New adult, romance.
1 in Chicklit - 26 Juni 2020
53 in Romance - 21 Juli 2020
"Sekerlip bintang tanpa warna."
Pertemuan tak terduga Karenina Hasan dengan Denial Nuraga di sebuah klub malam ketika patah hati menyerang perempuan itu lagi-justru menamb...
Jika saja bisa kudengar jerit benakmu Biar kudekap ragamu, ingin merasakannya Jika saja kaubicara perihal banyak belati menikammu Biar kupasang ragaku, untuk menggantikannya.
(Schatje, aprilwriters)
***
Papa sudah minta sekretaris buat cari kebutuhan kamu, lusa papa ambil cuti, kita ke Bekasi.
Pesan itu menjadi alasan kenapa Karenina sekarang berdiri menatap display berisikan aneka kue serta cupcakes dengan topping buah segar di atasnya. Padahal ia sudah memakan dua jenis kue yang paling favorit dari BreadTalk, ada Meat and Cheese serta Banana Tigres yang sudah dinikmatinya dengan lahap, tapi terasa masih kurang saat bola mata Karenina dibuat jatuh hati pada potongan stroberi serta rangkaian berry lain di atas kue sebagai topping yang cukup menggiurkan.
Untuk Karenina, jika ia diharuskan memilih antara berbelanja dress atau rangkaian makanan, maka ia yang antre pertama di bagian makanan, dan antre terakhir untuk berbelanja pakaian. Sekalipun makan banyak, tubuh Karenina takkan gendut seperti orang-orang, mungkin faktor beban pikiran juga memengaruhi diet yang secara tidak langsung.
Umpama kerlip bintang, mungkin itu yang berlaku dari eboni terang Karenina di siang bolong sekarang. Ia bahkan tidak ragu tersenyum meski baru menatap deretan kue yang lebih cantik dari dandanan penjaga display, sekalipun lipstiknya berwarna merah, bagi Karenina takkan lebih menarik dari merahnya stroberi.
"Masih suka sama topping buah di atas kue, ya?" Suara Royan akhirnya terdengar, sedari mereka sampai di tempat itu—ia hanya diam memperhatikan Karenina yang sesekali berbicara pada wanita ber-apron pelangi di balik display, ia makan apa pun yang Karenina bagi termasuk keju, padahal Royan sama sekali tak suka keju, tapi demi image yang baik di depan Karenina pun harus ia lakukan meski setelahnya Royan berlari mencari toilet dan berusaha memuntahkan isi perutnya. Dua hal yang Royan tidak suka; keju serta durian.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Karenina mengangguk mantap. "Iya, kan cantik."
"Kayak yang ngomong."
Karenina tak menghiraukan pujian Royan tadi, ia lebih senang membiarkan penglihatannya telusuri setiap bagian kue penuh hiasan colorfull yang membuat orang takkan tega untuk memakannya, terlalu eye catching dan instagramable.
"Itu kalau cuma dilihatin aja, bisa ngamuk lho, nanti kuenya kejar-kejar elo," ujar Royan seraya bersidekap, ia benar-benar sabar menghadapi Karenina. Bagi Royan, menunggu Karenina membeli kue sama saja ia menunggu sang mama berbelanja pakaian, kenapa para wanita harus serumit itu, bukankah tata cara berbelanja itu mudah, tinggal ambil lalu bayar.
Tidak semudah itu, Roma.
Si penjaga display sampai terkekeh kecil mendengar ucapan Royan, tapi Karenina tetap tak mengidahkan, untuk urusan mengabaikan orang lain—maka Karenina ada di urutan pertama.