MOHON BIJAK DALAM MEMBACA
INGAT BAIKNYA, LUPAKAN BURUKNYA^^
***"Lo, gak lama lagi akan gue pastiin menderita udah ngelakuin ini ke Nindy," timpal Ovile. Ia melangkah maju dan dengan sigap Inem mundur sembari menarik tangannya dari cekalan Rosa.
"Apaan sih?" Ketus Inem. Ia melirik sinis.
"LO YANG APAAN?! KALO DI SINI GAK ADA CCTV UDAH MATI LO DI TANGAN GUE!"
"Eh, ya ampun! Lambe anak gold class kok gini ya, kasar banget! Kalian diajarin begini ternyata. Hwalah kasian banget wanita-wanita jalang ini."
Nana melangkah maju dengan pelan. Pandangannya tak luput memandang tajam ke arah Inem. Siapapun ada didekatnya sudah pasti menggidik ketakutan.
"Kamu tahu 'kan kalo aku murid dari korea selatan? Di sana pendidikannya keras banget. Saking kerasnya semua siswa gak bakal cari gara-gara dengan siswa lain." Nana tersenyum miring, ia mendekati wajahnya ke telinga Inem. "Kalo kamu mau tahu aku dulu pernah dipenjara waktu SMP karena kasus pembullyan dan SMA ini aku gak diterima di sekolah manapun meskipun aku pinter. Di Indonesia aku mencoba berubah menjadi lebih baik dan jangan sampai aku menjahit mulutmu kalo aku dapat masalah setelah ini," bisiknya pelan. Membuat Inem seketika membelalakkan mata.
Menghadapi mereka seorang diri, Inem semakin tersudutkan. Matanya mulai berkaca-kaca dengan wajah yang memerah, tetapi ia tetap di pendiriannya dan belum melenggang dari hadapan mereka.
Sementara itu Arvin menggenggam tanganku. "Kamu kayaknya Insomnia," bisik Arvin. Cowok itu menarikku mundur.
"Makasih Arvin udah peduli sama aku, tapi gak papa kok," jawabku sembari menipiskan bibir.
"KALIAN TUH YA, MAU AJA DICUCI OTAKNYA SAMA GADIS PELACUR! SALAH AKU APA?!" Teriak Inem.
"WHAT! DASAR TUKANG NGEMIS CINTA!" Teriak Vanessa. Suara cemprengnya melebihi suara Inem.
"KALIAN JANGAN IKUT CAMPUR YA, ATAU KALIAN AKAN MENYESAL TAU GAK?!"
"Bilang sekali lagi! Lo ngomong apa barusan?" Teriak Rosa.
"DASAR LESBI! OPERASI KELAMIN SANA!"
Sejenak Rosa diam. Nana yang memang tersulut emosi benar-benar memunculkan sifat dirinya sebenarnya. Aku tidak tahu apa yang ia katakan, tapi dari kalimatnya sudah jelas ia mengumpat dengan memakai accent bahasa koreanya.
"YA! NAPPEUN SAEKKIA! JOYONGHI!" Teriak Nana. Teriakannya yang terdengar serak terdengar seram. Nana benar-benar marah saat ini.
Inem tertawa tanpa bersalah, tetapi sebelum membuka mulut, tanpa bertanya-tanya lagi Rosa langsung menonjok pipi Inem, mengundang rasa terkejut antara kami. Aku, Arvin, Nana, Ovile, Vanessa dan Stella.
"Rasain Tuh! Anak taekwondo dilawan," teriak Ovile. Ia juga terlihat sangat geram.
Rosa menoleh. "Stel, tutup semua pintu ruang UKS, terus jangan biarkan moment langka ini sampe terdengar pihak guru. Soal CCTV kamu bisa diandalkan kan Nes?" Ucap Rosa. Stella dan Vanessa mengangguk antusias.
"Siap, Roy! Semua pihak keamanan di sini adalah anak buah ayah aku di perusahaan. Mereka gal bakal berani. Lanjutkan apa yang kamu mau lanjutkan." Vanessa tersenyum sumringah.
Arvin menggeleng lalu segera membawaku pergi, menghindari mereka. Menuju kembali ke gold class. Namun pergerakanku terhenti ketika sudah sampai di tangga. Sebenarnya untuk saat ini, aku tidak mau kembali ke kelas untuk menghadapi Aldo.
"Ada apa?" tanya Arvin. Segera aku menggeleng. "Kamu harus istirahat, Nin."
"Aku gak perlu istirahat. Aku gak papa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause I Meet You [TAMAT]
Teen Fiction"Gimana rasanya satu rumah bareng Most Wanted Aneh Bin nyebelin?" KARENA AKU BERTEMU KAMU, AKU MENCINTAIMU- Nindy Septiana. Sang pemeran utama dalam kisah ini. Maka biarkanlah dirimu masuk ke dunia ini, perlahan mengikuti dan merasakan bagaimana per...