5. F*ck You!

516 53 11
                                    

Chanwoo melempar tas ranselnya ke atas ranjang sang kakak yang sedang duduk di sofa sambil membawa tabnya. Setelah tas ransel, tentu saja tubuhnya ikut menyusul.

"Lu apa kaga punya kasur sendiri?" Jinhwan bertanya santai, ia masih menghitung pengeluaran cafenya bulan ini.

Sedangkan Chanwoo malah tersenyum, membayangkan wajah jengkelmu yang sedari tadi menyita perhatiannya. Jinhwan yang menyadari karena tidak ada jawaban sama sekali, ia bangkit kemudian mengamati gelagat sang adik.

"Lagi bucin ya lu????!!!" Jinhwan berteriak kencang membuat Chanwoo langsung terkejut, tersadar dari lamunannya.

"Bikin kaget aja sih lu!" Chanwoo tidak terima kemudian mendudukkan dirinya, mengamati Jinhwan yang tertawa kecil kemudian kembali fokus pada tab-nya.

"Makannya buruan punya pacar. Udah umur berapa lu." Jinhwan berkata santai tanpa bercermin pada dirinya sendiri. Dasar magadir!

Tanpa menghiraukan Jinhwan, Chanwoo membuka handphonenya, melihat isi grup chat kelas yang ia ajar. Jemarinya melenggang apik melihat daftar yang ada, kemudian matanya terhenti pada satu nama yang menarik perhatiannya.

Anindita Han

Chanwoo tersenyum kemudian melihat pada foto profilmu, mengamati dengan seksama bentuk wajah cantikmu yang tidak terlalu nampak. Namun entah bagaimana, kedua sudut bibirnya tertarik keatas membentuk senyuman, tanpa disangka begitu saja Chanwoo memilih kolom opsi dan menyentuhkan jarinya pada tulisan save. Entahlah, Chanwoo sudah gila.

"Bisa gila gue..." Chanwoo bergumam pelan, sementara Jinhwan mengamati adiknya itu dalam diam, mendengar apa yang dikatakan oleh Chanwoo membuatnya tersenyum.

Tidak lama, Chanwoo meninggalkan kamar Jinhwan begitu saja tanpa membawa tas ransel dan juga handphonenya. Entah apa yang lelaki itu akan lakukan. Secepat kilat, Jinhwan segera meraih handphone Chanwoo, melihat layar yang menampakkan fotomu. Jinhwan tersenyum sekilas ia membaca namamu kemudian mengetikkan sesuatu pada kolom chat.

Ting!

Kamu membalas! Jinhwan tersenyum geli kemudian kembali mengetik dengan bersemangat, sesekali ia menengok ke arah pintu, takut jika Chanwoo akan masuk kembali.

Ting!

Kamu membalas lagi, kini giliran Jinhwan terkekeh pelan, jemarinya kembali melantun dengan lincah.

Ting!
Ting!
Ting!

Jinhwan bersumpah ia menahan tawanya. Kemudian satu pesan panjang ia sampaikan sebelum akhirnya melempar handphone Chanwoo ke kasur kembali karena mendengar suara langkah kaki semakin mendekat. Chanwoo datang membawa segelas susu di tangannya, ia mengambil tas ransel dan handphonenya tanpa sadar apa yang sedang terjadi.

Jinhwan tentu saja berpura-pura kembali sibuk pada tab-nya. Chanwoo begitu saja melenggang keluar dari kamarnya. Buru-buru Jinhwan langsung mengunci kamarnya rapat-rapat, dan benar saja...

"MAS LU NGAPAIN NGECHAT MAHASISWA GUE?!!!"

DOK DOK DOK!!

Jinhwan tertawa kencang membiarkan Chanwoo yang mengucapkan sumpah serapah berusaha untuk membuka paksa pintu Jinhwan.

Kakak yang baik harus membuka start untuk adiknya bukan?

Kakak yang baik harus membuka start untuk adiknya bukan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Chanwoo melangkah perlahan dengan begitu hati-hati di koridor kampus, matanya yang bulat seketika menyipit menajamkan pengelihatan, karena dia takut sewaktu-waktu akan bertemu denganmu.

Dia mengintip di balik dinding, aman. Oke dia kembali melangkah, saat bertemu persimpangan, ia kembali berhenti untuk mengintip pada koridor. Matanya begitu awas melihat kesetiap sudut, aman. Baginya.

"Pak, ngapain?"

"BUAJINDUL!"

"Allahuakbar, Bapak! Saya kaget loh!" Donghyuk mengelus dadanya karena terkejut. Begitu juga dengan Chanwoo, namun matanya terbelalak lebar saat menemukan sosokmu di balik bahu tegap Donghyuk. Kamu menatap Chanwoo begitu polos dengan mata bulatmu.

Sial... cantik banget, hari ini ngga pake masker. Chanwoo membatin dalam hati, sedangkan kamu langsung menundukkan wajah karena malu, pipimu bersemu merah sematang tomat.

Chanwoo melihat itu kemudian kedua pipinya ikut bersemu merah, sial! Chanwoo segera bergegas membalik badannya kemudian berlari cepat masuk ke dalam kelas. Bagaimana ia bisa melalui 2 setengah jam penuh untuk berada di dalam satu kelas bersamamu sekarang?!

"Pak Chanwoo napa dah?" Ryujin membuka mulutnya karena heran, Donghyuk langsung menaik turunkan bahunya tidak mengerti.

"Yaudahlah. Yuk masuk keburu dimarahin Pak Chanwoo." Donghyuk dan Ryujin kembali melangkah. Sedangkan kamu? Tentu saja berusaha mengais oksigen untuk menenangkan hatimu.

•••

"Jadi seperti itu ya pembahasan kita kali ini. Minggu depan sesuai SAP, materi yang akan kita bahas wajib untuk dibaca kalian. Buku-bukunya ada di perpustakaan. Dilarang fotocopy! Saya kemarin habis dimarahin sama publisher!" Chanwoo berucap tegas karena beberapa saat yang lalu, buku hasil karyanya baru saja tertangkap basah digandakan secara ilegal. Sebenarnya dia tidak masalah untuk itu karena dia sendiri pernah menjadi mahasiswa dengan biaya bulanan yang pas-pasan. Namun bisa apa lagi?

Akhirnya kelas bubar, satu persatu mahasiswa melewati Chanwoo sambil berterimakasih. Chanwoo tersenyum begitu manis membuat mahasiswanya lupa begitu saja akan ulah Jung Chanwoo jika dalam mode dosen. Lesung pipitnya benar-benar manis bukan?

"Pak..." satu suara lembut melantun membuat jantung Chanwoo tiba-tiba hampir jatuh ke tanah. Kami berdiri di samping meja Chanwoo sambil memeluk lembaran kertas hasil review.

Chanwoo berdehem mengalihkan suasana hatinya sambil masih membereskan laptop untuk masuk ke dalam tasnya.

"Kenapa?" Balasnya singkat seacuh mungkin. Kamu menghembuskan nafas kesal karena Chanwoo bertingah seolah-olah tidak ada Jung Chanwoo yang mengirimi pesan centil seminggu yang lalu.

"Mau ngasih review yang minggu lalu Pak..." kamu berucap jujur kemudian menyerahkan lembaran kertas pada Chanwoo. Lelaki itu menerima tanpa memandang sedikitpun padamu, sangat amat berbeda dengan chatnya minggu lalu, Jung Chanwoo kembali dingin.

"Yaudah saya periksa nanti." Chanwoo berujur pelan kemudian memasukkan lembar kertasmu ke dalam tasnya. Kamu mengangguk kikuk kemudian membungkuk untuk memberi salam, baru beberapa langkah hampir menyentuh pintu...

"Baca Montesquieu, The Spirit of the Laws. Minggu depan bahas bersama saya." Chanwoo berucap sambil mendahuluimu keluar dari kelas. Langkahmu langsung terhenti begitu saja, kamu memejamkan matamu rapat-rapat.

"Bangsat..."

"Anindita, saya dengar. Baca juga Boas, On Alternating Sounds. Sampai ketemu minggu depan." Chanwoo tersenyum mengintip dari pintu. Kamu menatapnya datar, sampai Chanwoo akhirnya melangkahkan kakinya kembali.

"Ya ampun... kurang sabar apa gue?" Rasanya ingin menangis. Kenapa Chanwoo semengesalkan itu?

Sedangkan yang membuatmu jengkel, melenggang begitu santai sambil tersenyum memikirkan ekspresi barumu, marah. Jung Chanwoo tersenyum dalam diam, kemudian berdehem berusaha mengontrol ekspresinya kembali.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You're my Totemism • Chanwoo iKON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang