46# Persiapan

759 114 2
                                    

"Aku ingin pernikahan putraku dan Chou Tzuyu amat mewah dan meriah. Kalian dapat mendekorasi hal tersebut, bukan? Tolong jangan buat kami semua kecewa."

Jung Sora tersenyum untuk kemudian setelah menjelaskan setiap detail dari pernikahan putranya nanti dengan Chou Tzuyu.

Wanita paruh baya itu menatap kagum kearah dalam ruangan sebuah gedung yang memang telah disewa keluarga Jung untuk pernikahan Jaehyun dengan Tzuyu. Sedangkan kedua mempelai? Sama sekali tidak ada raut wajah bahagia diantara keduanya.

Jaehya dan Hana semakin bersikap dingin pada Jaehyun karena mereka cukup mengerti arti dari pernikahan. "Nyonya Jung? Untuk makanan kami sudah mempersiapkan segalanya, akan diantar satu hari sebelum acara pernikahan." jelas salah satu wanita dengan gaya rambut yang digulung sehingga leher jenjang-nya terlihat.

Sora mengangguk sebagai jawaban lalu tatapannya tertuju pada Tzuyu yang duduk seorang diri di salah satu kursi--tepatnya di bagian ujung gedung. Karena tidak ingin membuat Tzuyu terganggu, Sora memutuskan untuk meninggalkan Tzuyu seorang diri dan fokus pada keperluan-keperluan pernikahan.

Sedangkan di sisi lain, si wanita Chou itu tengah bergulat dengan pikiran-nya. Tzuyu mengingat kenangan-kenangan yang selama ini ia lewati bersama dengan Jungkook. Tanpa sadar, air matanya menetes. Kalau bisa, Tzuyu ingin pergi saja rasanya.

Dan sebuah tepukan di pundak membuat Tzuyu mendongak, lalu tersenyum tipis kala melihat Sana yang berdiri di hadapannya.

"Ada apa, Eonni?"

Sana menggeleng menanggapi pertanyaan Tzuyu, ia kemudian menarik kursi tepat di hadapan wanita Chou itu. "Masih ada waktu untuk kembali memikirkan semuanya, Tzuyu." jelas Sana dan tentu mengundang kerutan wajah bingung dari sang empu.

"Apa maksudmu, Eonni? Waktu untuk berpikir lagi? Aku pikir tidak ada, kau tahu Eonni? Semuanya sudah berjalan, aku tidak dapat menyangkal apapun sekarang. Hanya bisa diam dan mengikuti alur yang garis takdir tentukan pada hidupku."

Setelahnya Tzuyu tersenyum miris, ia kemudian mengambil sebuah gelas kecil berisi teh hangat yang disajikan di meja tempatnya beristirahat sejenak.

Sedangkan Sana? Ia masih menampilkan senyuman manisnya, seakan-akan mengerti perasaan yang Tzuyu alami sekarang ini. Bingung, kecewa, marah, dan tentunya sedih. Jika dipikir ulang, tentang perjuangan Jungkook selama ini patut diberikan simpati yang lebih.

Namun, apa daya jika Tzuyu sudah memilih Jaehyun sendiri?

"Aku tahu ini gila, Tzuyu. Tapi aku percaya, jika kau mencintainya pasti ada saja yang akan mempertemukan dan membuat kalian bersatu. Pernikahan bukanlah hal yang dapat dimain-mainkan, namun dapat dicegah. Jika kau memang tidak mencintai Jaehyun, setidaknya kau harus berjuang. Jangan menyerah begitu saja, aku tahu mungkin aku seperti memberikan efek negatif untuk-mu. Tapi, aku serius kali ini."

Penjelasan Sana yang detail membuat Tzuyu menatap kearahnya. Wanita itu jelas menangkap jelas apa maksud dari Sana. Untuk kemudian ia menghela nafasnya perlahan, Tzuyu sedikit memejamkan kedua matanya. Tidak mungkin juga ia melakukan hal itu. Namun, hati, pikiran, serta tubuhnya mendukung setia.

Jadi, apa yang harus Tzuyu lakukan? Persiapan pernikahan sudah sepenuhnya dipersiapkan. Mulai dari fitting baju, penyewaan gedung, bahkan makanan-makanan. Dan disaat-saat seperti ini, ia jadi terpikirkan si kembar yang tampaknya masih marah pada dirinya.

Jaehya dan Hana memilih untuk menghabiskan waktu bersama dengan Jungkook selama sehari penuh setelah tiga hari mereka sakit demam dua minggu yang lalu. "Sana Eonni? Kira-kira, kemana Jungkook membawa Jaehya dan Hana?" tanya Tzuyu dengan nada penasaran. Dan Sana mengendikan bahunya pelan, menandakan ia tidak tahu.

𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞, 𝐎𝐧𝐞 𝐌𝐨𝐫𝐞 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang