70. Night Call

478 105 46
                                    

Pasukan bucin, ayo absen dulu sini hehehew
.
.
.

Chanwoo memasuki kamar hotelnya dengan senyuman yang tidak pernah luntur sedikit pun dari wajahnya. Setelah sekian lama, baru kali ini Chanwoo tersenyum begitu tulus dan bahagia. Siapa lagi perkaranya jika bukan dirimu?

Chanwoo terkekeh saat mendengarkan penuturanmu yang lucu.

"Hah? Engga lah. Aku ngga punya pacar, naksir orang aja engga. Sejak putus dari Kak Chanu, aku belum punya pacar lagi."

Kamu menjelaskan dengan mata terbelalak sambil sedikit ngotot, seakan-akan Chanwoo masih kekasihmu, seakan-akan kamu baru saja tertangkap basah berselingkuh. Chanwoo kemudian tertawa pelan, wajahmu sangat menggemaskan. Melihatmu tersenyum saja sudah membuat dada Chanwoo bergemuruh tidak karuan.

"AAAHHH ISO EDAN AKU!!!" Chanwoo berteriak kencang sambil membanting tubuhnya ke kasur, kemudian kakinya menendang-nendang bebas sambil memekik sampai selimut tebal terjatuh dari kasurnya. Muka Chanwoo memanas, sudah semerah kepiting rebus.

Nyatanya kamu masih berefek sangat besar untuk Chanwoo. Singkat kata, Chanwoo masih mencintaimu hingga nampak seperti diperbudak oleh cintanya sendiri.

Setelah lelah, Chanwoo akhirnya terdiam mengais udara. Tangannya dengan cepat membuka gallery foto yang langsung mengarah pada foto-fotomu dan Chanwoo dulu. Chanwoo tersenyum mengamati wajahmu yang kini terpampang jelas di layar handphonenya yang cukup lebar. Kemudian ia menggeser layar, yang terpampang adalah foto Chanwoo bersama Jinhwan. Seketika senyum di bibir lelaki itu luntur, ia menghembuskan nafasnya bingung.

Seharusnya ia tidak seperti ini bukan? Seharusnya ia masih menjaga perasaan kakaknya. Sekali lagi Chanwoo menghembuskan nafasnya berat, ia bangkit dari kasur menuju ke kulkas kecil untuk mengambil sekaleng beer. Chanwoo meneguknya dengan cepat untuk menyegarkan pikirannya kembali. Akhirnya jemari panjang lelaki itu membuka kontak Jinhwan dan menelpon Kakaknya.

"Oyyyy adekku!" Jinhwan berseru gembira di seberang sana. Ia baru saja masuk ke unit apartemennya setelah bekerja seharian penuh karena cafe sangat ramai. Rasa lelahnya hilang begitu saja setelah sang adik menelpon.

Sedangkan Chanwoo langsung tertawa geli, "Gimana kabarnya? Lagi dimana?"

Jinhwan tersenyum, dengan segera ia melempar tubuhnya ke kasur untuk menyamankan diri. Sudah terhitung hampir satu bulan Chanwoo belum menghubunginya lagi. Entah apa yang lelaki itu kerjakan, ia sendiri juga tidak tau pasti. Tapi dia tau bahwa Chanwoo sudah mulai menyusun disertasinya. Semoga saja ia akan mendapatkan kabar baik secepatnya.

"Ini gue udah di apart, kabar gue baik lah. Baik banget, Semarang gila sih tentram banget. Yang ngga bikin tentram cuma panasnya HAHAHA. Untung di Kota Lama tuh rimbun kan, mulai penghijauan, jadi cafe gue ngga panas-panas amat. Disana jam 11 pagi ya?" Jinhwan bertanya memastikan karena adanya tenggat waktu yang cukup jauh antara Indonesia dan Oxford, Chanwoo tersenyum secukupnya, ia memang belum memberi tau keluarganya bahwa ia sudah ada di Indonesia.

"Gue lagi di Bali." Chanwoo berkata singkat, Jinhwan terkejut langsung mendudukkan dirinya.

"Hah? Gila lu? Lu pulang? Akhirnya setelah sekian purnama adek gue pulang?! Gue kira disana lu udah jadi sasaran perdagangan manusia!" Jinhwan berseru sambil tertawa.

"Sialan!" Chanwoo pun ikut tertawa kemudian Chanwoo dan Jinhwan sama-sama terdiam, terjebak dalam pikirannya masing-masing.

"Gue belum sempet kasih tau mamah papah soalnya gue langsung disuruh ke Bali sama pihak universitas. Gue harus ngebimbing KKN, 42 hari. Gue disini tinggal di hotel, dibiayain semuanya. Ngga usah khawatir. Gue bakal balik rumah dulu kok, sebelum balik ke Oxford lagi. Lu balik juga ya besok pas gue ke rumah?" Chanwoo menerangkan sambil memastikan.

You're my Totemism • Chanwoo iKON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang