40. When Anin was Sick

545 119 24
                                    

Selamat malam huhu
Aku lagi pekan UTS, mau ambil rest lagi tapi ngga enak sama kalian soalnya kemarin udah rest.
Tapi belum tau juga jadinya gimana :(
Nanti jadi rest atau engga, bakal aku infoin di annouce wattpad sama twitter ya ;(

Minta doanya ya :"
.
.

Entah apa yang terjadi, saat semalam kamu sampai di unit apartemen setelah liburan singkatmu dengan Chanwoo, kamu merasa lemas bukan main. Untung saja Chanwoo tidak mencurigai apa-apa, ia hanya memberikan satu kecupan kupu-kupu pada pipimu sebelum akhirnya kamu memutuskan untuk masuk ke unit apartemenmu.

Kamu merasa begitu lemas, belum lagi nafasmu yang terasa berat dipadu dengan kepala yang pusing. Kamu menatap pada jam dinding yang menunjukkan pukul 11 siang, sudah lebih dari 10 jam kamu tertidur. Kamu mengedarkan pandangan, kopermu masih belum tersentuh di ujung ruangan, bahkan kamu juga belum berganti baju.

"Engh... pusing." Kamu bergumam pelan, akhirnya dengan sisa tenaga yang kamu miliki, kamu berusaha untuk mencari keberadaan handphonemu. Kamu menemukannya di balik bantal, 10 panggilan tidak terjawab dari Chanwoo dan belasan pesan menumpuk dari lelaki itu.

Kak Chanu
Anin udah bangun?
Halo, sayangnya Chanu...
Udah jam 9 belum bangun? Kamu sarapannya gimana?
Anin?
Sayang?
Angkat telepon dong? Kok bikin khawatir?
Aduh mana aku lg ngoreksi UAS, bisa lembur.
Anin, telepon aku kalau udah bangun ya?

Kamu menghembuskan nafas pelan, melihat ke layar saja sudah berputar-putar rasanya. Beruntung beberapa detik kemudian, handphonemu bergetar, Chanwoo kembali menelpon.

"Anin? Udah bangun?" Chanwoo langsung memborbardir pertanyaan bahkan sebelum kamu sempat mengucap halo.

"Emh... iya udah." Kamu berucap seadanya sambil memijat pelipismu, yang kamu sadari saat membuka mulut, kamu merasakan nafasmu yang panas dipadu dengan rasa pahit.

"Loh kok suara kamu lemes gitu? Kamu sakit? Aku kesana ya?" Chanwoo panik tentu saja, ia bahkan langsung memalingkan wajahnya dari tumpukan kertas yang harusnya ia koreksi.

"Hah? Ngga usah. Kakak sibuk, aku ngga papa kok." Belum sempat kamu mendengar jawaban dari Chanwoo, telepon susah tertutup. Kamu menghembuskan nafasmu berat. Bagaimana ini? Kalau Chanwoo benar-benar kesini, kamu belum mandi. Tentu saja kamu malu setengah mati apa lagi jika teringat kejadian di Jogja.

Chanwoo menciummu. Memikirkan itu saja sudah membuat wajahmu semakin panas.

"Ah gila lu. Mending mandi deh." Kami menepuk wajahmu sendiri kemudian perlahan bangkit menuju ke kamar mandi. Setidaknya membasuh tubuh dengan air hangat akan lebih baik daripada air dingin bukan?

Lima belas menit kemudian kamu sudah selesai mandi dan bersiap...

"Ya ampun kaget!" Kamu terkejut bukan main sampai terhuyung ke belakang karena masih pusing. Chanwoo tiba-tiba sudah duduk manis di atas ranjangmu, bahkan ranjangmu sudah rapih yang artinya Chanwoo yang merapihkannya.

Melihatmu yang terhuyung, Chanwoo dengan cepat langsung mengkap tubuhmu, "kamu ngga papa? Masih pusing?"

Kamu membelalakkan mata saat melihat Chanwoo yang begitu dekat denganmu, begitu juga dengan tangannya yang erat memeluk pinggangmu begitu hangat. Pikiranmu menjadi kacau sendiri. Bagaimana ini? Kamu bisa mencium aroma parfum khas bau mint dari tubuhnya.

"Ngga papa kan? Ayo kita ke klinik sekarang." Chanwoo menegakkan tubuhmu kemudian menggandeng tanganmu. Tangannya yang bebas juga meraih tas kecilmu yang sudah ia persiapkan. Kamu tersenyum menyadari bahwa Chanwoo adalah lelaki yang peka dan perhatian meskipun sering membuatmu kesal.

You're my Totemism • Chanwoo iKON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang