66. Good Morning, A New Day

414 99 38
                                    

Guys!
Hehehehe manggil aja 😋
.
.
.

Kamu sedang ada di posko bersama dengan Doyoung, sedangkan teman-temanmu yang lain sudah mulai untuk mengadakan survei penduduk desa. Jam menunjukkan pukul 9 kurang lima belas menit, membuatmu merasakan gemuruh di dada, lima belas menit lagi, Chanwoo akan datang. Kamu masih ingat jelas bahwa lelaki itu tidak akan telat barang satu menit pun. Dia sangat disiplin.

Semalam suntuk kamu menangis dalam diam. Ternyata melihat Chanwoo di hadapanmu benar-benar bukan perkara mudah, sudah satu tahun lebih kamu berusaha mati-matian untuk melupakan lelaki itu, tapi dengan mudahnya kini ia ada di hadapanmu, dan harus bersamamu selama 42 hari.

"Kamu ngga papa? Kenapa mata kamu merah?" Doyoung bertanya lembut, tangannya terulur untuk membenahi letak rambutmu ke belakang telinga. Kamu menatap pada mata sipit lelaki itu kemudian tersenyum. Doyoung masih menatapmu dengan khawatir.

"Aku ngga papa, semalem ngga bisa tidur aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku ngga papa, semalem ngga bisa tidur aja. Ngga usah khawatir." Kamu memilih untuk kembali fokus pada layar macbookmu dan mengetik LRK, kamu sendiri sadar jika harus cepat mengerjakan ini sebelum deadline pengumpulan. Doyoung masih mengamatimu, ia lekat melihat pada matamu yang kini sayu, sangat jelas kamu habis menangis. Doyoung mengulurkan tangannya hendak kembali membenahi rambutmu yang terjatuh menutupi pandangan.

"EHEM!" Doyoung terkejut bukan main, begitu juga denganmu. Kamu membelalakkan mata, sedangkan Doyoung langsung bangkit dari tempat dudukmya, memberikan salam pada lelaki di depan kalian.

Jung Chanwoo sudah datang, ia menatap tajam pada Doyoung. Entah kenapa ada perasaan tidak suka menggerogoti rongga hatinya, padahal ia sendiri sudah berjanji untuk merelakanmu dengan lelaki lain. Ada yang salah dengan Chanwoo.

Pandangan Chanwoo teralih padamu, kamu masih mematung karena bingung harus melakukan apa. Sedangkan Doyoung juga ikut bingung karena kamu tidak kunjung mengulurkan tangan untuk memberi salam. Pun Doyoung akhirnya menarik tanganmu untuk bersalaman. Chanwoo melihat itu, melihat tanganmu yang digenggam oleh Doyoung.

Namun perasaan tidak sukanya langsung sirna saat telapak tangannya bertemu denganmu. Kehangatan itu kembali menjalar, baik Chanwoo maupun dirimu, kalian sama-sama merasakannya. Seakan-akan tidak ingin lepas, nyatanya kalian sangat merindukan satu sama lain. Tapi tembok tinggi itu belum runtuh, masih belum.

Baik kamu dan Chanwoo terpaksa sadar saat Doyoung menarik kembali tanganmu kemudian mempersilahkan Chanwoo untuk duduk. Akhirnya Doyoung larut dalam percakapan mengenai project kalian, sedangkan kamu masih termenung menunduk meskipun tanganmu dengan cekatan menulis perkataan Chanwoo.

"Saya mau lihat LRK-nya." Chanwoo berujur padamu, kamu awalnya menatap bingung sampai Doyoung menyentuh pundakmu untuk menyadarkanmu kembali. Sekali ada rasa tidak suka menjalar pada dada Chanwoo, ia tidak suka melihatmu disentuh oleh lelaki lain. Tapi kembali lagi, memangnya dia siapa?

Pikiran Chanwoo berkecamuk, ia mengamatimu dan Doyoung bergantian, apakah kalian memang sepasang kekasih? Seharusnya Chanwoo tidak sekesal ini, seharusnya Chanwoo bahagia saat melihatmu bahagia bukan?

Kamu menyerahkan macbook-mu pada Chanwoo, membuat lelaki itu tersadar kembali pada dunia. Akhirnya lelaki itu beberapa saat melihat pada lembar demi lembar LRK yang hampir jadi.

"Anin, ini harusnya pelatihan, bukan penyuluhan. Kalo penyuluhan sekedar ngasih tau informasi, kan kalian disini 42 hari mantau aktifitas dan perkembangan mereka." Chanwoo berkata lembut membuat Doyoung mengerutkan keningnya curiga. Sedangkan kamu mengerutkan alis, Chanwoo menyerahkan kembali macbookmu, kamu langsung merevisi bagian tersebut lalu mengembalikan lagi pada Chanwoo.

"Terus di bagian ini, jadwal timelinenya berantakan. Mending mulai jam 8 terus dikasih estimasi."

Karena kamu mulai kesulitan akan posisi duduk kalian, akhirnya kamu mengalah untuk mendudukkan diri di sebelah Chanwoo. Meskipun ada perasaan menyayat, tapi kamu sadar bahwa kamu sekarang sedang berperan sebagai mahasiswa dan Chanwoo sebagai dosen.

Chanwoo merasakan dadanya bergemuruh saat kamu mulai mendudukkan diri di sebelahnya, kamu benar-benar tidak mau berfikir macam-macam. Persetan hubungan kalian! Yang penting laporanmu dan kelompokmu lebih penting.

"Terus coba yang ini buat romawi, seterusnya alfabet huruf kecil aja." Chanwoo menunjuk pada bagian yang harus direvisi, kamu mengangguk mengerti. Chanwoo mengamati wajahmu dari samping, alismu berkerut menyatu dengan serius, bibirmu maju beberapa mili karena terlalu berkonsentrasi. Chanwoo tersenyum, rasa damai itu kembali menjalar. Kamu masih sama cantiknya sejak terakhir kali kalian bertemu, Chanwoo masih bisa melihat pipimu yang bersemu merah muda, bulu matamu yang panjang juga bibirmu yang merah alami. Untuk pertama kalinya dalam satu tahun setengah, Chanwoo tersenyum dengan tenang, tersenyum begitu tulus.

"Terus ini buat konsepnya, udah cukup, Pak?" Kamu bertanya, mendongak dan menangkap basah Chanwoo yang menatapmu dengan senyuman. Chanwoo langsung berdehem menetralkan ekspresinya.

"Coba aku baca dulu ya? Kamu tunggu dulu. Udah makan belum? Makan dulu sana." Ucap Chanwoo merebut macbookmu dan kembali larut dalam file revisi. Kamu terbelalak beberapa detik, entah kenapa tatapan mata Chanwoo dan pertanyaannya membuat hatimu terhenyak. Kamu menahan senyuman kemudian menunduk.

Sedangkan Doyoung mengamati itu, ia mengerutkan alisnya. Ada apa ini?

.
.
.
Doyoung udah mulai curiga gengs hehehehe

You're my Totemism • Chanwoo iKON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang