29# Aku Harus Percaya Pada Siapa?

802 130 45
                                    

Jungkook menatap ke arah Tzuyu dengan bingung, wanita itu tidak seperti biasanya. Hari-hari yang lalu Tzuyu akan tampak sangat senang apabila Jungkook datang. Namun berbeda dengan hari ini, wanita itu hanya banyak terdiam sembari menatap ke arah jendela.

Sebuah sup ayam yang berada di atas nakas kini menjadi dingin sebab tidak Tzuyu sentuh sama sekali. Apabila sudah seperti ini, Jungkook menjadi sangat bingung--apa yang telah terjadi sebelum dirinya datang sore hari ini?

"Tzuyu?"

Sang empu tidak menoleh, melainkan hanya memberikan sebuah lirikan mata pada Jungkook secara sekilas. Hatinya sakit memang, ia bingung--sangat bingung. Perhatian Jungkook selama ini, kasih sayang yang pria itu berikan, hingga sikap yang membuat Tzuyu memutuskan untuk kembali percaya padanya.

Apakah semua itu hanyalah sebuah kepura-puraan semata? Tzuyu tidak tahu. Ia tidak ingin termakan hasutan orang lain, namun tidak dapat dipungkiri bahwa pikiran-nya mulai memikirkan kalimat demi kalimat yang Yein lontarkan padanya tadi pagi. Memori kembali berputar, dimana saat-saat kebersamaan antara dirinya dengan Jungkook dahulu.

Tzuyu akui, ada sedikit rasa percaya dengan kata-kata Yein tadi. Namun hati nurani nya memerintah bahwa semua itu tidak-lah benar, dan disinilah Tzuyu sekarang. Dilanda kebingungan, ia tidak tahu harus melakukan apa. Memilih untuk percaya atau memilih untuk tetap bersama?

"Jungkook-Ssi boleh aku bertanya sesuatu padamu? Jika tidak keberatan, mungkin?" izin Tzuyu dengan nada hati-hati sambil menatap sendu ke arah Jungkook.

Jungkook mendekat lalu mengangguk-kan kepalanya, ia menarik kursi ke arah Tzuyu sebagai tempat menampung tubuhnya. Ia tersenyum manis kala Tzuyu menggenggam tangan-nya.

"Kau ingin bertanya tentang apa?"

"Banyak sekali, tapi aku harap jangan ada satupun kebohongan yang terucap dari mulutmu." pinta wanita itu yang diangguki oleh Jungkook dengan cepat, pria Jeon itu tampak santai sebab ia tidak tahu hal apa yang ingin Tzuyu tanyakan pada dirinya.

"Tanyakan saja semaumu, aku tidak akan marah dan berbohong."

Tzuyu menghela nafasnya, "Ini tentang, Yein." Sebuah decakan kesal terdengar dari mulut Jungkook, lelaki Jeon itu hampir saja beranjak jika Tzuyu tidak menahan dirinya dengan cepat.

"Aku mohon dengarkan terlebih dahulu, kau sudah berjanji untuk tidak marah."

Mendengar hal itu, Jungkook terpaksa menghela nafasnya dengan kasar. Ia kemudian kembali duduk dengan benar dan menatap Tzuyu. Wajahnya begitu dingin dan datar saat Tzuyu mengucapkan nama wanita itu.

"Tadi pagi ia datang kemari un--"

"APA?"

"Jungkook tenanglah dahulu, biarkan aku menyelesaikan kalimatku." kata Tzuyu dengan serius yang membuat Jungkook lagi-lagi harus menahan emosinya. Lelaki Jeon itu mengedarkan pandangannya ke arah lain agar kedua matanya tidak menatap manik indah Tzuyu.

"--Dia mengatakan banyak hal padaku Jungkook. Namun aku tidak percaya karena aku tahu bahwa yang ia katakan adalah rekayasa semata yang ia buat untuk menghancurkan hubungan kita sekarang. Akan tetapi, ada satu hal yang membuatku bingung. Antara harus mempercayai dirinya atau dirimu yang sekarang."

Setelah Tzuyu mengucapkan kalimat tersebut, Jungkook menoleh sembari mengerutkan keningnya. Wanita Chou itu sedikit berdebar-debar untuk mengatakan semua ini, ia hanya takut bahwa yang Yein katakan adalah benar adanya. Tzuyu takut hal itu, sangat takut. Rasanya memang tidak terlalu sakit kala Yein yang mengatakan, tetapi jika hal itu terungkap dari mulut Jungkook sendiri--ia akan merasa lebih hancur.

𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞, 𝐎𝐧𝐞 𝐌𝐨𝐫𝐞 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang