36. When The Sun Rises

562 99 34
                                    

A gift for you, guys.
Double update ❤
.
.
.

Kamu membuka mata perlahan saat sinar matahari tanpa sengaja mengenai kelopak matamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu membuka mata perlahan saat sinar matahari tanpa sengaja mengenai kelopak matamu. Kamu mengerjap pelan disusul dengan rasa pening luar biasa. Kamu bangkit mendudukkan diri lalu teringat bahwa semalam kamu baru saja mabuk berat.

Kamu tersentak kaget. Gila! Kalau kamu mabuk di depan Jung Chanwoo, hancur sudah reputasimu karena kamu selalu berbuar onar saat mabuk. Seperti dulu saat kamu pertama kali mabuk, kamu menemukan benjolan di jidatmu.

"Lu semalem masuk ke kolong meja waktu mabok. Mungkin palalu kepetok meja." Ucap Ryujin saat pagi kamu bangun.

Lalu apa yang kamu lakukan pada Chanwoo semalam? Kamu mengacak rambutmu sambil menjerit karena kamu sendiri lupa apa yang sudah terjadi. Bagaimana jika kamu menari seperti orang gila semalam? Atau mungkin kamu berlari kesetanan sampai Chanwoo lelah mengejarmu? Membayangkan saja kamu tidak sanggup. Mau ditaruh dimana mukamu sekarang?

"Goblok bener ih..." kamu mau menangis rasanya. Tanganmu terulur untuk mencari handphone di nakas, namun alih-alih menemukan handphone, kamu menemukan sebuah nampan berisi bubur, daging lembut dan sup jagung panas. Sebuah memo juga tertinggal disitu. Kamu meraih kertas kecil yang bertuliskan tulisan tangan acak-acakan khas Jung Chanwoo.

"Aku seminar dulu ya sampai jam 12.
Nanti aku balik lagi terus kita makan siang bareng, jam 1 aku harus balik seminar lagi.
Sore kita ke pantai terus malemnya kita ke Malioboro oke?
Supnya dimakan biar kamu ngga pusing, aku juga udah ninggalin obat pengar buat kamu. Minum air yang banyak ya biar pusingnya cepet ilang. See you soon.

Ps. Kamu lucu banget kalo mabuk hahaha

ㅡ JCW."

Mati sudah! Rasanya kamu ingin mengubur diri di tanah saja. Apa yang sudah kamu lakukan semalam? Kenapa Chanwoo bilang lucu? Apanya yang lucu? Di sebelah mana letak kelucuan itu? Memikirkan saja sudah membuatmu bisa gila.

Akhirnya kamu memutuskan untuk membasuh tubuhmu kemudian makan daripada harus memikirkan tingkahmu semalam. Mungkin harga dirimu sudah tidak ada di hadapan Chanwoo.

By the way, siapa yang sudah mengganti bajumu ya?

...

Makan sudah.
Mandi sudah.
Ganti baju sudah.

Sekarang tinggal mengeringkan rambut, jam menunjukkan pukul setengah dua belas siang, itu artinya setengah jam lagi Chanwoo kambali. Kamu menggigit bibir bawahmu, apa yang harus kamu katakan saat bertemu dengan Chanwoo nanti? Sebenarnya apakah tingkahmu semalam benar-benar buruk?

"Ehem... hai... kak udah makan?ㅡ Goblok! Ya belum lah kan bilang mau makan siang bareng!" Kamu berdiskusi dengan bayanganmu di depan cermin. Sekali lagi kamu berdehem membersihian tenggorokanmu.

"Em... halo kak, gimana seminarnya? Seru? Semalem aku bertingkah ya?ㅡ ah bego kaga nyambung." Kamu memukul kepalamu sendiri kemudian kembali menegakkan dudukmu.

"Kak Chanwoo, semalemㅡ"

"Aninㅡ"

"ALLAHUAKBAR! IYA AMPUN KAK! MAAFIN AKU SEMALEM!" Kamu langsung berdiri menunduk pada Chanwoo, bodoh sekali tingkahmu itu, namun berhasil membuat Chanwoo yang baru saja masuk ke kamarmu sontak tertawa.

"Kamu ngapain, Anin? Kok ngobrol sendiri sama cermin?" Chanwoo masih tersenyum sambil meletakkan tas ranselnya ke sofa, siang ini ia mengenakan setelan batik formal yang begitu pas melekat pada tubuh apiknya. Beberapa saat kamu termenung melihat ketampanan Chanwoo, namun kamu segera menggeleng untuk mengembalikan kesadaranmu.

"Aㅡ ah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aㅡ ah... engga kok, Kak. Aku tadi lagi ngeringin rambut kok." Kamu menggaruk belakang telingamu yang tidak gatal, Chanwoo mengetahui bahwa kamu berbohong, tapi lelaki itu lebih memilih untuk menahan tawanya. Kaki Chanwoo melangkah menuju ke meja, melihat piringmu yang sudah kosong membuat hatinya lega. Bagus, kamu sudah memakan semua sarapanmu sesuai dengan perintah.

"Masih pusing ngga?" Chanwoo mendekat kemudian membungkuk mensejajarkan wajah kalian hingga kamu mundur satu langkah karena terlalu dekat. Bukannya tidak mau, tapi ini terlalu dekat. Tidak baik untuk kesehatan jantungmu.

"Emm... udah engga sih. Lumayan." Kamu menggigit bibir bawahmu yang sontak membuat Chanwoo teralihkan fokusnya, dengan cepat akhirnya Chanwoo mengalihkan pandangannya kembali pada matamu. Chanwoo tersenyum menggoda kemudian mencolek ujung hidung lancipmu.

"Inget ngga semalem kamu ngapain aja?" Chanwoo berucap jenaka membuat wajahmu langsung memerah. Kamu tidak tau tingkahmu semalam seperti apa, tapi firasatmu mengatakan bahwa semalam benar-benar buruk.

Kamu menggeleng cepat, "emang aku ngapain, Kak? Pasti ngerepotin ya? Harusnya aku nurut sama Kak Chanu buat engga minum banyak semalem."

Kamu memejamkan mata sambil menunduk merutuki dirimu sendiri, bersiap Chanwoo akan menyampaikan sejuta komplain padamu. Kamu bisa menjamin, pulang dari Jogja, Chanwoo pasti tidak mau mengenalmu lagi. Padahal kamu sendiri belum tau persis apa yang kamu lakukan, tapi kamu sudah tau apa yang akan terjadi kedepannya.

Jangan biarkan dirimu mabuk sekali lagi! Jangan!

"Kamu inget ngga? Kamu semalem muntah, di dadaku." Chanwoo berucap santai, menguji reaksi yang akan kamu tunjukkan selanjutnya.

Seketika kamu langsung mendongak, matamu melotot menatap pada dada Chanwoo kemudian menyentuhkan kedua tanganmu disana, memeriksa dengan telitiㅡ dan bodoh. Jelas sudah tidak berbekas karena itu kejadian semalam. Sesuai ekspektasi Chanwoo, reaksimu memang selalu menjadi hiburan tersendiri.

"Kak? Beneran? Sumpah? Aku muntah di dadㅡ"

Kalimatmu terhenti, memorimu kembali mengingat semua bak film yang sedang dalam mode rewind. Kamu ingat dengan jelas bagaimana kamu bertingkah aneh, mulai dari berjalan tidak lurus, berkata bahwa Chanwoo sangat galak, kamu kesal dengan Chanwoo, dan parahnya kamu berkata bahwa kamu menyukai Chanwoo.

Tidak sampai disitu, lebih parah lagi kamu berusaha mencium Chanwoo dan disusul dengan muntahan yang akhirnya mengotori dada lelaki itu. Ini bukan lagi memalukan, mau ditaruh dimana mukamu sekarang?

"HAH!" kamu memundurkan langkah saat mengingat semua kejadian, kamu menatap Chanwoo sambil menutup mulutmu dengan kedua tanganmu.

"Udah inget?" Chanwoo membungkukkan wajahnya untuk memandang wajahmu lebih dekat sambil tersenyum jahil. Tidak bisa begini! Kamu malu setengah mati.

Akhirnya dengan langkah seribu, kamu lari menuju kamar mandi dan mengunci dirimu. Kamu menjerit menutup mukamu dengan handuk.

Sedangkan Chanwoo? Tentu saja tertawa puas.

.
.
.

He he he he

You're my Totemism • Chanwoo iKON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang