28. Jung Chanwoo's Place

531 103 16
                                    

Aku lagi sedih nih. Hue 😭
((Curcol))
.
.
.

Kamu menganga lebar setelah Jung Chanwoo melepas pelukan lalu mempersilahkan kamu untuk masuk ke unit apartemennya. Dulu Chanwoo memang bercerita bahwa ia membeli unit apartemen yang besar karena untuk calon keluarganya kelak. Tapi siapa yang menyangka jika besar dalam definisi Jung Chanwoo adalah segala kemewahan interior dan luasnya.

Semua berpadu berwarna putih, dan ternyata unit apartemen Chanwoo memiliki dua lantai, benar-benar apartemen yang siap untuk dihuni oleh sebuah keluarga. Di titik ini kamu terhenyak, menyadari bahwa Chanwoo benar-benar sudah siap dengan kehidupannya. Ia sudah siap sebagai seorang lelaki yang akan membangun keluarganya sendiri.

"Anin kamu duduk dulu sambil nonton TV ya, aku mau ambil buku dulu di ruang kerja terus kita nanti order makan oke? Kamu belum makan kan?" Chanwoo bertanya sambil melangkahkan kakinya ke kulkas untuk memberikan minuman padamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Anin kamu duduk dulu sambil nonton TV ya, aku mau ambil buku dulu di ruang kerja terus kita nanti order makan oke? Kamu belum makan kan?" Chanwoo bertanya sambil melangkahkan kakinya ke kulkas untuk memberikan minuman padamu.

Kamu tidak menjawab karena masih terpaku dengan pemikiranmu. Kamu dihadapkan pada bukti nyata Jung Chanwoo tidak main-main saat berkata bahwa ia sudah siap berkeluargaㅡ ia sudah siap untuk memulai hidup baru bersama pasangan yang akan ia pilih. Seketika mukamu memerah padam, kamu berusaha memendam diri untuk tidak terlalu besar kepala.

Tidak mungkin kamu bukan? Kamu masih berstatus sebagai mahasiswa baru, mana mungkin Chanwoo akan memilihmu untuk menjadi pendamping hidup? Tidak mungkin. Tidak. Kamu masih muda, belum memiliki prestasi, belum berpenghasilan, jauh dari kata serasi untuk Jung Chanwoo.

Tidak berselang lama, Chanwoo datang dengan dua buku tebal dan macbook miliknya. Kamu masih menatap Chanwoo dengan berbagai pikiran yang berkecamuk bingung. Chanwoo itu terlalu sempurna, tampan, tinggi, berbadan bagus, cerdas, dan satu poin mengejutkan, dia sudah mapan. Bukan sekedar mapan, ia sangat mapan dan sangat siap.

Chanwoo menggelar seluruh pekerjaannya di meja depan TV, sedangkan kamu masih terdiam sambil memeluk bouquet bunga. Chanwoo yang menyadari akan hal itu langsung menatapmu curiga, ia tersenyum kemudian menarik tanganmu untuk memeluk tubuhmu.

"Kenapa diem? Biasanya pasti ada aja yang diomongin. Laper ya? Order gih." Chanwoo menyodorkan handphonenya padamu. Kamu menatap lelaki itu dengan ragu, Chanwoo menaikkan kedua alisnya karena penasaran akan apa yang ada di benakmu sekarang.

"Ehm... apatemen kakak luas." Tiga kata yang mampu keluar dari bibirmu membuat Chanwoo tertawa gemas kemudian mencolek pipimu.

"Kan aku dulu udah pernah bilang, mau beli rumah, belum nemu tempat yang cocok. Jadi aku beli apartemen, soalnya dengan usiaku yang segini, aku juga mikirin buat masa depan keluargaku nanti." Chanwoo menerangkan apa adanya, bahkan jemarinya yang bebas tidak merangkulmu, mulai membuka handphonenya yang ada di genggamanmu agar kamu cepat mengorder makanan.

"Oh... kakak hebat ya." Ucapmu singkat yang sebenarnya banyak pertanyaan yang ingin kamu lontarkan. Seperti pertanyaan, keluarga bagaimana yang ia inginkan? Apakah Chanwoo berniat untuk segera menikah? Lalu siapa gadis beruntung itu?

Chanwoo yang menyadari hal tersebut kemudian menatapmu menyelidik, "kenapa? Hmm?"

Jemari Chanwoo membenarkan anak rambutmu, menyelipkan ke belakang telingamu agar tidak menutupi wajah. Bahkan dari sentuhan jemarinya, kamu merasakan getaran yang luar biasa nyaman. Jung Chanwoo membuatmu gila.

"Engga kenapa-kenapa. Aku ngerasa kakak beneran udah siap dalam segala hal, maksudnya kakak udah bener-bener matang, finansialnya stabil, semua udah punya. Beneran sesiap itu sebagai lelaki." Kamu menunduk memainkan jemarimu karena gugup, Chanwoo yang menyadari itu kemudian menggenggam perlahan tanganmu.

"Aku tetep aku, aku tetep Jung Chanwoo yang suka marah kalau ada mahasiswa yang ngga baca materi, aku tetep Jung Chanwoo yang galak kalau ada mahasiswa yang ngga tau konsep dasar teori. Aku cuma Chanwoo yang masih belajar soal kehidupan kok, Anin. Aku bersyukur banget bisa ketemu kamu karena setiap apa yang aku jalani, aku ngerasa semua lebih mudah kalau ada kamu di sisi aku." Chanwoo membelai pipimu dengan ibu jarinya, kamu menatap pada kedua bola mata bulat Chanwoo yang begitu tentram.

"Kamu minder? Jangan minder. Anin, kamu juga cantik, cerdas dan kamu juga anaknya rajin. Aku suka. Aku paling suka kalau kamu lagi ngambek, gemes hehe. Tapi aku lebih suka lagi kalau kamu ada di sebelah aku kaya gini. Rasanya kaya aku ngga perlu mikirin hal lain, kaya semua bebanku terangkat gitu aja. Jadi Anin, kamu ngga bisa dibandingkan sama siapa aja. Kamu tetep Anindita Han, tetep jadi cewek yang bikin aku ngerasa nyaman."

Kamu menyulum senyuman, Chanwoo yang melihat itu juga ikut tersenyum. Ia memperhatikan bagaimana bibir mu bergerak begitu apik membingkai senyum yang sempurna, dengan jarak sedekat ini, Chanwoo bisa merasakan jantungnya meronta. Ia mengamatimu, terutama juga bibirmu, dan kamu sadar akan hal itu.

Chanwoo mendekatkan wajahnya padamu perlahan, genggaman tangannya padamu makin erat, kamu mulai memejamkan mata karena merasakan ujung hidung rampingnya menyentuh ujung hidungmu.

Namun Chanwoo segera menarik dirinya kembali, ia tidak ingin memberikan ciumannya padamu sekarang, ini bukan waktu yang tepat.

Kamu mengerjapkan mata. Sial... hampir saja bibirmu bersentuhan dengan bibir tipis Chanwoo.

"Ayok order makan aja. Aku laper, habis ini temenin bikin soal ya. Tapi aku ngga mau kamu bantuin aku bikin soal buat angkatan kamu. Sama aja aku ngasih bocoran ke kamu dong." Chanwoo tersenyum menggoda, mencolek pucuk hidungmu, membuatmu kembali terhempas pada kenyataan.

Dalam benakmu berfikir, mungkin memang Jung Chanwoo tidak benar-benar menginginkanmu.

.
.
.

Jadi gitu, guys... Anin ngga pede. Chanu juga maju mundur :"

You're my Totemism • Chanwoo iKON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang