31# Wedding Invitation

878 126 34
                                    

Tzuyu masih terdiam, sama seperti beberapa hari yang lalu. Dimana dirinya harus menerima kenyataan yang begitu pahit, Tzuyu ingin menyerah--namun ia masih ragu dengan hatinya. Pikiran-nya memang memperintahkan untuk melepas Jungkook, namun tidak dengan kata hatinya. Jauh di dalam sana, Tzuyu merasakan bahwa sebenarnya apa yang Yein dan Jungkook katakan tidak benar adanya.

Ia kembali mendesah pelan, dengan cekatan Tzuyu mengambil gelas berisi teh hangat yang ia buat. Jaehya dan Hana sudah tertidur lelap di kamar mereka, tepat di kediaman mereka. Pikiran Tzuyu berkutik, ia harus bisa memberikan alasan mengapa Jungkook tidak bisa bersama dengan mereka lagi. Jika tidak, ia takut Jaehya dan Hana justru membuat dirinya kembali dengan masalah itu.

"Ah, dingin-nya." kata Tzuyu kala angin malam meniup lembut rambut-rambut dan kulit-nya.

Tzuyu kembali mengeratkan sweater yang ia pakai dengan erat, agaknya hal itu akan membuat rasa dingin sedikit berkurang. "Apa yang sedang ia lakukan sekarang?" Mendengar pertanyaan spontan yang ia keluarkan, Tzuyu memukul kepalanya dengan pelan.

Puk!

"Yak Chou Tzuyu, mengapa kau memikirkan dirinya? Lupakan ia untuk sementara waktu, tenangkan hati dan pikiran sejenak."

Setelahnya Tzuyu menegak habis teh hangat yang berada di genggaman tangan-nya lalu kembali masuk ke dalam mereka rumah, ia memutuskan untuk tidur dan berharap bahwa semuanya hanyalah sekedar mimpi yang pahit. Walau Tzuyu tahu, yang ia alami adalah kenyataan.

• • •

Kring! Kring!

Tzuyu terbangun kala mendengar suara dentingan alarm yang terdengr begitu nyaring. Wanita itu dengan cepat membuka kedua belah matanya, beranjak lalu membersihkan diri. Ia keluar dan masih melihat Jaehya dan Hana yang bergelimang selimut mereka, tampak begitu menggemaskan.

Wanita yang ber-status sebagai ibu mereka itu mendekat dan mencium wajah keduanya secara bergantian, karena sedikit terusik akhirnya Hana membuka matanya. Ia tersenyum kala melihat keduanya, dengan lembut Tzuyu menarik tubuh mungil Hana ke dekapan-nya.

"Selamat pagi, sayang." sapa-nya.

"Hhmh, selamat pagi."

"Hana mandi terlebih dahulu, oke? Mommy akan membangunkan kakak kembarmu ini." kata Tzuyu yang diangguki oleh Hana dengan sekilas, gadis kecil itu berlari dengan piyama bermotif Frozen nya berusaha untuk mengambil handuk, setelahnya ia masuk ke dalam kamar mandi.

Mendengar suara gemercik air membuat Tzuyu sedikit tersenyum,

"Hana? Ayo bermain air bersama, Daddy."

"Ah ingatan itu lagi." Tzuyu berdecak malas lalu mulai membangunkan Jaehya, awalnya pria kecil itu tidak terbangun--namun saat Tzuyu mencium pipinya ia sontak membuka kedua matanya.

"Morning, Mommy!"

"Morning too, siap bersekolah?"

"Siap!"

Dan Tzuyu mulai berpikir kala Jaehya masuk ke dalam kamar mandi seperti Hana tadi, apakah hari-harinya ke depan akan menjadi suram ataukah lebih bersinar dengan kehadiran dua buah hati yang ia cintai ini? Tzuyu tidak tahu.

Untuk sementara Tzuyu terdiam dan mengatur nafasnya yang sempat terasa sesak sebab mengingat kejadian lalu. "Cukup memikirkan hal itu, Chou Tzuyu. Stop it! Sekarang kau hanya perlu menenangkan diri sejenak." monolog Tzuyu lalu pergi ke arah dapur--tentunya setelah ia menyiapkan seragam untuk Jaehya dan  Hana.

𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞, 𝐎𝐧𝐞 𝐌𝐨𝐫𝐞 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang