63. I'm Ok. He's Ok

470 105 56
                                    

Guys, yang belom tau, Kak Hanbin season 1 udah aku pindahin ke WP ya, lagi proses.

Yang baca jangan lupa vote dan comment ❤
.
.
.

Chanwoo berdiri di depan aula yang sebenarnya tidak terlalu besar namun cukup untuk menampung 50 orang. Ia mengamati seluruh mahasiswa yang ada di ruangan ini seperti mesin scan yang teliti. Ia juga melihatmu yang duduk sambil menulis di atas buku, sesekali lelaki di sebelahmuㅡ Kim Doyoung membantumu dengan laptop di hadapannya. Begitu juga tiga temanmu lainnya yang sibuk dengan laptop masing-masing.

"Baik selamat malam, perkenalkan saya Jung Chanwoo, dosen Ilmu Sosial dan Politik. Saya diutus langsung oleh universitas untuk langsung terbang kesini dari Inggris. Jadi saya harap kerjasama kita untuk memberi sumbangan ke desa ini secara maksimal dan tidak main-main. Mengerti?!" Chanwoo berucap tegas. Kemudian disusul jawaban oleh para mahasiswa.

"Baik untuk malam ini saya minta kalian semua membuat konsep proker kelompok dan individu. Ajukan judul kepada saya malam ini, saya ngga peduli kalau sampai subuh pun, saya akan tetap disini sampai kalian benar-benar menentukan judul dan konsep. Untuk deadline LRK individu saya tunggu tiga hari kedepan, dan LRK kelompok saya tunggu 5 hari. Konsultasi LRK kelompok ada di tangan Kordes dan Sekdes tidak terkecuali. Saya berikan waktu 1 jam pertama untuk membuat judul dan konsep. Kalian bebas ke meja saya jika butuh berkosultasi."

Chanwoo kemudian menatap pada jam tangannya, kemudian kembali menatap ke depan.

"Dimulai dari sekarang." Ucap lelaki itu memerintahkan. Semua orang langsung riuh, tidak jarang banyak mahasiswa yang mengumpat kesal. Gila saja, jam sudah menunjukkan pukul 12 malam.

Chanwoo mendudukkan diri kembali pada kursinya, ia mengacak rambutnya. Ia kesal setengah mati melihatmu bersama dengan Doyoung. Tapi untuk apa? Ia sendiri juga tidak tau.

Sedangkan kamu langsung kebingungan, Seulgi membantumu untuk merencanakan konsep LRK kelompok, dibantu juga dengan teman-temanmu yang lain. Doyoung sama kacaunya, bahkan rambutnya kini sudah berantakan.

"Kita ambil isu bisnis aja? Kita ngajarin bisnis ke orang-orang desa. Nanti kita bikin penyuluhan aja biar gampang juga laporannya." Mark memberi saran.

"Terus project individu lu apaan?" Doyeon tentu saja khawatir karena ia tau bahwa sebenarnya itu project individu Mark, tapi lelaki itu dengan cuma-cuma memberikan idenya untuk menyelamatkan kelompok kalian.

"Udah gue gampang. Gue nanti bisa ngasih penyuluhan pembangunan usaha mini market. Gampang cuy! Semua ada jalan. Udah sana tulis." Mark memberikan perintah padamu dan Doyoung kemudian kalian menulis seadanya. Tapi masalahnya kini kamu kebingungan dalam memilih judul.

"Bingung ya judulnya? Kita konsul aja ya?" Doyoung memberikan saran, kamu langsung menatap pada Chanwoo yang kini terlihat sedang sibuk dengan macbooknya, beberapa mahasiswa juga terlihat berkonsultasi, Chanwoo sesekali memberikan catatan pada pekerjaan mereka.

Tapi pertanyaannya, apakah kamu sudah siap berhadapan dengan Chanwoo? Apakah kamu yakin?

Kamu menggigit bibir bawahmu ragu, Doyoung menyadari itu. "Aku sendiri yang konsul deh ngga papa."

Doyoung mengalah hendah bangkit, lelaki itu cerdas. Ia tau gerak-gerikmu sejak pertama kali melihat Chanwoo, ada yang salah disini. Doyoung bukan orang yang bodoh.

Kamu menggeleng menahan tangan Doyoung yang sudah mengangkat macbookmu, "ayo bareng."

Iya kamu harus menghadapi ini. Lagi pula untuk apa takut? Kalian sudah berpisah dan bahkan dalam hitungan tahun. Semua akan baik-baik saja bukan? Semua akan kembali seperti semula, seperti sebelum kamu bertemu dengan Chanwoo.

Kamu dan Doyoung melangkah, Chanwoo menyadari pergerakanmu, kalian berdua kini saling bertatapan untuk pertama kalinya. Begitu saja Chanwoo bisa melihat wajah polosmu berpadu dengan aroma tubuhmu tang tidak berubah. Kamu yang menggunakan baby doll dan hanya ditutupi oleh jaket KKN. Hati Chanwoo terasa sesak, entah kenapa bisa seperti itu.

"Pak, kita kesulitan buat nentuin judul." Doyoung membuka suaranya. Chanwoo melihat kepada kerangka kerja kalian kemudian meneliti dengan seksama. Ia harus tetap profesional bukan?

"Coba kalian cari lebih dalam lagi permasalahan desanya. Kalo emang konsep ini pas, lanjutin. Sementara ini kalian boleh ngajuin konsep yang kalian tulis ini, tapi saya minta kalian coba dekati warga, cari tau sebenarnya mereka ada permasalahan apa. Kalau dari segi ekonomi, disebelah mananya? Pemasaran? Pemasukan? Daya panen atau peternakan." Chanwoo memberikan catatan di selembar kertas. Kamu mengangguk berusaha mengerti meskipun pikiranmu benar-benar berkecamuk. Apa lagi saat kamu menghirup lekat parfum Chanwoo yang tidak berubah. Aroma yang selalu membuatmu betah di dalam pelukannya.

"Kalian dari desa mana?" Chanwoo bertanya, matanya tertuju padamu, seketika kamu merasa menciut, tenggorokanmu tercekat karena perihnya masa lalu.

"Bak... Bakbakan." Ucapmu seadanya kemudian menunduk.

"Kalian Kordes sama Sekdesnya?" Chanwoo kembali bertanya sambil memberikan lembaran kertas revisi pada Doyoung, lelaki itu mengangguk sopan.

"Berapa orang di kelompok kalian? Cowoknya berapa?" Chanwoo bertanya menyelidik. Doyoung curiga, untuk apa bertanya mengenai jumlah lelaki?

"Total kita ada lima, Pak. Cowoknya ada dua, ceweknya tiga." Doyoung menjawab seadanya, sedangkan kamu berusaha untuk mengalihkan pandanganmu.

Kamu melihat jemari Chanwoo yang bergerak apik di atas keyboard macbooknya. Jari manis itu, kamu terbelalak, Chanwoo masih menggunakan cincin kalian. Cincin yang kalian beli di Malioboro. Chanwoo menyadari arah pandangmu, kemudian ia menurunkan tangannya ke bawah meja.

"Besok saya kesana. Ke desa kalian jam 9 pagi." Ucap Chanwoo yang kemudian berseru pada mahasiswa yang menunggu untuk konsultasi selanjutnya.

Kamu mematung, apa maksudnya semua ini? Kenapa Chanwoo masih menggunakan cincin kalian? Untuk apa? Kenapa?

You're my Totemism • Chanwoo iKON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang