Jungkook menegak botol wine yang ia pegang untuk ke-empat kalinya. Pria itu duduk seorang diri di kegelapan dalam kamar luasnya. Tepat sekali, Jungkook berada di mansion Jeon dengan wajah yang frustasi. Rambutnya berantakan dengan pakaian yang sudah tidak terbentuk lagi.
Ia sesekali tertawa miris sambil mengusap tetesan demi tetesan air yang menetes dari matanya.
Pria Jeon itu beranjak, membuka lemari lalu mengambil sebuah frame berisi foto dimana dirinya dan Tzuyu menikah dahulu. Kedua kakinya melemas, Jungkook sudah tidak kuat menahan beban tubuhnya lagi.
Ingin mengakhiri hidup namun rasanya tidak lucu dengan membiarkan si lelaki Jung itu mengambil keluarga-nya.
Jungkook kembali memejamkan matanya, ia teringat kalimat yang Junmyeon keluarkan semalam. Dimana ia mencoba untuk menjelaskan semuanya dan meminta kembali kepercayaan, pria paruh baya itu justru menolaknya mentah-mentah.
Yang membuat rasa kepercayaan diri Jungkook adalah dimana Junmyeon menarik tangan Tzuyu dan Jaehyun untuk menyatu.
"Kau tidak pantas untuk putriku, Jeon Jungkook!"
Jungkook memejamkan kedua matanya dengan erat kala bayangan-bayangan kalimat itu berputar layaknya sebuah kaset rusak di benaknya.
Ditambah, dengan adanya Tzuyu yang saat itu justru memilih untuk bersama dengan Jaehyun ketimbang dirinya walau dalam keadaan menangis terisak. Yang membuat Jungkook serasa sudah tidak diperlukan lagi disana.
"Uhuk! Bahkan Ayah-nya sendiri tidak memberiku satu kepercayaan lagi."
Setelahnya ia tertawa, tertawa miris jika boleh dibilang. Sejak semalam sampai sore ini ia tetap berada di dalam kamar, tidak peduli dengan panggilan beberapa pelayan bahkan kedua orang tuanya yang berada diluar sekarang.
Pria itu bangkit, menatap kembali foto Tzuyu lalu membuangnya hingga pecah. "Kau sendiri bukan yang mengatakan bahwa kita akan bersama? Tapi nyatanya apa?"
"Persetan! Aku benci hidupku."
"Sayang? Keluarlah, Eomma ingin bicara padamu Jeon Jungkook. Kau tidak boleh seperti ini, kau harus belajar untuk merelakan Tzuyu. Kau yang mengatakan bahwa memberikan dia waktu untuk berpikir, bukan? Dan sekarang saatnya, dimana ia harus memikirkan kebahagiaan-nya untuk tidak terus tersakiti, sayang."
Bagaimana ia semakin tidak marah jika Ibu-nya saja mendukung penuh keputusan Tzuyu. Jeon Hyori yang berada di depan kamar sang putra itu menghela nafasnya perlahan, ia berbalik badan lalu menggeleng-gelengkan kepalanya pada seorang wanita bertubuh tinggi dengan wajah bak dewi Yunani disana.
Benar, itu Chou Tzuyu yang datang untuk mengucapkan kata-kata terakhir. Tzuyu sebenarnya ingin dan ingin sekali memilihnya, namun tatapan kecewa sang Ayah serta kembalinya ingatan dimana ia disakiti membuat Tzuyu harus memilih Jaehyun ketimbang si Jeon. Dan ia tidak pernah tahu bahwa hasilnya akan benar-benar buruk.
Yang Tzuyu ketahui adalah Jungkook bukan seseorang yang memiliki hobi minum-minuman beralkohol. Namun kali ini? Pria itu bisa saja sakit kala mendengar informasi yang didapat oleh beberapa pelayan bahwa Jungkook membawa empat botol berisi wine saat pulang ke mansion Jeon tadi.
Tok! Tok!
"Jung?"
Tangisan yang Tzuyu dengar dari dalam sana sontak terdiam, Hyori menatapnya dengan penuh dukungan lalu menuruni anak tangga. Hingga suara langkah kaki yang mendekat membuat Tzuyu sontak meremas bagian bawah hoodie-nya dengan kuat.
Cklek!
"Jung--"
"Untuk apa kau kesini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞, 𝐎𝐧𝐞 𝐌𝐨𝐫𝐞 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞
FanfictionHighest Rank : : #02 On Tzukook #02 On Marriege #02 On BangtanTwice #05 On MinatozakiSana #07 On ChaEunwoo #18 On ChouTzuyu [15+] ____________________________________________________ Apakah aku bisa mempercayakan hatiku untuk kembali lagi padamu? D...