"Tzuyu?"
Tzuyu mendongak lalu membulatkan kedua matanya kaget, ia segera berdiri dan menatap tak percaya seorang di depannya. Seseorang di masa lalu yang benar-benar dibencinya hingga detik ini, seseorang yang merusak harga dirinya, seseorang yang telah menghancurkan hatinya, dan--seseorang yang merupakan ayah dari putra dan putrinya, Hana dan Jaehya.
"Jungkook?"
•
•
•Karena nyatanya, hanya sekedar ungkapan kata maaf dari lipatan bibir hanyalah sebuah kesia-siaan bagi Jungkook. Pria bertubuh tinggi itu menunduk ketika mengingat kejadian kemarin, yang sampai sekarang masih terngiang-ngiang di dalam benaknya, ia menghela nafas perlahan lalu menyeruput secangkir kopi hangat di genggaman tangannya.
"Apakah aku benar-benar kejam?" Monolognya sembari menatap langit hitam yang terlihat cerah sebab ribuan bintang-bintang yang menemaninya dengan setia. Jungkook menggelengkan kepalanya lalu mundur selangkah dan menutup pintu balkon.
Tubuh tegap pria bermarga Jeon itu berbalik dan kemudian ia terduduk di kasur empuk miliknya, pandangannya teralihkan kepada sebuah foto pernikahan yang terlihat cukup usang karena tak pernah dibersihkan. Jungkook menatapnya dengan lamat dan dengan langkah pasti pria Jeon itu berdiri dan mengambil foto tersebut.
Jungkook tersenyum tipis, rasa bersalah kembali menyelimuti dirinya. Bagaimana bisa ia meninggalkan wanitanya yang kala itu sedang mengandung? Dan bisa-bisanya ia menghabiskan waktu tak berguna dengan wanita jalang tersebut. Seiring dengan ingatannya yang semakin pulih akan masa lalu, sebutir cairan bening keluar bebas dari mata indah Jungkook.
Ia terisak pelan dan dengan lembut dan memeluk foto yang ia ambil dengan begitu eratnya. Seakan-akan foto tersebut adalah wanitanya, sebisa mungkin Jungkook mengontrol dirinya, namun apa daya? Ia juga manusia biasa yang bisa saja menyalurkan rasa bersalah, kecewa, marah, sedih, dan tertekannya kepada tangisan pilu.
"Maaf."
---
"Mommy? Apa yang sedang Mommy pikirkan?" Tzuyu mengalihkan pandangannya kepada sang putri yang kini dengan sigap duduk di sampingnya, tepat di sofa teras balkon kamarnya.
Tzuyu tersenyum lalu menggeleng pelan, tangannya terulur untuk mengusap surai coklat milik Hana. Ia memperhatikan wajah sang putri dengan seksama, benar-benar terlihat begitu miripnya, seperti hasil dari Fhoto Copy. Ingatan pahit kala itu kembali mengerubungi pikirannya secara sempurna. Tzuyu menutup keduanya matanya, lantaran berusaha untuk menahan kesedihan yang tengah melandanya.
"Jaehya dimana?"
Hana terkekeh geli lalu mendekatkan wajahnya ke arah telinga sang ibu, ia berbicara dengan pelan seakan-akan karena terlalu takut kakak kembarnya itu mendengar.
"Jaehya sudah tidur Mom, sepertinya dia benar-benar lelah karena puas bermain dengan Uncle Kookie tadi." Ungkap Hana dengan nada bisik yang sukses membuat kedua mata Tzuyu membulat sempurna. Ia menoleh kearah Hana lalu memegang kedua pundak putrinya itu, sehingga sang empu merasa dibuat bingung karena ulah aneh yang sang ibu lakukan kepadanya.
"Kalian sempat bermain dengan-nya?"
"Iya Mommy, memangnya kenapa? Uncle Kookie benar-benar orang yang baik, Hana begitu menyukainya Mom." Dengan wajah yang berseri-seri Hana tersenyum dengan manisnya, sehingga lesung pipinya terlihat begitu nyata dan membuatnya semakin menggemaskan saja.
"Mommy mohon, sebagaimana pun kalian harus menjaga jarak dengan Uncle Kookie. Dia tidak sebaik yang kalian kira sayang, Mommy mohon! Jika bisa, kalian lebih baik tidak usah menemuinya lagi bahkan sampai kapanpun." Ujar Tzuyu dengan yakin dan nada penuh tekanan disana, Hana mengerutkan dahinya bingung sembari menatap kearah Tzuyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞, 𝐎𝐧𝐞 𝐌𝐨𝐫𝐞 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞
FanfictionHighest Rank : : #02 On Tzukook #02 On Marriege #02 On BangtanTwice #05 On MinatozakiSana #07 On ChaEunwoo #18 On ChouTzuyu [15+] ____________________________________________________ Apakah aku bisa mempercayakan hatiku untuk kembali lagi padamu? D...