12# Tertatih Maaf

1.3K 176 17
                                    

Tzuyu terduduk di kursi kebesarannya lagi, sekitar tiga jam yang lalu ia menemani sang kakak untuk membelikan sebuah cincin berlian guna membujuk sang istri yang tengah marah. Sebuah bunga Lavender ditemukan di atas nakas tepat di sebuah meja yang berada persis di depan ruangan Tzuyu.

Sekali lagi wanita itu mendengus dengan lelah, Tzuyu tahu siapa pelaku semua ini. Ia hanya ingin diam, karena baginya Jungkook telah menyerah untuk mendapatkan sebuah kesempatan kedua darinya. Mengapa Tzuyu dapat berpikir seperti itu? Mudah sekali, mengapa Jungkook tidak menghampiri dirinya di dalam?

Dan, memutuskan untuk pergi dari sana--tanpa tahu kebenaran yang sesungguhnya.

"Ternyata kau menyerah, Jungkook." Tzuyu tersenyum kecut lalu meraup wajahnya dengan kasar, ia kemudian melihat kearah jam tangan dan tepat detik itu juga kedua bola matanya membulat dengan sempurna.

"Astaga! Jaehya Hana!"

Untuk kemudian Tzuyu mengambil tas miliknya dan terburu-buru untuk keluar dari ruangan menuju lift, ia lupa bahwa hari ini Jaehya dan Hana akan pulang lebih cepat daripada waktu aslinya. Dikarenakan seorang guru mereka melahirkan dan semuanya sibuk untuk menjeguk.

"Nona Chou? Kau sudah ingin pulang?" Tanya Kim Doyeon, sekretaris pribadinya yang kini menatap Tzuyu dengan senyuman manisnya.

"Nde Doyeon-ah, aku harus menjemput mereka. Maaf ya? Tidak apa-apa bukan kutinggal?" Doyeon mengangguk patuh dan membungkuk pada Tzuyu serta pada akhirnya menghilang dari pandangan wanita itu.

Dengan cepat Tzuyu beralih pada kunci mobilnya dan masuk ke dalam kendaraan tersebut. Di dalam Tzuyu merasa cukup sesak nyatanya, sebab terlalu lama memilih cincin berlian membuat dirinya telat menjemput Jaehya dan Hana selama satu setengah jam. Astaga, maafkan Mommy kalian ini twins! Sungguh tidak bermaksud.

Membutuhkan waktu sekitar dua puluh menit untuk mencapai Taman Kanak-kanak Jaehya dan Hana, Tzuyu kemudian merapihkan kembali susunan pakaian-nya dan segera keluar mobil untuk menjemput dua buah hatinya.

Namun nihil, tadika itu kosong tak berpenghuni. Hati Tzuyu menjadi tidak tenang, ia kemudian mengambil benda pipih dari dalam tas-nya dan mencoba untuk menelfon salah satu guru Jaehya dan Hana.

"H-halo?"

"Nde? Ada apa Nyonya Chou?" Tanya seseorang di seberang sana yang membuat Tzuyu semakin bertambah panik kala mendengar nada bicaranya cukup terkesan begitu santai.

"Ah, tentang kedua buah hati kembar-ku. Jeon Jaehya dan Jeon Hana, kau tahu dimana mereka? Soalnya tadika ini begitu sepi sekarang, apakah kau membawa mereka untuk menjenguk salah satu guru yang melahirkan tersebut?"

"Ani-eyo, mereka sudah dijemput oleh Ayah mereka Nyonya. Ada seorang pria yang mengatakan bahwa ia adalah Ayah dari kedua anak kembar-mu."

"Mwo? Siapa namanya?"

"Jeon Jungkook."

Tut!

Persetan, Tzuyu memutuskan sambungan-nya secara sepihak lalu dengan cepat kembali menuju mobil. Ia memutuskan untuk pergi ke mansion Jungkook, kala mobilnya sudah melewati gerbang sekolah--Tzuyu teringat sesuatu. Mansion Jungkook itu dimana? Bukan-kah pria itu senang berpindah-pindah sekarang?

Tzuyu menghentikan laju mobilnya, ia kemudian mengetikkan sebuah nama kontak dan terpaksa menelfon nomor tersebut.

"Ha--Tzuyu?"

"Sharelock lokasimu sekarang, kau sedang berada di mansion-mu bukan? Aku akan kesana sekarang."

"Baiklah, tapi Tzuyu kau masih menyimpan nom--"

𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞, 𝐎𝐧𝐞 𝐌𝐨𝐫𝐞 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang