44. Keep this as secret

506 95 24
                                    

Pagi ini langit sangat cerah, biru membentang dipadu dengan matahari pagi yang teduh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini langit sangat cerah, biru membentang dipadu dengan matahari pagi yang teduh. Jam menunjukkan pukul 9 pagi, dan kamu sudah berjalan di koridor kampus.

"Ini sih sama aja nyuruh mahasiswa balik kampus pas liburan. Ckck dasar." Kamu menggerutu sambil mengecek kembali berkas yang ada di tanganmu. Kamu melihat beberapa mahasiswa masih mendorong kopernya. Antara mereka akan pulang ke rumah setelah pendafataran ulang, atau mereka baru saja kembali ke perantauan. Harusnya sistem ini dibenahi lebih baik lagi, sangat tidak efektif!

"Kasian ya, nenteng-nenteng koper ke kampus."

"Anjir ah kaget!" Kamu terkejut saat tiba-tiba Donghyuk sudah berada di sebelahmu, berjalan santai tanpa dosa.

"Apa sih lu kagetan. Kaya mpok atik aja." Donghyuk melenggang santai seakan-akan ia tidak memiliki dosa. Donghyuk tentu saja menahan tawanya, menjailimu memang menyenangkan. Lama-lama Donghyuk tidak ada bedanya cengan Chanwoo.

"Ryujin mana?" Kamu bertanya karena sepanjang matamu memandang, kamu tidak menemukan satu temanmu itu. 

"Lah kaga tau? Gue bukan baby sisternya anjir." Donghyuk memang sedang menjengkelkan pagi ini. Nampaknya ia sedang tidak diberi uang saku pagi ini. Tidak lama, kamu melihat Ryujin melambaikan tangan di depan pintu gedung. Kamu tersenyum balik melambai, ah ternyata kamu merindukan sahabatmu.

Kamu berlari pelan membuat Donghyuk akhirnya juga ikut berlari, "gimana Jogja? Seru ngga?"

Satu pertanyaan yang terlontar dari Ryujin saat kamu sudah sampai di depannya. Kamu langsung menepuk keras pundak gadis itu sambil menempelkan telunjukmu di depan bibir instruksi agar Ryujin diam.

"Pelan aja kalo ada yang denger gimana?" Kamu panik apa lagi banyak mahasiswa yang melintasi kalian masuk ke dalam gedung. Ryujin langsung tertawa begitu juga dengan Donghyuk.

"Ngapain takut? Orang lu juga sama Pak Chanwoo ngga ada apa-apa. Iya kan?" Donghyuk masih tertawa, namun tawanya berhenti saat kamu mengalihkan tatapan, bahkan menggigit bibir bawahmu tidak mau menjawab. Baik Ryujin maupun Donghyuk terbelalak kaget.

"Jadi bener?! Lu udah jadian?!" Ryujin menutup mulutnya tidak percaya, Donghyuk langsung membelalakkan matanya karena ikut syok. Kamu langsung menutup mulut Ryujin.

"Jangan keras-keras! Jangan ember lu berdua!" Kamu memohon, baik Ryujin dan Donghyuk langsung bertukar pandangan tidak percaya.

"Anjir beneran lu? Jangan ngadi-ngadi!" Donghyuk masih memastikan. Sayangnya kamu tidak menggeleng maupun mengangguk. Kamu diam tidak menjawab membuat Donghyuk semakin yakin jika memang benar kamu sudah menjalin hubungan dengan Chanwoo.

"Wah... anjir. Lu ga main-main ya, Nin! Sekalinya punya pacar dapet dosen! Digalakin gak lu?!" Ryujin panik, kamu buru-buru mebutup kembali mulut temanmu itu.

"Dibilang jangan keras-keras ih!" Kamu menggeretak, kemudian menarik Ryujin dan Donghyuk masuk ke dalam gedung. Lebih baik mereka masuk daripada harus berdiri di pintu dan didengar banyak orang. Baik Ryujin dan Donghyuk tersenyum nakal menatap padamu, kamu berusaha untuk biasa saja, menetralkan ekspresimu. Namun tetap, Ryujin menatapmu dengan nakal.

Donghyuk juga menatapmu bergantian. Rasanya sekarang ini kamu sedang ada di acara komedi namun kamu adalah satu-satunya orang yang tidak bisa melucu.

Kalian berjalan menuju ke ruang pendaftaran ulang, namun di koridor, kalian berpapasan dengan Chanwoo yang melenggang santai masih dengan tas Jansport yang menggantung di sisi kanan lengannya. Kamu terbelalak kaget sedangkan Chanwoo langsung tersenyum menatap padamu. Jangan tanyakan Ryujin dan Donghyuk, mereka langsung menepuk tanganmu nakal sambil memekik pelan.

Memang dasar di dunia ini tidak ada realisasi dari kata 'berekspresi seperti biasa saja'.

"Kamu baru dateng?" Chanwoo berkata santai, Ryujin langsung terbelalak kaget begitu juga dengan Donghyuk karena baru kali ini, mereka berdua melihat Chanwoo yang begitu ramah dan menatap seseorang dengan begitu teduh. Seakan-akan ini bukan Jung Chanwoo yang mereka temui biasanya.

Kamu mengangguk singkat kemudian hendak langsung pergi tanpa berkata apa-apa. Chanwoo yang menyadari itu hanya mampu menatapmu penuh tanya. Berbeda dengan Ryujin dan Donghyuk, mereka langsung menarik tanganmu agar kamu kembali ke posisimu.

"Kita duluan ya! Dadah! Sampai ketemu di dalem ruangan!" Donghyuk menarik tangan Ryujin sambil melambai padamu. Begitu juga dengan Ryujin yang setia melambai. Dasar mereka berdua!

Chanwoo tersenyum menatap padamu, "udah sarapan belum?"

Tangan Chanwoo terulur untuk meraih tanganmu dalam genggamannya. Namun dengan cepat kamu langsung memundurkan tubuhmu.

"Jangan gitu! Kalo ada yang liat gimana?" Kamu menengok ke kanan dan ke kiri. Untung saja sudah tidak ada orang berlalu lalang. Chanwoo menyadari itu kemudian tersenyum jahil.

"Ya emang kenapa? Kan tinggal kita berdua nih. Masa mau ngumpet-ngumpet juga?" Chanwoo malah semakin mendekatkan diri padamu. Ia memojokkanmu hingga ke dinding sambil tersenyum memamerkan lesung pipit manisnya. Kamu berusaha untuk terus memberikan jarak hingga kini kamu sudah benar-benar tidak bisa bergerak.

"Kak... please kalo ada yang liat gimana?" Kamu panik mendorong dada Chanwoo, alih-alih menurut, Chanwoo malah menggenggam tanganmu kemudian mendekatkan wajahnya padamu.

"Ya terus? Nyatanya emang kita pacaran kan? Apa perlu aku ke akademik terus ngumumin lewat pengeras suara? Gimana ya? Kamu ke kampus juga cantik kaya gini, bikin aku khawatir kalau ada yang ngambil kamu." Chanwoo berbisik dengan suara beratnya, kamu menatap kembali pada penampilanmu hari ini.

Hanya sebuah kaos berlapis cardigan di padu dengan rok pendek dan sepatu convers. Apanya yang menarik?

"Jangan banyak alasan, Kak. Mundur ih." Kamu masih mendorong, Chanwoo malah makin tidak mau memundurkan badannya.

"Cium aku dulu, baru aku mau mundur." Chanwoo memajukan bibirnya. Kamu justru malah memundurkan wajah karena bagaimana pun, Chanwoo masih selalu berhasil membuat dadamu bergetar. Mukamu langsung memerah padam, dan Chanwoo menyadari itu.

"Kenapa sih? Kan aku cuma minta cium. Biasanya juga aku cium tiap hari. Sekarang aku minta di cium duluan, ngga mau nih? Yaudah kita sampe malem bakal mojok di dinding kaya gini. Toh aku ngga keberatan bisa liatin kamu terus." Chanwoo menantangmu. Kamu kesal bukan main kemudian memukul dada Chanwoo.

"Heh! Ini tuh kampus ya! Minggir ngga?!" Kamu masih berusaha meloloskan diri, Chanwoo mengaduh namun tetap menggenggam erat tanganmu.

Cup!

Tanpa Chanwoo sadari, kamu mencuri satu kecupan kecil di bibirnya. Chanwoo terbelalak diam, sedangkan kamu sudah berlari menuju ke ruangan pendaftaran ulang.

"Anindita! Ngga gitu caranya! Sini aku ajarin!" Chanwoo berteriak menyusulmu.

Ia langsung berlari sambil tertawa menuju ke ruang pendaftaran ulang. Sedangkan kamu? Tentu saja berlari lebih kencang agar tidak tersusul. Jung Chanwoo gila!

.
.
.

Senyum senyum ya kalian wkwkwk :p

You're my Totemism • Chanwoo iKON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang