpahin minuman ke wajah ganteng Aldo. Maafin Nindy ya Budhe, dia memang suka ceroboh," ucap Inem berbohong. Membuat darahku seketika melonjak sampai kepala.

"Apa? Aku gak salah denger 'kan?" aku membelalak, terkejut dengan pertanyaan Inem.

"Kamu itu gak berubah ya? Aku kira kamu sudah berubah, ternyata sampai sekarang masih gak mau ngakuin kesalahan sendiri. Ngaku aja sih." Inem menoleh ke arahku, menatapku dengan pandangan melotot.

Aku menggigit bibir bawahku, sangat kesal dengan Inem. Namun entah mengapa aku tak bisa berbuat apa-apa. Masih merasa takut akan tatapan tajamnya. Ya, aku memang pengecut.

"Udah, gak apa-apa kok, paling Aldo baik lagi sama Nindy. Mereka 'kan udah kaya saudara," ucap Budhe sembari mengelus pundakku lalu keluar menuju mobil yang terparkir di luar.

"Saudara?" Inem mengernyitkan dahi. "Sedekat itu kamu sama dia? Aldo? Beneran Aldo? Budhe gak salah bilang 'kan?" crocos Inem.

"Kamu kok tega bohongin Budhe? Kenapa kamu malah nuduh aku?"

Cause I Meet You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang