64. About Oxford

496 102 49
                                    

Chanwoo mendudukkan dirinya di sofa, perlahan tangannya meraih remot TV dan menyalakan pada saluran musik klasik, dengan sengaja ia membesarkan volumenya hingga maksimal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chanwoo mendudukkan dirinya di sofa, perlahan tangannya meraih remot TV dan menyalakan pada saluran musik klasik, dengan sengaja ia membesarkan volumenya hingga maksimal. Tangannya yang bebas melepaskan seluruh kancing kemejanya hingga ia bertelanjang dada, kemudian lelaki itu bangkit, ia berjalan ke kamar mandi untuk mengisi bathtub dengan air hangat dan aroma therapi.

Chanwoo menatap kosong, ia kembali melangkah ke kamar hotelnya, membuka tas ransel kemudian meraih satu kotak beludru hijau tosca bertuliskan Tiffany & Co dan satu buku catatan usang. Chanwoo tersenyum getir kemudian kembali melangkah masuk ke kamar mandi, melepas sisa kain yang ada hingga dirinya kini telanjang bulat dan masuk ke dalam bathtub.

Chanwoo menghela nafas panjang, jam menunjukkan pukul setengah tiga pagi, Jung Chanwoo cukup gila untuk merendam tubuhnya di dalam bathtub, alih-alih menidurkan diri di atas kasur yang empuk.

Tangan Chanwoo kembali meraih kotak beludru yang tadi ia ambil, ia membuka perlahan kemudian mengamati cincin bermatakan berlian mewah nan anggun. Cincin yang seharusnya menjadi milikmu, namun cincin tersebut tidak sempat barang menunjukkan diri di depanmu. Chanwoo tersenyum getir.

Ia masih hancur, kenyataannya ia tidak baik-baik saja. Chanwoo mengira perasaannya tidak akan berkecamuk saat di hadapanmu, nyatanya memang benar ekspresi lelaki itu masih bisa ia kontrol, namun tidak dengan hati. Chanwoo hancur, sama seperti satu setengah tahun yang lalu saat ia meninggalkanmu.

Perlahan tangan Chanwoo juga meraih satu buku yang nampak semakin usang. Buku catatan dengan cover khas dari kulit asli. Chanwoo membukanya perlahan, melihat lembar demi lembar saksi kisah hidup selama ini setelah ia kehilanganmu.

Satu tetes air mata turun dalam keheningan dirinya yang berpadu dengan musik klasik. Jung Chanwoo mencintaimu, sampai detik ini.

•••

Flashback

Anindita? Apa kabar?
Hari ini hari pertama setelah perjalanan panjangku dengan pesawat yang memuakkan itu. Kenapa bisa memuakkan? Aku tau pesawatkan memiliki fasilitas yang begitu apik dan memadahi, tapi tidak merubah kenyataan bahwa aku hancur.

Anin, aku menangis. Menangis dengan kencang sambil memeluk cincin yang seharusnya aku berikan padamu malam itu. Aku memang terlalu pengecut, lelaki tidak bertanggung jawab yang meninggalkanmu begitu saja. Aku hancur saat melihatmu menangis, seharusnya aku tidak boleh melakukan ini padamu.

Tapi aku ingin kamu bahagia bersama kakakku.

Maaf, aku memang bodoh. Aku memilih untuk pergi ke negara lain yang benar-benar jauh dari jangkauanmu. Maafkan aku.

Anin, aku berharap jika nanti kita bertemu lagi, kita sama-sama akan tersenyum dalam kebahagiaan masing-masing. Semoga.

ㅡ Jung Chanwoo, Oxford musim dingin yang menyiksa.

You're my Totemism • Chanwoo iKON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang