8. A Date

343 56 0
                                    

Chanwoo menggenggam dua gelas lemon tea dan satu popcorn besar di tangannya. Sedangkan kamu masih menunggu di kursi. Saat Chanwoo datang, kamu langsung membantu lelaki itu, mengambil alih dua botol ke tanganmu.

"Anin, buku kamu masukin ke tas saya aja. Kayanya kamu bingung bawanya gimana." Chanwoo menunjuk bukumu kemudian membuka tas ranselnya.

"Nanti Bapak keberatan. Ngga usah, Pak." Kamu menggeleng tidak setuju, namun Chanwoo dengan cepat memasukan buku tebalmu ke dalam tasnya tanpa bisa kamu hindari.

"Kamu kalau di luar gini, jangan manggil saya Bapak. Panggil aja Kak atau Mas atau apa. Dikira saya bapak kamu." Chanwoo protes, sedangkan kamu langsung terkekeh pelan membuat Chanwoo kembali menatapmu. Senyum pertama kali yang kamu tunjukkan pada Chanwoo. Pun akhirnya Chanwoo ikut tersenyum.

"Yaudah kalau gitu Bapak jangan pakai 'saya' lagi. Kan berasa lagi kuliah." Kamu membalik kalimat Chanwoo yang sontak membuat lelaki itu tertawa pelan. Dia mengangguk setuju.

"Oke. Kamu panggil aku Kak, aku ngga akan pakai 'saya' lagi. Janji?" Chanwoo mengajukan kelingkingnya padamu, kamu tersenyum kemudian menyambut kelingking Chanwoo.

"Janji." Ucapmu singkat membuat Chanwoo lagi-lagi terpesona pada senyummu. Begitupun kamu yang melihat bagaimana Chanwoo sekarang ini sangat berbeda dengan Chanwoo yang ada di kampus seperti biasanya. Kalian saling berpandangan sambil tersenyum. Pun Chanwoo menepuk kepalamu pelan kemudian mengacak rambutmu gemas. Kamu terdiam merasakan gemuruh di dadamu kembali.

"Mohon perhatian anda, pintu theater 1 telah di buka. Kepada para penonton yang sudah memiliki karcis..."

"Yuk masuk..." Chanwoo bangkit membawa kedua minuman kalian, begitu pun kamu yang membawa kotak besar popcorn. Kamu mengangguk kemudian melangkah masuk ke dalam theater. Untuk pertama kalinya setelah menjadi mahasiswa, ini adalah kencan pertamamu.

Kencan bukan?

Kencan bukan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Anin liat deh, bintangnya banyak!" Chanwoo menunjuk ke arah langit saat kalian keluar dari mall. Kamu tersenyum kemudian mengangguk.

"Aku seneng banget liat ada cahaya di langit gelap kaya gini daripada pemandangan siang." Kamu menuturkan dengan senang, Chanwoo melihatmu tersenyum juga ikut tersenyum.

Malam ini baik kamu maupun Chanwoo merasakan kehangatan satu sama lain. Film yang menyenangkan juga disusul dengan makan malam yang tidak kalah asik. Dari sini kamu mulai tau bagaimana Chanwoo, bagaimana lelaki itu ternyata sangat jenaka di balik sifat galaknya saat mengajar. Kamu juga dikejutkan dengan fakta bahwa Chanwoo menyukai video game, kamu kira kehidupan Chanwoo hanya berputar pada buku-buku tebal. Memang benar kata orang-orang, boys will be boys.

Kamu dan Chanwoo berjalan beriringan menembus gelap malam yang nyatanya tidak semenakutkan itu dibanding saat kamu berjalan sendirian. Baik kamu dan Chanwoo sadar satu sama lain bahwa kalian saling berbagi rasa aman dan nyaman yang ada.

"Besok kamu ada acara?" Chanwoo kembali membuka suara. Kamu menatap Chanwoo kemudian kembali menatap pada jalanan.

"Em... besok kelas sama kamu kan, Kak? Habis itu mungkin aku ngga ada agenda selain balik ke kos." Kamu berfikir menimbang-nimbang. Memang kenyataannya tidak ada agenda lebih selain kuliah.

Beberapa saat hening menyita kalian berdua, Chanwoo nampak berfikir sampai akhirnya kalian sampai di depan gerbang rumah kosmu. Kamu menghadap Chanwoo begitupun juga dengan dia.

"Besok... kita nyari kossan baru buat kamu yuk? Aku ngga suka kamu di gangguin cowok." Chanwoo menggaruk belakang telinganya malu, sedangkan perasaanmu bercampur antara gemas dan kaget.

"Tapi... aku udah bayar sampai bulan depan, Kak." Kamu juga kebingungan, namun dengan cepat, Chanwoo menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Masalah biaya ngga usah dipikirin. Kalau besok ibu kos kamu ngga mau balikin uangnya, biar aku yang ganti juga ngga papa. Ngga aman loh disini tuh. Besok pulang kuliah bareng sama aku ya? Kita cari kossan baru yang aman. Ngga masuk gang kecil kaya gini." Chanwoo benar-benar menyakinkanmu, bukan perkara ia ingin menghabiskan waktu bersamamu, tidak. Dia benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Akhirnya dengan sedikit ragu-ragu, kamu menganggukkan kepala membuat senyum Chanwoo semakin lebar.

"Yaudah, Kak kalo gitu aku masuk ya?" Kamu menggaruk belakang telingamu malu, kemudian Chanwoo sedikit menahan tanganmu.

"Bentar..." Chanwoo segera mengarahkan tasnya ke depan membuatmu bertanya-tanya. Tidak lama ia mengeluarkan buku yang kamu beli, ah kamu hampir lupa. Namun jemarinya juga meraih satu notebook yang tadinya ingin kamu beli. Kamu terkejut.

"Buat kamu. Tadi aku liat kamu ngambil ini tapi ngga jadi beli, maaf ya aku cuma bisa ngasih ini. Semoga.... semoga bisa bantu kamu buat belajar." Chanwoo memberikan buku dan notebook padamu, kamu tersenyum dan entah mengapa merasakan sebuah letupan senang yang luar biasa di hatimu. Kamu mengangguk menerima, kemudian Chanwoo melambaikan tangan padamu, kaki panjangnya mulai melangkah mundur sambil melambai.

"Mimpi indah ya!" Chanwoo sedikit berteriak sebelum akhirnya membalik badannya sedikit berlari karena malu. Mukanya merah padam, begitu juga denganmu yang langsung masuk ke dalam gerbang. Sepertinya malam ini kamu tidak akan bisa tidur.

Chanwoo tentu saja masih tersenyum kemudian meraih handphonenya untuk menelpon seseorang, tidak lama panggilan tersambung, "dek, besok bimbingannya sama saya di tunda dulu ya. Besok lusa telepon saya lagi, ingetin kalau saya ada tanggungan bimbingan sama kamu. Sementara kamu coba baca lagi bukunya Strauss siapa tau ada teori yang bisa kamu masukin."

Bip. Chanwoo mematikan telepon secara sepihak kemudian kembali melangkah girang.

"Oke Jung Chanwoo, berdoa aja mobil kamu ngga di derek satpol PP karena parkir kelamaan di Gramedia." Chanwoo bergumam pada dirinya sendiri.

You're my Totemism • Chanwoo iKON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang