Tzuyu kini tengah membersihkan kamar miliknya, lumayan berantakan akibat Jaehya dan Hana yang semalam tidur bersama dengan-nya. Ditambah dengan sialan Jeon Jungkook juga ikut serta, jadilah kasur itu ditempati oleh empat orang manusia. Wanita yang sebentar lagi berusia 26 Tahun itu mendengus dengan sebal, ia teringat jika semalam Jungkook benar-benar mencari cara agar dekat dengan dirinya.
Lelaki Jeon itu bahkan dengan santai ingin memindahkan Hana dan Jaehya ke kamar mereka yang terletak di samping kamar milik sang Ibu, Chou Tzuyu. Ia berkata ingin tidur dan menghabiskan waktu berdua dengan Tzuyu, dan tentunya hal itu ditolak dengan keras. Tzuyu mengancam akan mengusirnya dari rumah jika Jungkook melakukan hal macam-macam.
Sesekali Tzuyu mendesah lelah merapihkan kamar yang luasnya ini tidak main-main. Setelah dirasa cukup bersih dan rapi, Tzuyu keluar dan menuruni tangga. Bersiap untuk membuatkan sarapan pagi, ia tidak mau si kembar sakit karena tidak ada asupan makanan pagi ini.
"Good morning, Mommy!" Sapa Jaehya dan Hana bersamaan, Tzuyu tersenyum manis menanggapinya.
Dilihatnya Jaehya dan Hana yang kini duduk berdua dengan tenang di depan TV sembari menonton film cartoon kesukaan mereka, Oggy And The Cockroach dan The Minnion. Keduanya begitu santai dengan tangan yang sesekali asyik mengambil sebuah snack dari dalam toples berwarna biru--yang si tampan Jaehya pegang dan merah muda--yang si cantik Hana pegang.
Tzuyu meneruskan langkahnya menuju dapur, ia terdiam dan berhenti sekaligus menaikkan salah satu alisnya kala mendapati Jungkook yang kini tengah memotong-motong sayuran. Di samping pria Jeon itu ada sebuah panci berukuran sedang yang entah apa isinya Tzuyu tidak tahu, dengan cekatan Tzuyu mendekat lalu membuka tutup panci tersebut.
Ah, ada sebuah sup ayam.
Jungkook menoleh kala ujung matanya menangkap suatu objek, ia tersenyum lalu kembali melanjutkan kegiatan memotong-motong sayuran-nya. Sesekali ia berdeham sebab ingin dianggap ahli oleh Tzuyu, ck.
"Kau sudah bangun?"
"Belum." Jawaban Tzuyu membuat Jungkook menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ah, pertanyaan yang bodoh sekali bukan? Tentu saja Tzuyu sudah bangun, jika belum mengapa wanita itu ada disini bersama dengan diri-nya?
Wanita Chou itu kemudian membuka kulkas dan mengeluarkan tiga butir telur, ia kemudian menyuapiku mangkuk besar dan garam halus. Pertama Tzuyu membuka ketiga butir telur tersebut lalu dimasukkannya ke dalam mangkuk, ia menaburkan sedikit garam halus dan mengambil sebuah potongan daun bawang yang sempat Jungkook potong tadi.
Lelaki itu mendesah, ah seharusnya potongan-potongan itu ia ambil untuk diberikan pada sup ayam. But, tidak masalah! Jika Tzuyu yang melakukannya, Jungkook akan tetap diam tidak berkutik.
Dilihatnya Tzuyu yang kini tengah mengocok adonan telur yang sudah sedikit mengental kini. Wanita itu mengambil teflon besar yang sudah diolesi oleh minyak goreng dan menyiramkan adonan telur di dalamnya. Ia mengambil spatula untuk bersiap membolak-balikkan telurnya. Sebelum itu Tzuyu juga sempat mengambil piring bulat sebagai tempat untuk si telur goreng.
Keheningan mulai menimpa, Jungkook mengetuk-ngetuk jarinya di pinggir kompor tanam. Ia sesekali bersiul yang membuat Tzuyu cukup terganggu, kalian tahu? Keadaan ini seperti berada di masa-masa remaja.
"Hm, Tzuyu?" Panggil Jungkook sekilas yang membuat Tzuyu sedikit menyipitkan matanya kearah samping. Wanita itu masih saja fokus pada makanan di hadapan-nya.
"--Boleh kita berbicara berdua?"
"Kita sudah berdua sekarang."
Ah dingin sekali, pikir pria Jeon itu sekilas. Tetapi, ia juga tersadar bahwa sifat Tzuyu kepada dirinya yang sekarang adalah ulah-nya sendiri di masa lalu.
"Maksudku empat mata, kita dapat membicarakannya di cafe mungkin?"
"Tidak, terima kasih."
"Tapi Tzu, tentang semalam--"
"TIDAK!"
Jungkook terdiam lalu kembali melanjutkan kegiatan memotongnya kembali. Sesekali ia melirik kearah Tzuyu yang tampaknya menundukkan wajah, Jungkook tidak dapat melihat wajahnya akibat rambut-rambut halus berwarna coklat milik Tzuyu menutupinya.
"Jaehya? Hana? Ayo kemari, makan sudah siap."
Mendengar penuturan sang Ayah, kedua anak kecil itu berlari dengan cepat menuju ruang makan yang bersebelahan dengan dapur. Raut wajah gembira tertampak di wajah mereka, Jungkook tersenyum lalu mengacak rambut Jaehya dengan asal yang membuat pria kecil itu mendengus sebal karena sikap jahil sang Ayah.
"Mommy? Ayo sarapan bersama kami." Tutur Hana yang membuat Tzuyu mendongak dan tersenyum tipis pada Putrinya. Ia mengangguk kecil lalu mengambil sebuah susu kaleng dan mencampurnya dengan air.
Setelah selesai, Tzuyu menuang cairan berwarna coklat itu ke dalam gelas Hana dan Jaehya. Ia memberikan masing-masing kepada si kembar, dengan sigap Jaehya dan Hana mengambilnya dengan kedua tangan mungil mereka. Sesudahnya Tzuyu hanya terdiam sembari menatap keduanya, tak jauh berbeda dengan Jungkook. Kedua maniknya sedari tadi menatap kearah Tzuyu.
Ia yakin, Tzuyu pasti merasa begitu terpukul. Ditambah, dengan penjelasan yang membuat hatinya hancur semalam adalah disaat ia mengungkit masa lalu dimana Jungkook mencampakkan dirinya. Rasa bersalah semakin melingkari Pria Jeon itu, Jungkook mendekat lalu duduk di samping Tzuyu. Ia mengambil tangan sang istri lalu menggenggamnya dengan erat.
Bingung?
Akan ada saat dimana semuanya akan dijelaskan secara bertahap-tahap.
"Tzuyu? Bisakah kita bicara empat mata, saja?"
Hana dan Jaehya berpandangan. Yap, sedari tadi mereka merasakan aura yang tidak bersahabat dari sang Ayah dan Ibu. Namun, Jaehya mengisyaratkan untuk tetap diam dan melanjutkan acara sarapan mereka. Tzuyu menghela nafas kasar lalu melepas genggaman tangan Jungkook dan menuju Taman.
"Aku minta maaf."
"Untuk apa? Kau tidak salah."
"Tzuyu, dengarkan aku. D-dahulu aku benar-benar bodoh karena telah menyia-nyiakan dirimu, aku bahkan sempat mencaci-maki karena aku benar-benar brengsek saat itu. Aku terlalu dibutakan dengan amarah, Tzuyu. Tentang Yein, aku dan dia tidak pernah ada hubungan apa-apa lagi, dia berbohong padaku. Dan aku bodoh karena telah mempercayainya begitu saja tanpa berpikir panjang. Aku benar-benar minta maaf--"
"--Setidaknya bisakah kita kembali seperti dahulu? Kita memulai segalanya dari awal, membesarkan Jaehya dan Hana dengan penuh kasih sayang. Biarkan mereka tahu rasa memiliki keluarga yang utuh, Tzuyu. Aku mohon, tidak-kah kau kasihan melihat mereka yang terus-menerus ingin kita bersatu? Surat cerai itu, aku tahu kau belum menandatangani-nya. Jadi, aku pergi kembali ke pengadilan untuk menarik kembali tuntutanku Tzuyu. Aku mohon, aku mencintaimu."
Mendengar penjelasan itu, Tzuyu hanya tersenyum kecut dan menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Ia akui, ada sedikit rasa bahagia di hatinya kala mendengar kalimat yang Jungkook lontarkan. Namun, ketika ia mengingat bagaimana Pria itu membentak dan mencaci-makinya Tzuyu harus membuat keputusan yang lumayan rumit dengan menolak Pria itu.
Ia tahu dirinya egois, dan ia pun tidak munafik dengan benar adanya jika jauh di dalam sana ada rasa dimana ia ingin dirinya dan Jungkook kembali bersama dan membangun keluarga yang utuh untuk si kembar. Tapi, ia tidak bisa.
"Maaf Jung, tapi aku sudah terlanjur terluka. Melihatmu menolak dan berkata ingin menikah dengan Yein terasa seperti sebuah benturan kuat di hidupku, setidaknya jika kau masih mencintaiku--cobalah kau kubur rasa itu dalam-dalam. Karena untuk membuatku kembali ke dalam hidupmu, adalah sebuah keputusan yang mustahil untuk kulakukan Jungkook."
Deg!
Jungkook terdiam, ia kembali menatap manik milik Tzuyu yang tampaknya cukup berair.
"Kau menolak-ku?"
"Aku minta maaf, pelajaran pertama yang kudapatkan saat bersamamu adalah tidak pernah mengetahui cara untuk kembali pulang ke masa itu, Jungkook."
Tbc
-- Kamis, 14 Mei 2O2O --
By, ShalfinaJeon_❤️❤️❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞, 𝐎𝐧𝐞 𝐌𝐨𝐫𝐞 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞
FanfictionHighest Rank : : #02 On Tzukook #02 On Marriege #02 On BangtanTwice #05 On MinatozakiSana #07 On ChaEunwoo #18 On ChouTzuyu [15+] ____________________________________________________ Apakah aku bisa mempercayakan hatiku untuk kembali lagi padamu? D...