79. Between Two

464 106 46
                                    

Chanwoo membuka pintu perlahan, ia memastikan ke kanan dan ke kiri agar dia dan dirimu keluar dari ruangan sempit itu tanpa tertangkap basah. Kamu menahan tawamu, mengeratkan genggaman tanganmu pada tangan Chanwoo yang menggendengmu.

"Ssstttt... diem ih! Aku cium lagi loh!" Chanwoo berbisik mengancam, namun kamu malah menjulurkan lidah menantang. Chanwoo tertawa pelan kemudian mendaratkan satu kecupan di atas bibirmu membuat kamu membeku beberapa saat. Selalu menjadi solusi yang tepat bukan?

Chanwoo tersenyum jahil kemudian saat dirasa sudah aman, Chanwoo menggandengmu keluar. Kantor kecamatan sudah begitu sepi sekarang, benar-benar tidak ada orang lain selain kalian berdua. Chanwoo melenggang dengan santai ke pintu depan bersamamu untuk mengantarmu pulang. Namun...

Klek... klek...

Chanwoo berusaha untuk membuka pintu tersebut tapi tidak ada pergerakan sama sekali. Chanwoo panik, begitu juga denganmu. Kamu menatap khawatir kemudian menggeser tubuh Chanwoo. Benar saja, bahkan kamu juga tidak bisa membukanya.

"Dikunci. Yah gimana dong?" Kamu berucap panik, Chanwoo dengan cepat membuka handphonenya, namun sial, handphonenya mati karena batrei yang sudah habis tidak bersisa.

"Aduh kenapa ada acara kaya gini sih?" Chanwoo kesal kemudian berusaha untuk membuka pintu kembali. Tidak habis akal, ia menjelajah pada meja kerja Mas Didi namun juga nihil. Tidak ada kunci sama sekali. Chanwoo menghembuskan nafasnya pelan, kamu tersenyum kemudian mengaitkan tanganmu pada genggaman tangan Chanwoo.

"Ngga papa. Ditunggu ya? Lagian kalo kekunci juga bisa apa sampai Mas Didi dateng besok subuh?" Kamu menenangkan Chanwoo, akhirnya lelaki itu tersenyum pelan kemudian memeluk tubuhmu. Ia membelai kepalamu begitu lembut memberikan kasih sayang, tentu saja kamu bisa merasakan itu, bahkan kamu tersenyum menenggelamkan wajahmu pada dada bidang Chanwoo.

"Yaudah lah ya. Lagian kita juga berdua, ngga ada salahnya berduaan sama kamu semaleman." Chanwoo berkata jail kemudian mengajakmu untuk mendudukkan diri di sofa panjang.

Kalian memutuskan untuk membunuh waktu dengan membicarakan banyak hal yang ada. Chanwoo menceritakan bagaimana Oxford begitu indah dan sangat mirip dengan bangunan di Harry Potter pada berbagai sudut, lalu udara yang sejuk, tetangga yang ramah, semuanya. Sedangkan kamu juga bercerita bagaimana setahun berlalu terasa begitu lamban. Kamu bercerita bagaimana Donghyuk yang mulai memberanikan diri untuk mencari kekasih, lalu Ryujin yang mulai panik saat mengetahui bahwa crush-nya memiliki perasaan yang sama dengannya.

Kamu bercerita panjang lebar, sedangkan Chanwoo mendondongkan tubuhnya ke arahmu sambil mengamatimu yang terus melantunkan kata tanpa berhenti, sesekali Chanwoo meraih tanganmu kemudian mengecup pelan permukaannya. Sampai akhirnya kamu lelah sendiri dan lebih memilih untuk menyandarkan kepalamu pada pundak Chanwoo.

Chanwoo tertawa melihat tingkahmu kemudian mendekap tubuhmu dalam pelukannya, ia begitu nyaman, sama dengan dirimu. Seperti potongan puzzle yang terpisah lama dan baru saja menyatu. Mungkin itu gambaran yang pas.

"Emmm... Anin, aku punya sesuatu buat kamu." Chanwoo berkata pelan kemudian sebelah tangannya masuk ke dalam kantung coatnya. Chanwoo mengeluarkan satu kotak tanggung yang dibungkus menggunakan kertas kado berwarna ungu. Kamu menatap Chanwoo penuh tanya kemudian lelaki itu meletakkan pada tanganmu.

"Buka deh." Chanwoo memerintah padamu. Akhirnya kamu mengangkat kotak tersebut namun agak terkejut saat menyadari ternyata kotaknya cukup berat.

"Kak Chanu mau ngerjain aku ya?! Ini pasti batu isinya!" Kamu berseru kesal karena Chanwoo memang selalu menjahilimu, tentu saja Chanwoo tertawa renyah kemudian memelukmu dengan gemas. Kedua tangannya menangkupkan diri ke pipimu, menekan pelan hingga bibirmu membulat maju terhampit pipi.

You're my Totemism • Chanwoo iKON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang