22# Bertabur Bintang

908 153 13
                                    

Malam hari, saat dimana matahari pergi meninggalkan bumi untuk sementara dan meminta bulan untuk menggantikan-nya separuh waktu. Suara burung-burung yang berkicau mulai tidak terdengar, hanya suara binatang-binatang malam yang bersahut-sahutan--alam tampaknya tertidur dengan lelap.

Sinar rembulan yang memantul membuat suasana menjadi terlihat lebih sunyi dan menarik--terutama teruntuk seluruh pasangan-pasangan agar dapat menikmati waktu berdua bersama, bintang-bintang yang bertaburan di langit membuat siapapun berdecak kagum melihatnya. Kuasa sang pencipta alam memang tidak dapat diragukan lagi.

Jeon Jungkook, pria itu kini tengah memakai sebuah kaos berwarna biru tua dengan celana tidur-nya, ia pergi ke taman mansion sembari menyembunyikan kedua tangan-nya di saku celana masing-masing. Jungkook sesekali tersenyum tipis melihat benda-benda yang berkilau di atas sana.

Hingga, kedua manik itu menipis kala melihat satu buah cahaya yang terjatuh dari langit--dahulu saat masih kecil, Ibu-nya mengatakan bahwa apabila ada sebuah bintang yang terjatuh, buatlah permohonan. Niscaya akan terkabulkan suatu saat nanti, agaknya Jungkook tidak percaya hal seperti itu.

Namun, kala ini--entahlah seperti ada yang mendorongnya untuk menyatukan dua belah tangan, menutup kedua mata, lalu berharap dengan menyebutkan permintaan di dalam hati dengan tulus. Setelah dirasa selesai, Jungkook membuka kembali matanya lalu duduk di salah satu kursi panjang disana.

"Apa permintaan-mu?"

Lelaki Jeon itu menoleh ke arah sumber suara berasal, senyum-nya otomatis mengembang kala melihat wajah damai Tzuyu yang selalu membuat dirinya terpesona--sejak pertama kali mereka bertemu sampai kapanpun.

"Bukan-kah hal itu rahasia?" Tanya Jungkook balik yang membuat Tzuyu tertawa kecil menanggapinya, kemudian wanita itu mendekat kearah Jungkook dan mulai duduk di samping lelaki Jeon.

Di tangan-nya ada dua buah cangkir yang berisi cokelat panas yang dilelehkan. Aroma-nya membuat Jungkook tergiur, dan tanpa ia pikirkan--Tzuyu menyodorkan satu buah cangkir kepada Jungkook dan tentu disambut oleh Jungkook sendiri.

"Kukira kau tidak menyukai cokelat panas." Ujar Tzuyu tanpa mengalihkan pandangannya kearah Jungkook yang kini mencoba untuk menikmati aroma dari minuman hangat tersebut.

Untuk sesaat Tzuyu terdiam, ia sibuk menikmati pemandangan langit yang dikelilingi oleh berjuta-juta bintang, di tengah-tengah ada sebuah cahaya besar berbentuk lingkaran yang tentunya sangat mengagumkan sehingga dapat dijadikan pencuci mata alami. Tanpa wanita itu sadari, Jungkook memperhatikan wajahnya dengan seksama.

Wajah cantik bak Dewi Yunani itu berkilau kala dipantulkan cahaya rembulan, senyum Tzuyu terukir disana--Jungkook pun ikut tersenyum. Entahlah, jantung-nya berdetak tidak karuan. Apa yang ia pikirkan dahulu? Sampai benar-benar tega menyakiti perasaan seorang Chou Tzuyu yang tampak sempurna untuk dirinya.

"Jangan melihatku seperti itu, habiskan dahulu cokelat panas-mu."

Otomatis Jungkook menjadi salah tingkah kala Tzuyu dengan cepat menolehkan kepalanya ke arah samping, sehingga manik-nya bertemu langsung dengan manik milik Tzuyu yang teramat indah untuk di pandang. Dengan dehaman kecil, Jungkook meniup cangkir tersebut lalu mulai menikmati rasanya perlahan-lahan.

Nikmat memang, sangat nikmat dan menyejukkan tubuh, serta merilekskan tubuh dan pikiran sejenak.

"Ini lezat."

"Tentu saja, aku yang membuatnya. Kau tahu? Sejak dulu aku sangat menyukai minuman ini, sebab itu aku selalu belajar membuatnya dengan benar dan lihatlah sekarang, kau bahkan menikmatinya juga." Tzuyu berujar disertai dengan kekehan kecil sehingga lesung pipi itu terlihat jelas di wajah cantik-nya.

𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞, 𝐎𝐧𝐞 𝐌𝐨𝐫𝐞 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang