41. Long Time No See, Kim Jinhwan

525 93 33
                                    

Halo pada kangen aku ngga? 🥺
.
.
.

Kamu terbangun dari tidur saat jam menunjukkan pukul 7 malam. Setelah sekitar pukul 3 sore selesai berobat, kamu langsung diantar Chanwoo pulang, ia sempat menyuapi makan padamu dan memastikanmu minum obat sebelum akhirnya Chanwoo kembali bekerja, dan sekarang kini kamu sudah bangun dengan keadaan kepala yang masih berdenyut-denyut.

Awalnya kamu berfikir bahwa mungkin nanti setelah tidur, kamu akan merasa lebih baik dan bisa membeli makan malam sendiri. Ya memang lebih baik karena panas tubuhmu mulai turun, namun nyatanya pusingmu masih belum hilang.

Akhirnya kamu memutuskan untuk menghubungi Ryujin lewat telepon, nihil. Begitu juga dengan Donghyuk. Pasti mereka berdua sedang liburan juga bersama keluarga, dan bodohnya kamu baru teringat jika sekarang masih musim liburan. Jika menghubungi orangtuamu, mana tega menyuruh mereka dari Jakarta ke Depok malam-malam begini?

Satu nama terlintas di pikiranmu, kamu menggigit bibir bawamu ragu. Apa harus kamu menghubunginya?

Drrrt... drrrtt....

Kamu terkejut bukan main saat belum melakukan apa-apa, telepon sudah masuk ke handphonemu. Satu nama yang kamu pikirkan sedari tadi, Kim Jinhwan. Kamu menghembuskan nafasmu, kemudian mengangkat telepon tersebut.

"Halo Kak?" Kamu berucap ragu karena jujur saja, kamu masih canggung jika harus berhadapan dengan Jinhwan.

"Anin... udah pulang dari Jogja?" Jinhwan bertanya ragu, ia sedang di cafe, lebih tepatnya sedang meracik kopi, langsung menyerahkan pekerjaannya tersebut pada pegawai. Jinhwan melepas celemeknya kemudian mengambil tempat duduk. Sepenting itu posisimu mengalahkan pekerjaannya sendiri.

"Emm... udah Kak." Kamu berucap seadanya, tanpa sadar suaramu begitu pelan dan lemas. Jinhwan menyadari hal tersebut, seketika alisnya berkerut curiga.

"Kok lemes? Kamu sakit? Kamu dimana? Udah makan?" Jinhwan memberondongimu dengan banyak pertanyaan, membuatmu tersenyum pelan, dalam batinmu membayangkan bagaimana Kim Jinhwan yang sekarang pasti sedang panik.

"Iya Kak, tapi aku udah ke dokter kok." Kamu menarik nafas kemudian menghembuskannya kembali. Kamu merapatkan selimut sambil memejamkan mata dengan tangan yang masih menggenggam ponsel di telingamu.

"Terus kata dokternya gimana? Kamu udah makan belum?" Jinhwan mengacak rambutnya kebelakang, memikirkanmu sakit saja sudah membuatnya khawatir bukan main. Jinhwan benar-benar tidak mau ada hal buruk yang terjadi padamu.

"Katanya demam sih, kaya masuk angin gitu. Tapi aku ngga papa kok. Ini lagi mau cari makan, kayanya bakal order online aja deh." Kamu menggigit bibirmu pelan. Sebenarnya order online juga bukan hal yang bagus. Karena pasti pihak keamanan gedung hanya akan mengijinkan petugas delivery untuk sampai ke lobby saja, yang artinya kamu harus turun ke lantai paling dasar. Bukan ide yang bagus! Bisa-bisa kamu pingsan saat berjalan.

"Ngga usah. Aku masakin aja ya? Kamu pengen apa? Tunggu 30 menit, aku nanti kesana. Oke? Kasih alamat lengkap sama nomer unit kamu." Jinhwan kembali bangkit langsung melangkahkan kakinya ke dapur, tangannya perlahan membuka ruang perlengkapan bahan masak yang tersedia di bilik ruangan khusus.

"Ngga ngerepotin Kak Jinhwan?" Kamu menggigit bibirmu ragu.

"Repot apa coba? Kamu ngga pernah ngerepotin sama sekali. Lagian kerjaanku santai kok. Ini aku masak ya, aku bikinin sayur, nasi sama daging ya? Susu juga oke? Mau kan?" Jinhwan sudah mengambil bahan satu persatu, sepertinya memasakkan makanan rumahan menjadi pilihan yang paling baik untuk menunjang kesehatanmu.

Kamu tersenyum, Jinhwan benar-benar lelaki yang baik. Sangat.

"Maaf ya Kak, ngerepotin. Aku mau dibawain apa aja kok, yaudah ini aku matiin ya? Aku mulai pusing lagi. Habis ini aku kirim alamat lengkapku." Kamu tidak berbohong karena merasakan pening kembali. Setelah Jinhwan menyetujui, akhirnya kamu mematikan telepon dan mengirim alamat lengkapmu.

You're my Totemism • Chanwoo iKON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang