MOHON BIJAK DALAM MEMBACA
INGAT BAIKNYA, LUPAKAN BURUKNYA^^
***
Nenek meletakkan lauk terakhir di meja makan. Sayur tumis kangkung. Aku menatap Aldo yang kini terlihat bergairah dan semangat melihat makanan-makanan ini. Tahu serta tidak masalah, karena Aldo adalah salah satu orang unik yang sangat suka dengan makanan sederhana seperti ini dari dulu.Namun melihat Arvin dan Salsa, aku merasa tidak enak. Pasti mereka tidak terbiasa makan seperti ini.
"Arvin, Salsa. Maaf ya sekali lagi. Gak ada sendok, terus makannya di lantai begini," ucapku. Namun kedua orang itu hanya diam sembari menatap makanan di atas meja. Membuatku meringis kasihan.
"Ndy, ambilin nasi dong," bisik Aldo. Ia menyapu kedua tangannya pertanda sangat tidak sabar untuk mencicipi.
"Apa harus kita beli makanan di luar aja, ya?" tanyaku lagi.
"Nasinya ambilin." Aldo menyenggol lenganku.
Sementara Arvin dan Salsa tetap bungkam.
"Arvin, Salsa. Aduh. Jawablah. Aku gak enak gini, kita beli di warung aja gimana. Kita beli ayam."
BRAK ...!
"Tinggal makan aja susah amat lo berdua!" Aldo dengan cekatan mengambil secentong nasi, lalu menaruhnya ke masing-masing piring milik Salsa dan Arvin. "Orang mau mesra-mesraan. Nih, tuh! Tinggal ambil aja sih, jangan kayak orang purba deh lo! Ndy gak usah ladenin!"
"Ngambil nasi secentong aja lo! Susahnya sampe ke DNA! GAK PERNAH SEKOLAH LO?!?!"
"Aldo, ya ampun!" Sungutku. Salsa lalu menggeleng.
"Anu ... bukannya gimana, gimana. Cuman kita gak tahu caranya makan," ucap Salsa disambut anggukan halus dari Arvin.
"TINGGAL MAKAN AJA, SALSA! BUSET SEGITU AJA TINGGAL DIAJARIN YA KALIAN. DASAR NORAK!" Aldo menarik lengan bajunya ke atas lengan. Lalu membasuh tangannya menggunakan air. "Lihat nih gua! Pake tangan doang kok! Tuh! Gampang gini!" Aldo memakan nasi menggunakan tangannya. Membuat kedua orang di hadapan kami pelan-pelan mengikuti ajaran Aldo.
"Kamu ajarin mereka makan ya? Aku mau ke belakang."
"Ngapain? Makan dulu!"
"Ke nenek bentar kok."
"Iya udah." Aldo dengan sabar mengajari kedua
orang itu cara makan menggunakan tangan, meskipun kadang Aldo berteriak karena kesal. Aku geleng-geleng kepala lalu memilih menuju dapur."Lah? Tidak makan, Nin?" tanya nenek. Aku tersenyum tipis sebagai tanggapan.
"Nanti malam Nindy udah balik ke Jakarta buat kuliah, Nek." Aku segera mendekap tubuh renta yang sudah dimakan usia itu. "Nenek, mau ikut?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause I Meet You [TAMAT]
Ficção Adolescente"Gimana rasanya satu rumah bareng Most Wanted Aneh Bin nyebelin?" KARENA AKU BERTEMU KAMU, AKU MENCINTAIMU- Nindy Septiana. Sang pemeran utama dalam kisah ini. Maka biarkanlah dirimu masuk ke dunia ini, perlahan mengikuti dan merasakan bagaimana per...