"Aunty? Adik Bayinya kapan keluar dari dalam perut Aunty? Jaehya benar-benar tidak sabar Aunty. Ingin melihat adik bayinya Aunty dan Uncle Taehyung."
Jaehya, pria kecil berwajah imut sekaligus tampan itu kini tengah merengek kecil di depan Sana. Jaehya benar-benar tidak sabar melihat bayi Sana dan Taehyung itu. Kandungan Sana sudah memasuki 9 bulan pas, hanya tinggal menunggu hari untuk melahirkan sang buah hati pertamanya.
"Kau harus bersabar Jaehya Oppa, beberapa hari lagi adik bayinya pasti keluar. Jaehya Oppa harus bersabar nde, jangan murung seperti itu terus. Jika Oppa-nya murung adik bayinya juga murung bagaimana?" Ujar Sana sembari bercanda kepada putra pertama sang adik ipar itu.
"Hm, nde nde--"
Jaehya tidak meneruskan kata-katanya, ia kemudian mendekatkan tubuh mungilnya kearah perut Sana yang sudah besar itu. Ia mengelus perut Sana perlahan dengan tangan mungilnya, sesekali Jaehya mendekatkan kepalanya kepada perut Sana, katanya ia ingin mendengar adik bayinya berbicara haha!
"--Aunty? Adik bayinya menendang kepala-ku!" Ujar Jaehya antusias sembari tersenyum senang pada Sana.
"Really? Bagaimana menendangnya?"
"Tadi Jaehya sedang mendekatkan kepala kearah perut Aunty, dan disaat itu juga dia menendang dengan keras." Kata Jaehya dengan mata berbinar-binar. Ia terkejut sekaligus merasa senang karena akhirnya setelah sekian lama ia dapat merasakan tendangan bayi didalam kandungan Sana itu.
"Aunty? Tidak merasa sakit apabila ditendang? Ah iya, adik bayinya berjenis kelamin apa? Yeoja atau Namja? Aku begitu penasaran." Tanya Jaehya sembari menatap kearah Sana.
"Tentu saja sakit namun Aunty akan menahan-nya dengan baik, dan untuk jenis kelamin--Aunty dan Uncle tidak tahu, karena kami tidak memeriksa-nya." Jelas Sana yang membuat pria kecil itu mengerutkan keningnya bingung, ia meletakkan jari telunjuk mungilnya pada dagunya tersebut sembari berpikir keras.
"Mengapa tidak diperiksa? Mengapa begitu? Jika tahu kita dapat bersiap-siap bukan? Biarpun ia namja, akan Jaehya jadikan sebagai teman baik. Apabila ia yeoja, dapat menjadi teman-nya Hana." Ujar Jaehya sembari menatap kearah Sana yang hanya menampakkan senyum gelinya pada Jaehya.
"Jeon Jaehya sayang, Aunty dan Uncle memang sengaja untuk tidak memeriksa-nya, agar menjadi suprise untuk kita. Jadi, walaupun itu namja atau yeoja Aunty dan Uncle pasti akan menerimanya dengan rasa bersyukur, dia sehat aja Aunty sudah bahagia sekali." Kata Sana sembari tersenyum manis kepada Jaehya yang mulai menganggukkan kepalanya tanda bahwa ia telah mengerti kini.
"Ouh begitu ternyata, kejutan--benar bukan Aunty?" Sana hanya tersenyum sembari mengangguk-angguk perlahan.
"Hum, Aunty? Mommy dan Hana kemana? Lama sekali perginya, padahal Mommy bilang hanya berbelanja. Ah aku bosan sekali." Ungkap Jaehya sembari menopang dagu kecilnya dengan kedua tangan mungil itu.
"Hahaha, mungkin mereka makan siang terlebih dahulu sayang. Berbelanja itu benar-benar menghabisi nyawa banyak tenaga, setelah memilih-milih barang yang kita ma -- Awh." Jaehya sontak melihat kearah Sana.
"Awh -- sakit, Jaehya." Sana meringis sembari memegangi perut dan menggenggam tangannya sendiri dengan begitu erat. Ia sekuat mungkin untuk menahan sakit berkali-kali lipat yang sedang menyerangnya kini.
Jaehya hanya diam sembari menatap ragu kearah Sana, ia bingung harus melakukan apa. Namun--
"Jaehya sayang! Sana Eonnie! Kami pulang!"
Jaehya yang mendengarnya segera berlari kearah bawah dan menemukan Tzuyu yang sedang meletakkan barang belanjaan mereka sedangkan Hana yang memegang es krim di tangan kanannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞, 𝐎𝐧𝐞 𝐌𝐨𝐫𝐞 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞
FanficHighest Rank : : #02 On Tzukook #02 On Marriege #02 On BangtanTwice #05 On MinatozakiSana #07 On ChaEunwoo #18 On ChouTzuyu [15+] ____________________________________________________ Apakah aku bisa mempercayakan hatiku untuk kembali lagi padamu? D...