21. "Jadi kamu suka sama anak saya?"

532 129 22
                                    

Klik tombol vote gratis kok hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Klik tombol vote gratis kok hehehe
.
.
.

Kamu tersenyum melihat kedua orangtuamu yang terus menerus memberikan Chanwoo lauk padahal sudah jelas Chanwoo sangat kekenyangan. Lelaki itu masih dengan sopannya makan walaupun wajahnya sudah nampak sangat lelah. Mungkin karena ayah dan ibumu senang karena selama ini hanya kamu anak satu-satunya yang mereka miliki, dan sekarang Jung Chanwoo datang diantara kalian bertiga.

Chanwoo menangkap matamu yang menatapnya kemudian tersenyum, begitupun denganmu yang ikut tersenyum. Sial! Jung Chanwoo selalu menjadi magnet tersendiri untukmu.

Ayahmu menyadari gerak-gerik kalian berdua kemudian tersenyum penuh arti, "nak Chanwoo, masih kuliah? Satu jurusan sama anak saya?"

Chanwoo langsung menggeleng cepat, sedangkan kamu hampir tersedak karena kaget. Tapi maklum saja, dengan wajah se-imut itu, siapa yang mengira jika dia adalah dosenmu?

"Engga Om. Saya udah lulus, Om. Udah kerja." Chanwoo menjawab begitu mengambang membuat ibumu menatap menyelidik. Chanwoo tidak dengan benar-benar menjelaskan pekerjaannya secara mendetail.

"Kok bisa kenal anak saya? Kamu tetangga apartemen apa gimana?" Ibumu curiga, Chanwoo tersenyum kemudian meneguk minuman karena merasa seperti diintrogasi secara mendadak. Apa lagi wajah ibumu sangat galak.

"Emmm.. iya saya memang tinggal di unit sebelah sih, Tante. Tapi saya kenal Anin sebelum Anin pindah kesini kok. Kebetulan saya kerja di universitasnya Anin." Chanwoo masih menjawab dengan ambigu membuat ibumu mengangga dagunya. Menurutnya lelaki harus lugas dan tegas untuk menerangkan sesuatu bukan?

Ibumu belum tau saja jika Chanwoo sudah di dalam kelas dan dalam mode mengajar.

"Oh... pegawai TU?" Ayahmu berucap asal membuat Chanwoo menggaruk belakang telinganya bingung. Sedangkan kamu langsung tertawa lepas membuat ayah dan ibumu menatap bingung.

"Ayah... Chanwoo ini dosennya Anin, yah." Akhirnya kamu berucap jujur membuat kedua orangtuamu terbelalak kaget kemudian langsung bangkit dari tempat duduk untuk memberi salam pada Chanwoo. Baik kamu dan Chanwoo langsung terkejut bukan main, tidak mengira jika respon mereka berdua akan seperti ini.

"Ya ampun, Pak... maaf saya tadi ngira Bapak tukang angkut."
"Aduh maaf sekali ya, Pak. Suami saya ngira pegawai TU."

Chanwoo menahan tawanya kemudian menarik kedua orangtuamu untuk duduk kembali, di sisi lain tentu saja ia sangat tidak enak hati. Sedangkan kamu sudah tertawa puas tentu saja, membuat ayahmu menatap galak padamu.

"Om tante... jangan gitu. Chanwoo kerjanya cuma ngajar aja kok, Chanwoo disini mau nemenin Anin sekalian kenalan sama Om Tante." Chanwoo bertutur jujur yang kemudian diiringi anggukan ayah dan ibumu. Ibumu mengulas senyum melihat tingkah Chanwoo yang begitu polos, sangat terlihat bahwa Chanwoo menyukaimu.

Akhirnya ayah dan ibumu kembali duduk untuk makan, namun atmosfer langsung berbeda 180°. Kamu menatap kikuk pada Chanwoo yang membuat mata bulat lelaki itu menangkap kecanggunganmu.

"Ehmm... Om Tante, Chanwoo ngga papa kan deket sama Anin? Maksudnya terlepas dari profesinya Chanwoo, Chanwoo suka kalau ada Anin dideket Chanwoo." Chanwoo membuka percakapan berusaha untuk mencairkan suasana. Sedangkan ayahmu langsung mengerti apa maksud dari perkataan Chanwoo.

"Maksudnya... kamu suka sama anak saya?" Ayahmu bertanya tepat pada sasaran membuatmu langsung berhenti mengunyah makanan, sedangkan Chanwoo terdiam dengan pertanyaan mendadak dari ayahmu. Ia menatapmu sejenak, mengamati raut polosmu kemudian kembali menatap pada wajah tegas ayahmu.

Kamu menggigit bibir bawahmu, sedangkan Chanwoo terbata untuk menjawab. Apa yang harus ia katakan sekarang?

.
.
.

How about no? 🤭

You're my Totemism • Chanwoo iKON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang