26. Apology

499 104 6
                                    

Selamat malam. Apa kabar? Hehee

....

Setelah satu jam melalui sidang pelik Donghyuk dan Ryujin yang sempat tidak percaya sama sekali bahwa Jung Chanwoo itu lelaki yang baik, akhirnya mereka pasrah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah satu jam melalui sidang pelik Donghyuk dan Ryujin yang sempat tidak percaya sama sekali bahwa Jung Chanwoo itu lelaki yang baik, akhirnya mereka pasrah. Mereka menerima keadaanmu yang nyatanya sudah memiliki perasaan dengan Chanwoo. Ryujin paling berat dalam hal ini karena ia sangat takut kamu akan disakiti. Namun kamu menyakinkan Ryujin sambil memperlihatkan susu coklat yang diberikan Chanwoo.

"Jin... dia tu manis banget. Sumpah.. coba sesekali lu berdua ikut gue makan sama dia. Lu bakal ngerti maksud gue."

Ryujin langsung menggeleng berterima kasih. Sudah cukup 3 jam di dalam kelas dengan Jung Chanwoo. Ia tidak ingin menambah penderitaannya lagi, begitu juga dengan Donghyuk yang sudah jera. Maklum saja, minggu lalu otak Kim Donghyuk berhasil dibakar oleh Jung Chanwoo karena sebuah pertanyaan tidak penting.

"Anjing sama manusia pinter mana?" Donghyuk langsung menatap dosennya itu kebingungan. Apa maksudnya? Saat Donghyuk menjawab manusia, Chanwoo langsung tertawa mengejek.

"Kamu belum baca The Companion Species Manidesto-nya Donna Haraway ya? Baca dong. Minggu lalu kan saya udah suruh kalian baca. Anin! Coba bantu Donghyuk buat jawab." Bagus... kesalahan Kim Donghyuk dicurahkan padamu. Kesal tentu saja, tapi kamu bisa menjawab. Jangan tanyakan Jung Chanwoo, dia tersenyum puas melihat wajah kesalmu. Untung kamu bisa menjawab.

"Nin... lu harus mikir juga. Gimana kata orang-orang kalo lu pacaran sama dosen sendiri? Apa ngga disangka lu sama Pak Chanwoo ada hubungan timbal balik negatif. Dipikirin lagi. Tau tau aja lu dikira sugar baby." Perkataan Donghyuk sebelum meninggalkanmu tersebut membayangi benakmu. Kamu menghembuskan nafas berat, benar jika dipikirkan, apa lagi jika nanti kamu mendapat nilai yang bagus, pasti orang-orang akan menyangka yang tidak-tidak.

Kamu menunduk menatap pada layar handphonemu yang masih gelap, kalut tentu saja. Ternyata kenyataannya memang cinta tidak sesimpel ini.

Drt!

Satu getaran singkat masuk ke handphonemu. Kim Jinhwan mengirim pesan padamu. Satu masalah belum terselesaikan dan kini kamu mengingat masalah lainnya. Kamu menghembuskan nafasmu pelan kemudian membuka chat yang ada.

Kak Jinhwan
Anin, kamu dimana?

Anin
Di halte, Kak.
Mau pulang.

Kak Jinhwan
Aku boleh ketemu kamu?
Aku mau minta maaf

Anin
Maaf apa kak?

Kak Jinhwan
Soal tadi pagi.
Aku mau ngomong sama kamu.
Aku jemput ya?

Anin
Hmm..
Oke.
Tapi langsung pulang ya.

Kak Jinhwan
Oke!
Makasi ya Anin
Aku otw sekarang.

Kamu menutup kembali handphonemu. Jujur saja ada rasa tidak nyaman karena tiba-tiba Jinhwan memelukmu tanpa ijin tadi pagi. Jinhwan memang baik, sangat. Tapi untuk hubungan yang lebih dari sekedar ini, kamu belum bisa. Hatimu belum terbuka untuk Jinhwan.

Tidak lama, mobil Kim Jinhwan berhenti tepat di depanmu, lelaki itu menurunkan jendela kemudian tersenyum padamu sebelum akhirnya menurunkan diri untuk membukakan pintu. Kamu tersenyum seadanya, hari ini Jinhwan begitu tampan dengan kemeja hitam polosnya, di padu dengan rambut berwarna merah muda menyala. Menjadi pemilik cafe terkenal memang membuatnya bebas untuk memilih gaya, tapi tetap saja, Kim Jinhwan selalu tampan.

"Anin udah makan?" Jinhwan membuka suara saat kalian berdua sudah mulai menembus jalanan padat kota Depok. Kamu mengangguk singkat masih merasa tidak nyaman. Jinhwan yang mengetahui itu kemudian menepikan mobilnya dengan kondusif di pinggir jalan.

Jinhwan menghadap padamu, begitu juga denganmu yang terkejut karena mobil yang berhenti.

"Anin... aku mau minta maaf." Jinhwan membuka suara, menunduk dalam diam karena ia merasa kata maaf saja sangat tidak pantas diucapkan dari mulutnya.

Kamu masih terdiam, bingung harus menjawab seperti apa dan Jinhwan menyadari itu, ia kembali menatapmu kemudian meraih tanganmu perlahan, takut jika kamu akan menolak. Namun alih-alih menolak, kamu masih ingin tau apa yang akan Jinhwan katakan setelah ini.

"Aku ngga bisa bohong kalau aku suka sama kamu. Aku suka banget, gimana pun kamu, aku suka. Dan aku ceroboh karena bilang dengan cara yang salah tadi pagi. Aku minta maaf karena dengan lancangnya meluk kamu, bahkan hampir...

Hampir cium kamu. Maaf, dan aku sadar kalau aku bener-bener bodoh udah maksa kamu buat mau kasih kesempatan aku buat pacaran. Harusnya ngga gitu."

Jinhwan benar-benar menyesal, menatapmu penuh harap yang kini juga menatap pada bola mata hitam milik Jinhwan. Kamu menuai senyum sejenak kemudian menunduk, menatap pada tangan lembut Jinhwan yang menggenggam erat tanganmu.

"Iya aku ngerti kok, Kak, dan aku juga kaget karena dipaksa sama kakak, aku menghargai Kak Jinhwan yang berani minta maaf kaya gini. Kakak cowok yang gentle banget, aku salut." Kamu tersenyum, membuat Jinhwan juga ikut tersenyum pelan. Hati Jinhwan terasa tentram saat melihat wajah manismu, nyaman.

"Tapi kak..." kamu kembali menunduk menatap tanganmu, kemudian perlahan pelepas genggaman tangan Jinhwan. Jinhwan menyadari hal tersebut, menatap begitu perih seakan-akan kebahagiaannya terenggut.

"Kak Jinhwan udah kaya kakakku sendiri. Aku suka kakak yang selalu bersikap dewasa, aku ngerasa kaya aku punya kakak. Dari situ aku sadar kalau ternyata aku ngga bisa buat suka dalam artian yang spesial sama kakak untuk saat ini. Kak Jinhwan udah kaya kakakku sendiri." Kamu tersenyum, kamu sadar betul ekspresi Jinhwan yang sangat bercampur aduk, hatinya terasa teremas mendengar penuturanmu.

"Kakak orang yang baik. Aku yakin Kak Jinhwan bakal dapet cewek yang baik juga. Buat saat ini, aku ngga bisa punya perasaan lebih sama kakak. Maaf ya kak." Kamu menolak secara lembut, Jinhwan tersenyum.

"Ngga papa, jangan minta maaf, aku yang salah. Aku terlalu cepat buat bilang soal perasaanku. Tapi ngga papa kan kalau misal kita masih temenan? Siapa tau suatu saat nanti ada sesuatu yang berubah. Tapi aku ngga maksa kok." Jinhwan sebenarnya sangat putus asa, ia bukan tipe lelaki yang mudah untuk mengungkapkan perasaannya, namun sekarang semua sudah kacau.

Kamu tersenyum kemudian mengangguk, "kita masih temenan kok, dan aku juga ngga mau menutup kemungkinan yang ada. Takut durhaka sama kakak hehehe."

Jinhwan kembali tersenyum kemudian mencubit pipimu karena gemas. Iya, dia akan lebih berusaha untuk membuatmu jatuh cinta padanya dengan cara yang benar.

.
.
.

Jinan masih maju pokoknya hehehehe

You're my Totemism • Chanwoo iKON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang