MOHON BIJAK DALAM MEMBACA
INGAT BAIKNYA, LUPAKAN BURUKNYA^^
***Motor melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalan dengan semilir angin malam. Kini aku sedang bersama Aldo, cowok berhodie hitam yang tengah fokus menyetir untuk membawaku entah kemana.
Sampai akhirnya, Motor itu berhenti tepat di pinggir jalan, depan warung terbuka yang hanya ditutupi setengah tenda berwarna kuning yang menyuguhi makanan khusus Bakso dengan aneka jenis bakso yang berbeda.
Aldo membuka helmnya, menoleh ke belakang lalu tersenyum simpul. Ia lalu mengetuk kaca helmku pelan.
"Turun yuk," ucap Aldo. Aku hanya mengangguk kecil seraya mengikuti perintahnya.
Pandanganku beredar di warung ini, melihat pelanggannya yang cukup sepi namun si pedagang terlihat tidak risau akan itu, Ia malah asik berjoget ria. Hanya ada beberapa orang yang sedang melahap semangkok bakso dengan santai.
Aldo lalu menggenggam erat tanganku, menariknya menuju ke warung kecil itu. Tanpa bertanya lagi, aku sudah menebak kami akan makan bersama di warung yang sangat sederhana ini.
Tanpa basa-basi, aku menarik sebuah kursi plastik kosong khusus pelanggan, begitu pula dengan Aldo. Kami duduk saling berhadapan.
"Woy Bang. Baksonya dua," teriak Aldo pada pelanggan yang tengah ber-DJ ria itu.
"Ashiap!"
Sembari menunggu pesanan datang, aku hanya bisa duduk, memerhatikan berbagai kendaraan berlalu lalang di jalan. Dadaku rasanya masih sesak, kata-kata Inem rupanya masih terngiang-ngiang di pikiranku. Ternyata efek dari kata-katanya masih terbawa sampai ke warung ini. Sial!
"Lo ... Gak apa-apa, Ndy?" tanya Aldo. Terlihat wajahnya sedikit ... cemas?
"Emang kenapa? Aku kelihatan sakit ya? Masa sih?"
"Enggak sih. Muke lo keliatan kayak abis keluar dari RSJ aja." Aku hanya tersenyum menanggapinya. Sudah terbiasa, dengan sikap Aldo.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, nampak sang pedagang bakso tengah menghampiri kami sembari membawa nampan berisi pesanan. Ia memasang headset dengan ukuran besar di telinganya, sembari berjalan dengan gaymoonwalk ala michael jackson.
"Pew ... pew ... Pew! Bakso ala rocker handal sudah datang, selamat dinikmati." Pria itu menghidangkan dua mangkuk bakso yang aromanya sungguh menggoda.
"Makasih Kak," ucapku.
"You are welcome adik manis," jawabnya tersenyum ramah.
Pria bertubuh ramping itu terhenti saat hendak meninggalkan kami. Ia mundur ke belakang dan menoleh dengan tatapan menyelidik ke arah Aldo, yang sudah memasang muka garang. Ape lo?
"I know you," bisik Pria itu. "Hihi... Ada anak Bina Bakti euy! Ada Bina Bakti di sini teman-teman!" Teriak pria itu, hendak memanggil orang-orang namun kakinya malah dipijak oleh Aldo dengan kuat.
"Lo mau ngerusak mood makan gue, bang?" tanya Aldo melotot, membuat senyuman pria itu tertarik ke bawah.
Merasa Pria itu sudah bungkam, Aldo menarik kakinya. Namun bukannya malah pergi, dengan gerakan bagai kilat Pria pedagang bakso itu meraih handphonenya dan berselfie dengan Aldo. Ia lalu segera berlari dengan kencang.
Aku menggeleng pelan, melihat wajah masam Aldo. Cowok itu terlihat jengkel, namun Ia tak bisa terlalu gegabah di depan umum seperti ini. Mengingat betapa banyak pasang kamera yang siap membidik dan sewaktu-waktu bisa meledak di media.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause I Meet You [TAMAT]
Teen Fiction"Gimana rasanya satu rumah bareng Most Wanted Aneh Bin nyebelin?" KARENA AKU BERTEMU KAMU, AKU MENCINTAIMU- Nindy Septiana. Sang pemeran utama dalam kisah ini. Maka biarkanlah dirimu masuk ke dunia ini, perlahan mengikuti dan merasakan bagaimana per...