"Sebenarnya aku tidak tega membahas Cyael, dia teman yang baik, seperti kamu. Tapi aku akan menceritakannya."
"Aku berkenalan dengan dia semenjak kami diresmikan menjadi anggota gold class. Saat itu kami selalu bersama. Dia terlihat happy dan gak ada beban sekalipun."
"Dan dua minggu kemudian, aku menemukannya di bilik ini saat kembali ketika mengurus sesuatu sebagai ketua kelas. dengan kondisi yang sudah tidak bernyawa. Aku sangat tidak tahu Nin, kalo dia melakukan itu karena alasan depresi."
"Lalu Cyael dilarikan ke Bina Bakti hospital dengan cara sembunyi, hanya pihak guru, dan hanya murid gold class yang tahu dengan kondisi Cyael saat itu."
"Belum sempat dirawat di rumah sakit, pihak keluarga Cyael bertindak. Mereka marah, dan tentu tidak mau jika Cyael di sentuh oleh peralatan medis rumah sakit itu karena lantaran kecewa dengan pihak sekolah. Mereka membawa Cyael dengan paksa."
"Kami dan guru-guru yakin Cyael telah meninggal karena bunuh diri dengan menyayat tangannya."
"Dan semenjak saat itu, sebelum berita kematian Cyael tersebar, pihak sekolah menutup kasus ini dan tidak ingin mencari tahu lebih dalam."
"Harusnya aku lebih peka ketika Cyael mengatakan dulu Ia sering depresi karena tertekan. Harusnya aku mendengar dan memberi ia solusi bukan malah tertipu akan keceriannya."
"Aku brengsek Nindy. Aku takut jika kuceritakan kamu ngejauhi aku."
***
Setelah jam pelajaran akhir telah selesai, aku meraih tas merapikan beberapa buku lalu memasukkannya. Tanpa basa-basi lagi aku keluar dari kelas.
"Kebiasaan lo." Aldo menautkan tangannya menatapku dengan datar lalu mulai berjalan meninggalkan kelas.
Kami berjalan berdampingan menuju parkiran motor dengan tangannya yang menggenggam tanganku seperti tadi pagi. Tentu membuat sepasang mata langsung terbakar saat melihat.
"ALDO!"
Pandangan kami langsung ke arah sumber suara. Dia ternyata Salsa, berlari menuju kami lalu secara spontan memeluk Aldo, dengan tangannya yang belum terlepas denganku.
"Kamu masih marah ya sama aku?" Salsa melepas pelukannya merangkum wajah Aldo yang tampak bingung."Salsa, kamu belum pergi?" tanya Aldo cemas, tangan kanannya menyentuh lembut lengan Salsa tanpa menyadari bahwa ribuan mata mengarah ke kami."Maafin aku, aku janji bakal balik lagi, cuman satu bulan kok aku di Denmark."
Aku terdiam, tidak mampu melerai sepasang kekasih ini untuk melakukan yang tidak-tidak. Mereka mulai berbisik-bisik mengenai hubungan kami bertiga.
"Gak bisa cancel? Terus acara tunangan kita?" Tunangan? Mereka ingin tunangan? Tapi mengapa? Murid-murid yang menyaksikan kami, setelah mendengar perkataan Aldo seketika meraih ponselnya lalu mulai memotret, dan memandang seru dengan kata-kata tunangan.
Mengapa Aldo tak peka? Dia dilihat oleh ribuan orang disini, mengapa dia harus mengatakan tunangan? Apakah pacaran kontrak dengan Aldo berakhir sampai sini? Dia terlalu di butakan oleh cintanya itu, hingga terasa dunia milik mereka berdua.
"Aku mau cepetan pergi dari sini, ayahku udah nunggu!" Kata Salsa yang tak lupa mengecup pipi kiri Aldo.
"WOW!"
"AMAZING!!
"ADA APA?? SIAPA SIH CEWEK ITU?!"
"GUE JAMIN SETELAH VIDEO INI BEREDAR, AKUN YOUTUBE GUE RAME NIH. ASYIK!"
Aldo mematung, dan aku yang hanya bisa berdiri layaknya orang bodoh menunggunya. Aku rasa cowok itu kecewa dengan keputusan Salsa untuk membatalkan pertunangan mereka. Pantas saja daritadi Ia hanya memilih bungkam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause I Meet You [TAMAT]
Fiksi Remaja"Gimana rasanya satu rumah bareng Most Wanted Aneh Bin nyebelin?" KARENA AKU BERTEMU KAMU, AKU MENCINTAIMU- Nindy Septiana. Sang pemeran utama dalam kisah ini. Maka biarkanlah dirimu masuk ke dunia ini, perlahan mengikuti dan merasakan bagaimana per...