93. Just Please, I'm Affraid

530 107 33
                                    

Besok ending 😊
.
.
.

Tidak ada harapan. Mungkin itu kalimat yang paling pas untuk menggambarkan situasimu saat ini.

Semua persiapan pernikahanmu sudah dalam tahap final, tinggal menunggu pencetakan undangan dan membagikannya. Kamu menghembuskan nafasmu kesal, Chanwoo belum menghubungimu sama sekali.

"Kalo sampe punya cewek baru, gue kepet ketek lu!" Kamu mengumpat kesal sambil berjalan menuju ke perpustakaan pusat universitas. Akhirnya karena kejenuhanmu, kamu memutuskan untuk mengerjakan UAS disana.

Kepalamu pusing, UAS-mu sangat mengiksa sampai rasanya kamu ingin menjambak kepalamu dan menangis dengan keras. Belum lagi Chanwoo yang tidak memberi kabar membuatmu memikirkan lelaki itu terus-terusan.

Sejujurnya di dalam hatimu, kamu takut jika terjadi hal buruk pada Chanwoo, apa lagi terakhir ia mengabari bahwa ia akan berkendara ke London menggunakan mobil, kamudian ia hilang begitu saja. Selama ini kamu tidak menangis ㅡtidak pernahㅡ  namun ada rasa berat mengganjal di hatimu, rasanya ingin kesal dan marah. Mungkin untuk Ayah dan Ibu Chanwoo ini sudah biasa karena sang anak biasanya hanya menghubingi seminggu sekali. Tapi untukmu? Ini tidak biasa.

Kamu menghembuskan nafasmu kesal kemudian men-scan kartu mahasiswamu untuk masuk ke dalam perpustakaan. Kamu mulai masuk ke bilik sosial politik, dengan acuh segera membuka macbook, notebook, semua yang kamu butuhkan. Tidak peduli jika nanti orang-orang akan mengecapmu serakah karena membuat satu meja penuh menjadi milikmu. Persetan! Kamu sedang kesal!

Kamu mulai mengerjakan begitu serius, menulis kata demi kata, essay satu kemudian selanjutnya, membunuh waktu untuk mengalihkan pikiran terhadap Jung Chanwoo. Tidak terasa waktu berjalan hampir 2 jam lamanya kamu duduk. Sampai akhirnya kamu merasa bahwa landasan teorimu kurang memberatkan jawaban. Kamu memutuskan untuk bangkit menuju ke komputer pencarian buku.

"302.21 KRM" kamu bergumam berulang-ulang melangkah menuju ke tumpukan rak yang menjulang tinggi. Ribuan buku harus kamu jelajahi dan sejujurnya ini membuatmu pusing. Ternyata rak 302 berada di tumpukan ke tiga dari atas dan itu artinya kamu harus naik ke atas tangga.

Kamu menghembuskan nafas kesal namun tetap mendorong tangga tersebut kemudian menaikinya perlahan, cukup tinggi dan cukup membuatmu takut jika terjatuh, akhirnya kamu mendudukkan diri di puncak tangga tersebut agar bisa mencari buku dengan santai.

"302.21 KRM." Kamu masih bergumam dengan jari yang menunjuk pada deretan buku, sampai akhirnya saat menemukan kode tersebut, kamu tersenyum senang. Namun sebuah tangan langsung mengambil buku itu sebelum dirimu, belum lagi kamu merasakan sebuah dada yang menempel pada punggungmu.

Kamu memekik kaget, kurang ajar sekali! Siapa itu?! Kamu mengumpat dalam hati, namun tangan lelaki itu dengan cepat langsung memeluk pundakmu agar kamu tidak terjatuh ke bawah.

"Anin! Hati-hati, kalo jatuh gimana?!" Suara bentakan itu. Kamu langsung membelalakkan mata kemudian menengok ke belakang, Jung Chanwoo berdiri khawatir di belakangmu, sama-sama menaiki tangga yang kamu ambil. Kamu terdiam, begitu juga dengan Chanwoo yang masih menatapmu.

Kamu bisa merasakan itu, kehangatan dari pelukannya, nafasnya yang berirama, aroma tubuhnya, suaranya. Semuanya, semua yang kamu rindukan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You're my Totemism • Chanwoo iKON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang