Bonus Chapter 3 : Snow in Oxford

791 66 27
                                    

Kamu mengerjabkan mata yang terasa masih berat, kamu langsung meraih selimut untuk dirapatkan ke tubuhmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu mengerjabkan mata yang terasa masih berat, kamu langsung meraih selimut untuk dirapatkan ke tubuhmu. Pagi ini Oxford masih begitu dingin, bahkan kamu bisa melihat dari celah jendela, salju menutupi semua pemandangan, untung saja badai sudah berlalu semalam. Dibilang badai juga tidak terlalu, hanya saja hujan salju yang deras, cukup membuatmu tau bahwa di pagi hari butaㅡ bahkan saat matahari belum menyapaㅡ suamimu sudah turun dari ranjang dan memilih untuk membersihkan pelataran halaman depan dari tumpukan salju. Terutama pada bagian peralon air yang membeku.

Kamu sedikit merenggangkan tubuh kemudian menempuk sisi sebelah kasurmu. Kosong... padahal kamu tau, setelah membersihkan salju, Chanwoo kembali memelukmu untuk tidur.

Kamu mengerjab pelan menatap pada ternit kamar kalian yang berwarna putih elegan. Rumah sederhana yang dibeli Chanwoo saat ia diterima di Oxford. Hanya sebuah rumah dengan ruang tamu sekaligus ruang keluarga, dapur sederhana, satu gudang kecil, satu kamar mandi, dan satu kamar tidur. Jika di deskripsikan memang nampak sempit namun nyatanya rumah ini cukup luas untuk kalian berdua tinggal. Atau lebih tepatnya 'pas'.

"Sayang udah bangun?" Chanwoo masuk ke kamar menggunakan sebuah sweater berwarna biru cerah, ia sudah sangat wangi berbeda denganmu yang masih menggunakan baju tidur hangat dan terbalut dengan selimut tebal.

"Dingin..." ucapmu pelan, nyatanya sudah seminggu berada di Oxford tidak membuat badanmu cepat beradaptasi. Chanwoo mentapmu bingung kemudian ia beranjak mencari remot penghangat untuk menaikkan suhunya. Padahal ia fikir, ini sudah cukup hangat dibandingkan udara diluar sana yang menyentuh angka minus.

"Ayok bangun. Aku udah bikin sarapan, biar badan kamu anget juga. Aku bikin sop ayam tuh." Chanwoo mendudukkan dirinya di sebelahmu, dengan otomatis, kamu memeluk pinggang suamimu itu, enggan untuk beranjak.

"Maaf ya, malah kamu yang sering masak buat kita, bukannya aku." Kamu menatap sendu, sedangkan Chanwoo lebih memilih untuk tersenyum. Ia tau kamu bukan tipe orang yang suka bangun di pagi hari, sebenarnya Chanwoo juga. Tapi sejak ia pindah ke Oxford, dengan segala tekanan iklim, suhu, udara dan lain-lain membuat lelaki itu lebih cepat tidur awal dan bangun pagi.

Chanwoo membelai kepalamu penuh kasih sayang kemudian menggeleng pelan, "ngga usah minta maaf. Toh kamu juga suka masakin makan siang sama malem kan? Ini cuma sarapan, ngga ada apa-apanya kok. Aku cuma bikin roti panggang, sop sama jus aja."

Kamu tersenyum, bersyukur Chanwoo adalah tipe lelaki yang tidak melulu menuntut kamu harus melakukan pekerjaan rumah meskipun notabenenya kamu sudah menjadi istri sah lelaki itu. Chanwoo tidak pernah memaksa, ia lebih suka mengerjakan semua pekerjaan rumah berdua bersamamu, atau lebih tepatnya saling mengerti keadaan. Saat Chanwoo lelah, maka kamu akan membiarkan ia beristirahat, begitupun sebaliknya.

"Ayok bangun." Chanwoo bangkit kemudian hendak mengangkat tubuh mungilmu, namun kamu dengan cepat langsung memeluk lutut agar Chanwoo kesusahan mengangkatmu. Kamu dan Chanwoo tertawa bersama, akhirnya Chanwoo naik ke atas ranjang kemudian mengangkat tubuhmu dalam pelukannya, bahkan kaki panjang Chanwoo melingkar ke tubuhmu agar kamu tidak bisa melawan.

You're my Totemism • Chanwoo iKON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang