33. The House of Raminten

469 112 38
                                    

Tau ngga? Akhir-akhir ini aku ngerasa karyaku jadi sepi huhu padahal aku apal kalian-kalian yang suka ngehype 😭❤
.
.
.

Tau ngga? Akhir-akhir ini aku ngerasa karyaku jadi sepi huhu padahal aku apal kalian-kalian yang suka ngehype 😭❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Anin..." Chanwoo menundukkan wajahnya agar bisa melihat wajahmu yang masih cemberut dengan banyak bekas air mata di sekujur wajahmu. Kamu masih kesal, melipat kedua tanganmu di depan dada dengan bibir yang maju beberapa mili. Chanwoo gemas, ia bahkan tidak bisa menahan senyumannya.

"Jangan ngambek dong. Maaf ya..." Chanwoo masih berusaha membujukmu, kamu masih diam menatap ke arah lain. Siapa yang tidak kesal jika ditakut-takuti seperti tadi?

"Anin, ayo dong ngomong. Hmm? Boleh pesen apa aja deh habis ini, kamu mau apa aku turutin deh." Chanwoo kembali membujukmu, tangannya terulur untuk meraih tanganmu yang bersedekap, kamu masih menolak tidak mau membuka suara.

"Maaf ya? Hmm? Janji aku ngga gitu lagi kok, sekarang terserah kamu deh mau pesen makan apa, pesen semuanya juga boleh banget kok." Chanwoo membujukmu, menarik tanganmu agar ia bisa memeluk tubuhmu. Kamu sedikit melunak karena mendapat ide. Sepertinya membuat Chanwoo menghabiskan semua makanan akan menjadi ide yang bagus.

"Boleh semuanya?" Kamu akhirnya membuka suara membuat Chanwoo tersenyum memperlihatkan gigi rapihnya, pun akhirnya ia mengangguk. Kamu tersenyum nakal kemudian mengacungkan tangan untuk memanggil pelayan.

Saat ini kamu dan Chanwoo sedang ada di salah satu restoran terkenal khas Jogja, The House of Raminten. Sebuah restoran yang sangat kental dengan nuansa Jawa, musik gamelan mengalun lembut, bahasa daerah yang menggema, juga bau rempah-rempah khas Jawa. Siapa yang mengajak? Tentu saja Jung Chanwoo.

"Sugeng ndalu, Mbak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sugeng ndalu, Mbak. Ada yang bisa dibantu?" Satu pelayan lelaki menghampiri kalian, kamu dengan senang membuka menu.

"Aku mau pesen. Mau sekul sangga langit, sop segoro amarto, kupat tahu, pecel raminten, bakso sapi, es teh jumbo dua, sama bir 4 gelas!" Kamu menyebutkan serentetan menu, Chanwoo membelalakkan matanya, bukan perkara uang, siapa yang akan menghabiskan semua itu? Apa lagi sekul sangga langit dan sop segoto amarto itu menu besar setara dengan tumpengan.

"Anin, siapa yang mau habisinㅡ"

"Kamu!" Kamu langsung menjawab tanpa jeda, Chanwoo dan kamu sama-sama terdiam saling menatap, kemudian kamu tersenyum penuh kemenangan, Chanwoo yang menyadari itu kemudian tersenyum. Rupanya kamu sedang menghukum dia.

"Oke. Aku habisin semuanya." Chanwoo setuju, menerima tantanganmu. Beberapa menit kemudian, semua pesanan datang memenuhi mejamu dan Chanwoo sampai harus menambah satu meja lagi karena terlalu penuh. Kamu tersenyum nakal kemudian mengambil kupat tahu lalu menyantapnya.

Sedangkan Chanwoo sudah menghela nafas panjang, ia memulai makan dari sopnya, kamu tersenyum melihat bagaimana Chanwoo mulai mengunyah, tangan lelaki itu memudian mengambil piring dan mulai mengambil nasi juga beberapa lauknya. Kamu masih makan dalam damai sampai akhirnya Chanwoo masih begitu tenang mengunyah padahal nasi tumpeng sudah habis, juga dengan sopnya. Lalu Chanwoo kini mengambil nasi pecel dan memakannya dengan santai. Belum lagi es teh jumbonya sudah tinggal separo.

Perut macam apa itu? Chanwoo sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia kekenyangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perut macam apa itu? Chanwoo sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia kekenyangan. Ia terus mengunyah dengan asik, menyerutup kuah bakso dengan nikmat. Kamu yang kesal kemudian meneguk bir dalam sekejap. Chanwoo yang melihat itu langsung membelalakkan matanya.

"Anin, minum birnya kok gitu? Kamu mabuk loh nanti." Chanwoo berusaha untuk meraih gelasmu, namun kamu langsung menolak.

"Biarin! Lagian malem ini dingin, biar badannya anget!" Kamu berucap cuek kemudian langsung kembali melanjutkan aktifitas minummu, dengan santai pula kamu kembali melanjutkan makanmu. Sedangkan Chanwoo sudah menghembuskan nafasnya pasrah, berdoa agar kamu tidak memuntahkan isi perutmu jika misalnya nanti kamu mabuk.

Akhirnya Chanwoo kembali melanjutkan aktifitas makannya daripada ia harus menghadapi kamu yang sedang badmood, bisa-bisa kamu menambah pesanan makanan lagi. Setengah jam kemudian, Chanwoo berhasil menghabiskan semua makanan dengan keadaan perut yang membuncit. Bahkan sesekali ia bersendawa lega. Ah nikmat sekali semua makanan malam ini.

Chanwoo meraih birnya dan terkejut saat empat gelas bir yang kamu pesan kini hanya tersisa satu gelas. Chanwoo langsung mengalihkan pandangannya padamu. Kamu menyangga wajahmu dengan mata yang tertutup, dihiasi pula oleh rona wajahmu yang sangat merah. Chanwoo tersenyum kemudian melambaikan tangan di depan wajahmu. Tidak ada respon sama sekali.

Oke fix... kamu sudah mabuk.

Chanwoo tertawa pelan kemudian mengangkat tangannya untuk meminta bill. Yah baiklah, sepertinya kencan malam ini sudah berakhir.

.
.
.

Ayo tebak, ada kejadian apa selanjutnya? Hehehe

You're my Totemism • Chanwoo iKON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang