Jaehya kini tengah berdiri di rooftop mansion milik sang Ayah, rambutnya yang berwarna hitam pekat seperti Jungkook itu mulai beterbangan kesana dan kemari mengikuti gerakan alun sang angin. Ia menghembuskan nafasnya lalu kembali membuang dengan pasrah, akhir-akhir ini Jaehya lebih sering menghabiskan waktu seorang diri nyatanya. Ia, benar-benar merindukan sosok Jungkook.
Puk!
Sebuah tepukan pada pundak-nya membuat bocah tampan itu menoleh lalu tersenyum manis kala mendapati Tzuyu yang sedang berdiri dibelakangnya. Ia beranjak lalu berdiri untuk menggapai kedua tangan sang Ibu, ia memberikan lengan-nya yang membuat Tzuyu mengerti bahwa Jaehya ingin berada dalam pelukan-nya.
Dengan cekatan Tzuyu menggendong pria kecil itu, sesekali bersenandung agar sang putra tertidur dengan nyenyak-nya. Hingga, lima belas menit berlalu--Tzuyu merasakan hembusan nafas teratur di dekat perpotongan lehernya, sudah dipastikan si Jeon kecil itu tertidur dengan lelap.
"Mommy tahu kau mengantuk sejak kemarin, Jaehya." Monolog Tzuyu dengan suara yang sangat pelan, bahkan menyerupai sebuah bisikkan.
Wanita itu berbalik arah lalu masuk kembali ke dalam mansion, ia berjalan kearah kamar Jaehya dan Hana. Senyum tulusnya mengembang kala mendapati Hana yang sudah terlebih dahulu tertidur dengan sebuah boneka rubah yang ia peluk dengan erat. Wajah polos itu, tampak seperti hasil copy paste dari Jeon Jungkook.
Dengan lembutnya Tzuyu meletakkan Jaehya yang tertidur diatas kasur milik-nya, ia kemudian berdiri di tengah-tengah ranjang si kembar sembari tersenyum manis--tidak pernah menyangka bahwa hidupnya jauh lebih berwarna kala mereka berdua hadir.
"Selamat tidur dua malaikat kecilku, mimpi indah." Gumam Tzuyu lalu mencium pipi Jaehya dan Hana secara bergantian. Untuk kemudian, Tzuyu keluar dari ruangan ber-AC 20°C itu dengan berhati-hati kala menutup pintunya.
Cklek!
Untung saja, bunyi yang ditimbulkan tidak terlalu besar untuk dapat membangunkan mereka berdua. Setelahnya Tzuyu memutuskan untuk kembali ke dalam kamar miliknya, ini sudah cukup larut dan wanita itu kemudian dengan cekatan masuk ke dalam kamar lalu mengunci pintu serta naik ke atas ranjang.
"Menikmati harimu, sayang?" Tubuh Tzuyu membeku seketika, ia kenal dengan suara berat ini. Dengan cepat Tzuyu berbalik dan kedua bola matanya sontak saja membulat hebat, dengan gesit Tzuyu berlari lalu menubrukan tubuhnya sehingga tertahan oleh dada bidang sang pemasuk kamar rahasia.
"Jungkook, mengapa kau tidak mengatakan bahwa akan pulang lebih cepat daripada perkiraan. Huh?"
Pria Jeon itu tersenyum kecil, "Aku benar-benar merindukan kalian, dan sebab itu aku mengejar seluruh waktu yang ada sehingga rapat penting itu hanya berjalan dalam kurun waktu dua bulan ini." Jelas-nya lalu mengusap-usap surai coklat milik Tzuyu.
"Hei, kau tampak begitu kurus. Tidak nafsu makan?"
"Aku merindukan-mu, Jeon Jungkook."
Mendengar hal itu hati Jungkook terasa amat menghangat, inikah kesempatan milik-nya?
"Ah, kau bisa membuat pipiku ini memerah Tzuyu." Keduanya tertawa kala Jungkook melemparkan kalimat tersebut, untuk seperkian detik berikutnya--suasana hening karena keduanya larut dalam rengkuhan hangat masing-masing. Hingga, sebuah usulan yang Jungkook berikan cukup membuat mereka melepaskan pelukan itu lagi.
"Kau ingin teh jahe? Akan aku buatkan, tapi kita meminum-nya di halaman belakang mansion. Nde?"
"Baiklah."
• • •
Wush!
Angin berhembus dengan sangat kencang sehingga rambut panjang milik Tzuyu yang dibiarkan terurai itu beterbangan searah angin, "Ini untukmu." Wanita itu menoleh dan melihat Jungkook yang kini sedang tersenyum manis kearahnya sembari memberikan secangkir teh jahe.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞, 𝐎𝐧𝐞 𝐌𝐨𝐫𝐞 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞
FanfictionHighest Rank : : #02 On Tzukook #02 On Marriege #02 On BangtanTwice #05 On MinatozakiSana #07 On ChaEunwoo #18 On ChouTzuyu [15+] ____________________________________________________ Apakah aku bisa mempercayakan hatiku untuk kembali lagi padamu? D...