10# I Can Do This!

1.3K 175 9
                                    

Sebab kejadian kemarin lalu, baik Tzuyu maupun Jungkook kini menjadi pribadi yang lebih tertutup. Keduanya saling diam tanpa adanya niatan untuk bertegur sapa sekalipun, perkataan Jungkook kemarin masih saja terlintas dalam pikirannya. Jujur, Tzuyu tahu pria itu benar-benar serius kali ini--namun hatinya masih belum cukup siap untuk kembali memulai sebuah lembaran baru dalam hidupnya.

Tzuyu akui ia egois, dengan menolak Jungkook secara terang-terangan sama saja dengan menghancurkan hidup kedua malaikat kecilnya, Jeon Jaehya dan Jeon Hana.

Namun, bagaimana lagi? Tzuyu juga hanyalah seorang manusia yang dapat merasakan sebuah rasa sakit bukan? Terlebih lagi, rasa sakit itu cukup mendalam--ah, bahkan benar-benar mendalam untuk menancap sempurna di hatinya.

Karena canggung, Jungkook memilih pulang ke mansion miliknya. Hana dan Jaehya sempat memprotes hal tersebut, karena beranggapan tidak akan bertemu dengan Jungkook lagi. Akan tetapi, tentunya Jungkook--selaku sang Ayah membantah hal tersebut, pria Jeon itu berjanji akan mengunjungi mereka di setiap harinya, jika bisa.

Dan sekarang, tinggalah Tzuyu dan si kembar yang berada di rumah. Berhubungan dengan besok adalah jadwal sekolah, Jaehya dan Hana tidak diperbolehkan untuk tidur malam-malam. Dan tentunya, mereka dapat mengerti ucapan sang Ibu yang dipenuhi hal-hal positif di dalam-nya.

Kring!

Sinar matahari dan tepukan di pipi membuat Hana mengerjapkan kedua mata bulatnya--persis mirip dengan milik Tzuyu, gadis kecil itu menyunggingkan senyuman kala melihat sebuah lengkungan manis yang tercipta di wajah cantik milik sang Ibu.

Tzuyu memakai sebuah pakaian kantor-nya, dengan rok licin berwarna hitam pekat yang setinggi lutut bersamaan dengan sebuah baju berwarna putih gading yang mendominasi kala rambut coklat itu tergerai dengan bebasnya.

"Selamat pagi, sayang."

"Selamat pagi juga, Mommy!"

Hana mengecup pipi Tzuyu sekilas dan untuk kemudian gadis berusia lima Tahun itu beranjak dan berlari menuju kamar mandi yang terletak di dalam kamar miliknya dan Jaehya, dan tentunya sembari membawa handuk yang berwarna merah muda.

Asal tahu saja, warna merah muda dan ungu adalah warna favorit Hana. Ia berpendapat, bahwa warna merah muda dan ungu adalah warna cinta, layaknya kasih sayang dari Tzuyu yang selalu ia dapatkan di setiap harinya.

Wanita itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya kala melihat kelakukan Hana, ia kemudian beranjak dari tempat tidur sang Putri dan kini memilih untuk mengecup kening dan mengusap pipi milik Jaehya. Pria kecil itu terlihat terganggu dari tidur nyenyak-nya, dan hal itulah yang membuat Tzuyu semakin merasa dibuat gemas untuk kembali menjahili Putranya.

"Jae? Jae? Ayo bangun, sayang. Sudah pagi, kau harus berangkat ke sekolah." Tzuyu berujar dengan nada yang lembut dan tepat berada di telinga Jaehya, namun hasilnya nihil! Ia sama sekali tidak terbangun, hingga Tzuyu terpaksa menggunakan cara yang lain.

"Jaehya? Sudah ya, Mommy dan Hana ingin pergi. Kau jaga rumah ini, nde?"

Alhasil kedua manik indah itu terbuka dan membulat sempurna, dengan rambut yang masih acak-acakan Jaehya terburu-buru memeluk tubuh Tzuyu. Ia takut jika perkataan sang Ibu akan benar-benar terjadi, siapa yang tidak nyaman jika ditinggalkan seorang diri di dalam rumah? Sedangkan saudari dan Ibunya pergi entah kemana.

"Andwae! Aku bangun, sudah bangun. Mommy jangan meninggalkan aku, mengerti? Mommy tahu bukan jika aku adalah tipe anak tampan yang tidak suka ditinggalkan oleh siapapun, terkecuali Daddy! Jae mengerti jika dahulu Daddy sedang bekerja, benar begitu bukan? Ah sudah-sudah, aku akan mandi--" Tzuyu terdiam mendengarnya, lagi dan lagi ia memikirkan pria Jeon itu.

𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞, 𝐎𝐧𝐞 𝐌𝐨𝐫𝐞 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang