Jika saja kau yang rasa
Aku tak perlu berpura-pura
Jika saja kau yang rasa
Kisah kita takkan begini akhirnya.(Schatje, aprilwriters)
***
Ya, padahal es kopi americano Karenina baru saja habis, tapi kenapa petir datang menyerang seolah mendesaknya agar lekas pulang, padahal laki-laki yang duduk di sebrang Karenina pasti kecewa jika pertemuan mereka lekas berakhir, Royan akan marah-marah sambil menunjuk langit kalau ia paling tak suka quality time berharganya diganggu siapa-siapa hingga sengatan petir datang sebagai azab. Plak! Bayangkan saja begitu.
Sejak kepergian Benaya, awkward moment mendominasi keduanya meski suasana sekitar begitu ramai oleh perbincangan orang lain, tapi keduanya sama-sama tak menemukan kosa kata yang tepat sekadar awali sebuah percakapan. Sepertinya kehadiran Benaya sangat merusak suasana, Royan jadi kesal sendiri. Ia bisa paham kalau suasana hati Karenina pasti langsung berubah, intinya membuat Karenina merasa senang jauh lebih sulit ketimbang membuat perempuan itu diam seribu bahasa. Anggap saja Karenina langsung jadi patung saat jiwa pendiamnya diserang implikasi persoalan pikiran serta hati.
Sepanjang menghabiskan es kopi, hanya pemandangan Karenina yang sibuk dengan ponselnya di depan mata Royan, padahal gadis gitu akan sangat menyenangkan jika diajak berbicara dengan pembahasan yang tepat. Royan berharap kalau ia bisa mengatur waktu untuknya sendiri, waktu tentang apa, kapan dan siapa yang berhak mengusik saat ada Karenina di dekatnya.
"Saya mau bayar dulu," ucap Karenina sebelum beranjak tinggalkan Royan, laki-laki itu tak berkomentar, ia sangat tak suka menghadapi situasi keterdiaman mereka.
Usai membayar pun Karenina tak menghampiri Royan, ia berdiri di dekat pintu masuk seraya tatap Royan sekadar memberi kode kalau ia hendak keluar, laki-laki itu mengerti dan ikut beranjak dengan tubuh yang terasa memikul beban berat. Royan hanya bisa berdiri di sisi Karenina tanpa tahu harus melakukan apa.
Padahal sekalipun datang hujan deras disertai petir pasti takkan mengganggu urusan mereka, pasti akan banyak kisah mengudara dari bibir keduanya andai saja Benaya tak datang sebagai bencana. Haruskah Royan mengutuk Benaya dalam hati sekarang?
Karenina melangkah lebih cepat di depannya, memasang ekspresi datar pada mereka yang tak sengaja menatapnya. Royan ingin meraih, tapi terasa begitu jauh, sesulit itukah menggapai sesuatu yang seolah tak kasat mata? Padahal Karenina ada.
"Ka—" Suara Royan mengecil, untungnya perempuan itu tak sampai menoleh. Kenapa ia harus grogi seolah mempersiapkan diri untuk menyatakan perasaan pada cinta monyetnya? Royan hanya bisa menggeleng, kendali atas tubuhnya tiba-tiba dikendalikan oleh suasana, bukan lagi atas kinerja otak.
Karenina berdiam di salah satu tangga eskalator hingga benda itu turun dan membawa langkahnya terus melaju hampiri beranda Grand Indonesia yang tetap ramai meski gelagar petir semakin meradang, membentak siapa-siapa yang pongah di bawah kekuasaannya.
Begitu kakinya hendak lewati pintu geser utama, Karenina langsung berhenti bersamaan tubuh membeku di posisinya sekarang. Royan hanya belum mengerti tentang alasannya, tapi ketika ia ikut berhenti dan ikuti arah pandang Karenina, pemandangan di balik pintu yang terbuat dari kaca tebal itu adalah jawaban atas sikap tubuh Karenina saat ini.
Royan refleks mengepal dalam diam, tapi ia kendurkan saat sentuhan tangan kanan Karenina berubah jadi genggam di tangan kiri Royan. Laki-laki itu sempat menoleh saat ia belum memahami maksud Karenina, tapi ketika kepalanya kembali lurus ke depan—semua terlihat lebih jelas.
Sepasang manusia yang berdiri di balik pintu kaca itu juga bergeming tatap keduanya, tapi si perempuan yang tak bisa membaca situasi terlihat senang saat kekasihnya benar-benar datang di jam istirahat kantor. Gelagar petir semakin angkuh, sama seperti sikap perempuan yang kini mengecup pipi kekasihnya meski banyak orang berlalu-lalang di beranda mall.

KAMU SEDANG MEMBACA
Schatje (completed)
RomanceNew adult, romance. 1 in Chicklit - 26 Juni 2020 53 in Romance - 21 Juli 2020 "Sekerlip bintang tanpa warna." Pertemuan tak terduga Karenina Hasan dengan Denial Nuraga di sebuah klub malam ketika patah hati menyerang perempuan itu lagi-justru menamb...