Dunia tak sekadar tempat bertemu
Tapi juga bertamu
Banyak orang mulai sibuk menyatu
Sebab alasan kuat mengapa harus bertemu.(Schatje, aprilwriters)
***
Seminggu setelah liburan di Bunaken, foodtruck Karenina telah beroperasi lima hari belakangan, ia kembali sibuk dengan urusan memasak dan melayani pelanggan yang datang. Terik matahari semakin menyorot penghuni bumi, terlebih mendekati tengah hari, tinggal menunggu detik yang berganti menit hingga matahari benar-benar berada di puncaknya. Karenina tampak mengikat rambut tinggi, ia menggulung lengan kemeja tartan sebelum merapikan meja kursi yang sempat diduduki pelanggan.
Suara motor seseorang begitu familier di telinga Karenina, tanpa perlu ia menoleh pun sudah tahu siapa yang datang, pelanggan setia yang akan setiap hari datang saat tengah hari menjelang, pelanggan yang tak hanya meminta makan, tapi juga perasaan. Untungnya Karenina tak kerepotan meski ia akan berikan semua secara gratis.
Saat motor Denial berhenti di depan foodtruck Karenina, sebuah mobil juga berhenti di dekat motor Denial. Karenina berdiri memperhatikan Denial yang hampiri mobil, menunggu pengemudinya keluar, saat itu juga Karenina tertegun tanggapi sosok yang baru keluar dari mobil. Bukan hantu, tapi membuat Karenina tak bisa berkedip dan kaku. Mereka lama tak bertemu, terakhir mungkin saat acara reuni SMA tempat bertemunya Royan dan Denial saat itu, sejak Karenina resign dari Nuraga's Construction keduanya benar-benar tak pernah bertemu.
"Terpesona ya sama orang ganteng yang baru datang," ledek Denial begitu ia mendekati kekasihnya, Rega mengekor di belakang temannya itu.
Karenina menggeleng, ia alihkan pandang saat Rega dan Denial semakin dekat. Tak pernah terpikirkan jika Denial membawa mantan kekasihnya datang ke tempat itu tiba-tiba, Denial bahkan tak memberitahunya lebih dulu, membuat keterkejutan tak bisa disembunyikan.
"Eum, aku siapin makan siang kamu, ya," ujar Karenina bersiap hampiri foodtruck, tapi tangan Denial menahannya.
"Aku aja yang siapin sendiri, kita kedatangan tamu istimewa." Denial menoleh pada Rega yang berdiri tak jauh di belakangnya, lalu kembali pada sang kekasih. "Rega mau bicara sama kamu, temuin gih."
"Kamu nggak cemburu?"
"Cemburu, sih. Tapi cemburu nggak bikin kenyang, mending aku makan masakan pacarku." Denial berkedip menggoda, ia lepaskan tangan Karenina sebelum melenggang masuki foodtruck, menyiapkan makan siangnya sendiri.
Karenina menarik napas panjang, ia tatap Rega, meski begitu ragu, tapi ia tetap melangkah hampiri laki-laki itu. Toh, Denial sudah mengizinkannya, ia juga bisa saksikan langsung apa saja yang dilakukan Karenina dan Rega, jadi untuk apa Karenina takut. Perempuan itu menarik salah satu kursi, duduk di sana seraya tatap Rega yang masih berdiri, terlihat canggung.
"Silakan duduk," pinta Karenina.
"Iya." Rega akhirnya duduk di seberang mantan kekasihnya, rasa ragu dan canggung mendominasi suasana mereka saat ini. Sedangkan Denial sibuk sendiri, membuat milk shake di dalam foodtruck, ia bahkan tak segan mengenakan apron Karenina yang tersimpan di permukaan sliding door cabinet, chef Denial tengah melakukan aksi sendiri tanpa memedulikan sepasang manusia yang terjebak dalam rasa asing mereka.
"Kamu apa kabar, Karen?" Rega mengawali bicara, ia baru menyadari sosok di depannya adalah perempuan dingin dengan ekspresi katatonik yang khas, tapi kali ini Karenina tak perlihatkan karakter itu lagi, ia lebih lunak.
"Saya baik-baik aja kok, kamu sendiri gimana?"
"Aku juga baik-baik aja. Eum, tadi aku yang minta ikut Denial ke sini karena aku mau bicarakan sesuatu sama kamu. Ada waktu kan biarpun cuma sebentar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Schatje (completed)
RomanceNew adult, romance. 1 in Chicklit - 26 Juni 2020 53 in Romance - 21 Juli 2020 "Sekerlip bintang tanpa warna." Pertemuan tak terduga Karenina Hasan dengan Denial Nuraga di sebuah klub malam ketika patah hati menyerang perempuan itu lagi-justru menamb...