39# Kesadaran

744 112 7
                                    

Sosok pria yang kini tengah berdiri di hadapan Jungkook itu hanya tersenyum tipis, ia Lee Minhyuk. Sosok yang pernah menemui Jungkook beberapa minggu yang lalu. Pria itu menatap Jungkook dengan santai, salah satu kakinya ia naikkan ke atas lutut. "Apa yang membuatmu kemari, Jungkook-Ssi?"

Jungkook mendongak, ia kemudian berdeham lalu memulai untuk membuka pembicaraan. "Tentang kebenaran yang kau katakan padaku, apakah itu benar? Bayi dalam kandungan Yein bukan-lah benihku?"

"Kau tidak percaya."

"Aku tahu--"

"--Lantas? Jika kau tahu mengapa kau tidak percaya?"

"Hanya saja, aku terlalu bodoh saat itu. Aku mencoba untuk berpikir secara logika bahwa hanya aku yang berada di Apartment Yein malam itu, dimana saat pagi hari aku mendengar suara tangisnya dengan penampilan yang berantakan."

"Itu semua ulahku." kata Minhyuk dengan jujur, sedangkan Jungkook? Ia hanya diam tidak bereaksi. Bukan marah atau kecewa, melainkan Jungkook merasa bersalah karena telat menyadari semuanya. Perihal soal kehamilan Yein? Ia sudah tidak peduli apabila memang Minhyuk adalah Ayah kandungnya.

Pria Jeon itu mengerutkan alis bingung kala Minhyuk beranjak lalu mengambil sebuah video rekaman, untuk kemudian pria Lee itu duduk di hadapan Jungkook dan mulai membuka sebuah memori. Disana, tepat saat melihat semuanya--kedua mata Jungkook membulat sempurna. Ternyata benar, bukan ia pelakunya.

"Sudah mendapatkan bukti, bukan?"

"B-bagaimana kau mendapatkan video ini?"

Minhyuk tersenyum miris kala ingatan tentang perbuatan-perbuatan kejinya terhadap para wanita kini berputar. "Setiap melakukan-nya dengan para wanita, aku akan merekam semuanya. Tapi hal itu berbeda dengan Yein, di saat wanita lain--aku mengeluarkannya di luar, namun Yein? Aku membuatnya mengandung, Jungkook-Ssi."

"--Aku tidak tahu mengapa, saat pertama menatap kedua bola mata polos-nya aku merasa tersihir dan seakan-akan tidak ingin kehilangan dirinya. Saat Yein pergi dari hidupku, aku merasakan bahwa sesuatu hilang. Aku sadar selama ini aku mencintainya, walau aku tahu sebesar apa ia membenciku."

Hening, suasana terasa canggung. Beruntung saat ini mereka berada di ruangan rahasia khusus yang terdapat di mansion milik Minhyuk. Sehingga Yein, tidak dapat mengetahui keberadaan keduanya. Dan untungnya Jungkook mengerti bahwa Yein tinggal disini. Sehingga ia tidak akan merasa cukup terkejut.

"Kau mencintainya? Wanita keji seperti dia? Yang hanya gila terhadap harta?"

"Dia tidak keji dan gila terhadap harta, Jungkook-Ssi. Hanya saja masa lalu yang membuat dirinya merasa berubah dan haus dengan kebahagiaan orang lain." Penjelasan Minhyuk membuat Jungkook terdiam. Terlihat sirat ketulusan yang ia pancarkan di kedua manik-nya.

"Lalu?"

"Aku sudah tahu tentang masa lalumu, Chou Tzuyu. Benar bukan? Nama istrimu?"

"Benar, bagaimana kau--"

"Aku mempunyai rencana. Kau ambil Tzuyu, dan aku mengambil Yein. Bawa video itu, tunjukkan pada Tzuyu. Buat dia percaya padamu, jangan kau hancurkan lagi kepercayaan-nya Jungkook-Ssi. Maka aku, tugasku adalah membuat Yein membalas cintaku." kata Minhyuk panjang lebar yang dijawab anggukan kecil oleh Jungkook.

Pria Jeon itu juga berharap sama, bahwa Yein akan mengakui semuanya. Sebab apabila hanya sebatas video, Tzuyu pasti tidak akan sepenuhnya percaya. Mengapa? Dunia sudah diambang modern, apa saja dapat dilakukan dengan tekhnologi. Bisa saja bukan wanita Chou itu berpikiran bahwa apa yang ada di dalam video tersebut hanyalah sebatas editan.

𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞, 𝐎𝐧𝐞 𝐌𝐨𝐫𝐞 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang