"DASAR GANJEN! GATEL! KAMPUNGAN! CEWEK JELEK KAYAK LO GAK PANTES BARENG COWOK FAMOUS!"
Mendengar suara yang menggelegar dari mulut wanita ini, tidak tanggung-tanggung mengundang rasa penasaran seluruh murid SMA Bina Bakti yang baru saja keluar dari kelas masing-masing. Mereka berlari ke arah kami, menerobos masuk ke kantin.
Wanita ini lalu menunjuk-nunjuk wajahku. "Lo diajarin apa sama orang tua lo?" Matanya semakin melotot. "Lo gak diajarin jadi PELACUR 'kan?!" Wanita ini mendesis.
Seketika tangannya terangkat hendak menamparku, tetapi ia memberontak ketika kedua temannya di belakang mencekal pergelangan tangan wanita itu.
"Sabar, Dew! Ini sekolah! Ingat dia anak gold class, siswa elit!" Ucap temannya memperingati.
Wanita ini malah berteriak. "Gak peduli gue! Lo pada tahu kan, dari dulu gue udah tahan buat gak ngejambak karena orang ini anak gold class. Tapi sekarang, enggak! Gue gak bakal biarin kelas itu lindungin lo lagi!" Ia lalu kembali mengangkat dagunya. "Denger ya! Papa gue itu dokter ortopedi! Dia bawahan Pak Aldy yang sekarang jadi pemimpin rumah sakit. Lo pasti gak tahu kan siapa beliau? Pak Aldy punya koneksi banyak di sekolah ini dan asal lo tahu sekali gue minta bantuan, lo pasti udah ditendang dari sekolah ini! Jadi meskipun lo itu anak gold class gak pengaruh bagi gue!"
BYUR ...!
Baiklah. Ini sudah puncaknya, aku tak kuasa lagi menahan amarahku untuk kesekian kalinya. Jus buah Naga yang belum terhabis segera kutuang ke atas kepala wanita ini. Dia sepertinya memintaku untuk melayaninya dan aku akan senang hati melakukannya.
Memangnya siapa dia tiba-tiba melabrakku begitu saja? Sebagai orang yang masih mempunyai harga diri, aku tidak akan menyia-nyiakan hal ini. Ini sudah kelewat batas!
Semua murid terperangah. Sementara ketiga orang di hadapanku tidak mampu lagi berkata-kata.
Aku lalu melangkah mendekatinya. "Kepala kamu panas banget kayaknya, jadi aku siram."
Kedua temannya menatapku dengan sorot tajam, mereka maju lalu melayangkan tangannya ke arahku. Namun sebelum itu terjadi, Ovile menghadang mereka berdua, membuat mereka berhenti. Sepertinya Ovile sudah mulai mengerti dengan keadaan.
"Ngapa lo tiba-tiba berhenti? Jambak aja! Takut lo ama bocah?" ucap salah satunya. Gadis dengan rambut yang dikuncir tinggi itu menatap tajam pada temannya yang terlihat khawatir.
"Dia anak gold class."
"Ya udah sih, biarin. Kita punya Pak Aldy. Dewi bakal minta bantuan buat ganyang mereka."
"Heh, sembarangan. Lo lupa? Orang di depan kita itu Ovile. Cucu-nya Rektor di kampus kita bego. Kalo lo mau di-drop out, sana jambak dia."
Mendengar itu, mereka mundur secara perlahan. Niatnya untuk membantu wanita yang sudah terguyur minuman ini seketika urung.
Tentu saja. Wanita ber-tag name Dewi ini berteriak sembari memegangi rambutnya yang basah. Jus pada wajahnya yang berlagak seperti penguasa itu berlumuran macam lumpur membuat make up tebalnya meleleh dan ikut menetes ke lantai.
"Puas?" Aku mendekap kedua tanganku ke dada.
"RAMBUT GUE BASAH! BERANI-BERANINYA LO—"
"KAMU YANG BERANI!" Aku berteriak. "Siapa kamu yang udah berani nyebut aku PELACUR?!Apa liat-liat, mau aku siram lagi?!"
"Dasar mahasiswi gak tau diri! Heh, derajat aku lebih tinggi daripada kamu! Dan apa? Jadi ceritanya kamu mau minta tolong sama Pak Aldy gitu? Ayo silahkan, kita lihat siapa yang bakal ditendang."
Ia menggertakkan giginya, menahan gejolak amarah yang kini terlihat di kedua bola matanya yang menonjol. Wanita itu lalu merogoh sesuatu di tasnya, entah apa yang ia raih. Tanpa dapatku elak ia melempar sebuah telur mentah ke almamaterku. Tepat pada logo emasnya. Aku membelalak, sedetik kemudian ia meludahi almamaterku, semakin membuat kobaran api dalam diriku menjadi tersulut. Semua orang yang menyaksikan terkaget melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause I Meet You [TAMAT]
Teen Fiction"Gimana rasanya satu rumah bareng Most Wanted Aneh Bin nyebelin?" KARENA AKU BERTEMU KAMU, AKU MENCINTAIMU- Nindy Septiana. Sang pemeran utama dalam kisah ini. Maka biarkanlah dirimu masuk ke dunia ini, perlahan mengikuti dan merasakan bagaimana per...