36# Memilih

793 124 37
                                    

Berkas-berkas yang menumpuk di atas meja membuat Jung Jaehyun, merasa sangat terbebani. Tidak seperti biasanya kertas-kertas berukuran besar hadir tepat di atas meja kantornya. Ditambah, akan ada pertemuan untuk kerja sama perusahaan dengan Jeon D-Corp. Yang Jaehyun tahu, nama CEO mereka adalah Jeon Jungkook--selaku putra tunggal dari pendiri Jeon D-Corp sendiri.

Pria Jung itu kemudian beralih pada saluran telepon khusus di mejanya. "Yeeun-ah? Bisa tolong buatkan aku secangkir kopi panas? Aku benar-benar lelah." kata Jaehyun sembari menekan salah satu tombol disana.

"Baik, sajangnim. Kopi panasmu akan segera aku buatkan." Setelahnya sambungan telepon mereka terputus.

Dan Jaehyun mulai menyandarkan tubuh di kursinya, ia memejamkan kedua mata lalu berdecak kesal. "Sialan, ingatan itu lagi." Pria Jung itu bangkit lalu menghampiri sebuah bingkai foto berisi seorang wanita cantik disana. Dan sebab hal itu, Jaehyun tersenyum manis karenanya.

"Aku tidak tahu, mengapa selama ini aku belum cukup bisa untuk melupakan-mu sepenuhnya, sayang."

Kemudian senyuman manis itu luntur dan tergantikan dengan tatapan sendu. Jaehyun merasakan bahwa ada sebuah cairan bening yang mulai menumpuk di matanya, ia berusaha keras untuk menahan. Namun, jika berhubungan dengan wanitanya--ah mungkin wanita masa lalunya, Jaehyun akan menjadi pria yang rapuh.

Kisah cinta mereka harus berakhir dengan kandas, seluruh rekayasa yang mereka bangun sejak awal menjalin hubungan kini harus musnah sebab jalan takdir yang tidak memihak sama sekali. Dan karena hal itu juga, Jaehyun menyesal--sangat amat menyesal karena tidak dapat mempertahankan pernikahan mereka dengan baik.

"Andai saja saat itu aku berusaha lebih keras untuk kembali mendapatkan dirimu, Rose-ah."

• • •

"Mau apa lagi Uncle kemari?" Jeon Jaehya dan Jeon Hana menatap Eunwoo dengan tajam. Namun, berbeda dengan wanita cantik berwajah imut yang duduk di samping pria Cha. Si kembar justru terlihat benar-benar menyukai dirinya.

Bahkan, Hana pun dengan lembut mengusap-usap perut besar milik Chaeyeon dengan sayang. Ia sesekali mendekatkan wajahnya ke perut Chaeyeon lalu tertawa untuk kemudian, usia kandungan-nya telah menginjak bulan ke-delapan dimana bayi dapat menendang dari dalam sana.

"Aunty Chae? Bayinya menendang, wah hebat sekali. Apakah dia laki-laki? Apakah dia sedang bermain bola seperti Jaehya di dalam sana?" tanya Hana dengan polosnya yang mengundang tawa dari Eunwoo dan Chaeyeon.

Ah iya, Tzuyu kini telah memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Dengan alasan tidak ingin merepotkan Junmyeon dan Joo-Hyun dengan kehadiran mereka walau nyatanya tidak ada yang keberatan sama sekali. Mendengar tawa dari mulut pasangan suami-istri muda itu keluar, Tzuyu yang berada di dapur ikut terkekeh.

Wanita Chou itu tengah membuat sebuah Sup daging dengan Jjangmyeon. Cukup lama waktu yang Tzuyu habiskan nyatanya, ia pikir tidak akan ada tamu yang datang namun Tzuyu salah mengira. Kedatangan Cha Eunwoo dan Jung Chaeyeon--ah, Cha Chaeyeon itu mendadak.

Eunwoo mengatakan ia tidak akan tenang sampai kedua bocah menggemaskan itu memaafkan dirinya. Dan dengan kehadiran sang istri bersama dengan-nya membuat Eunwoo sedikit merasa lega, sebab si kembar mau menerimanya walau sedikit.

"Makanan sudah siap." teriak Tzuyu yang membuat ke-empat orang yang semula berada di ruangan tamu itu berjalan ke ruang makan.

Chaeyeon tersenyum manis lalu memeluk Tzuyu. "Terima kasih banyak, Tzuyu. Maaf sangat merepotkan-mu dengan datang mendadak seperti ini, dan maaf aku tidak membantumu sama sekali." sesal Chaeyeon yang membuat alis Tzuyu mengerut.

𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞, 𝐎𝐧𝐞 𝐌𝐨𝐫𝐞 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang