19# Inspiration

900 146 16
                                    

Sinar matahari memasuki sela-sela jendela dengan nakalnya--membangunkan dua orang malaikat kecil yang kini masih bergulat dengan mimpi indah mereka. Jeon Jaehya dan Jeon Hana, anak dari pasangan Jeon Jungkook dan Chou Tzuyu. Keduanya sama sekali tidak menandakan ingin membuka kedua kelopak mata.

Hingga, sebuah elusan lembut di pipi Hana membuat gadis kecil nan imut itu membuka matanya dengan perlahan. Untuk kemudian senyuman manis terukir di wajah cantiknya--perpaduan antara gen Jeon dan gen keluarga Chou. Walaupun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa Jungkook-lah yang merampas habis kemiripan mereka.

"Selamat pagi, Jeon kecil." Sapa Jungkook sambil mengecup pelan kening Hana dengan kasih sayang.

"Hmh, Daddy? Hana masih mengantuk--lagipula hari ini sekolah diliburkan. Jadi, untuk apa aku bangun di pagi hari?"

Mendengar pertanyaan polos itu Jungkook terkekeh kecil, ia kemudian mengusap kepala Hana sembari membantu sang putri untuk duduk menghadap dirinya--tanpa sengaja mereka membangunkan Jaehya yang kini hanya membuka mata, dan tidak ikut bergabung bersama Hana dan Ayah-nya.

"Ingat apa yang telah Mommy katakan pada kalian?"

Keduanya kompak menggeleng yang membuat Jungkook mau tidak mau menghembuskan nafasnya dengan kasar. Sebisa mungkin ia tersenyum dengan manis, untuk kemudian Jungkook membuka layar handphone miliknya dan membuka sebuah Voice Note yang berasal dari Tzuyu. Tanpa pikir panjang, Jungkook segera menekan-nya--dan tak lama suara sang Ibu membuat Jaehya pun ikut terduduk untuk mendengarkan dengan seksama.

"Good morning twins kesayangan, Mommy. Ayo bangun, jangan terlalu siang--tidak baik kalian tahu? Jangan sampai Mommy dapat informasi dari Daddy bahwa kalian bangun di siang hari, mengerti? Jika sudah paham, akan Mommy anggap kalian bisa melakukannya. Sudah dulu ya, Mommy mencintai kalian!"

"Sudah mendengarnya, bukan?" Jungkook menaikkan salah satu alisnya guna menggoda Jaehya dan Hana.

"Nee-nee, baiklah." Gumam Jaehya lalu turun dari kasur milik-nya. Pria Jeon kecil itu kemudian mengambil handuk dan berlari menuju Jungkook berada, sedikit bingung dengan apa yang Jaehya lakukan sekarang.

"Ada apa?" Tanya Jungkook, sedangkan sang putra menatapnya dengan malas.

"Kau harus memandikan-ku, Daddy! Ayolah kita mandi bersama, Jaehya tahu Daddy belum mandi."

Kekehan canggung terdengar dari mulut Jungkook, untuk sebentar ia menatap kearah Hana yang hanya menatap dirinya dengan begitu polos. Ah, Jungkook begitu menyukai manik indah sang putri. Saat sedang asyik memperhatikan, sebuah tarikan kuat membuat Jungkook sedikit terhuyung ke arah belakang--jika saya ia tidak dengan cepat mengembalikan posisi-nya.

"Hei, mengapa kau menarik-ku seperti itu?"

"Kau begitu lambat, Daddy. Kajja! Palli-ah, kau yang bilang sendiri bahwa kita harus bangun di pagi hari dan tidak boleh bangun di siang hari--berdasarkan dengan informasi yang Mommy ber--"

Hap!

Pria Jeon itu memutar kedua bola matanya dengan malas, ia kemudian mengangguk-anggukan kepala dan mulai beranjak menuju ke arah posisi Jaehya berada. Jungkook mengambil nafas dan kembali memamerkan raut wajah semangat-nya, ia dengan cekatan menggendong Jaehya layaknya sebuah pahlawan super.

"Baiklah-baiklah, kajja kapten!"

Sepeninggal sang Ayah dan kakak kembar-nya, Hana terdiam. Matanya melirik kearah handphone yang Jungkook tinggalkan di ranjang milik-nya. Untuk seperkian detik berikutnya, Hana mencoba untuk membuka benda pipih tersebut. Untung saja Jungkook tidak memakai kata sandi ataupun pola kali ini untuk memberikan akses siapapun membuka milik-nya.

𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞, 𝐎𝐧𝐞 𝐌𝐨𝐫𝐞 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang