AMSAL CANDU.

14.5K 1K 48
                                    

Eboni mengilusikan
Fajar menyingkir keresahan
Semua ditarik magnet waktu
Kau, akan tetap candu.

***

"Kenapa kamu masih di sini, jangan jadikan saya alasan kenapa kamu bolos kantor hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kamu masih di sini, jangan jadikan saya alasan kenapa kamu bolos kantor hari ini. Pergi." Karenina masih saja pongah meskipun laki-laki itu telah menolongnya semalam, membawanya segera ke rumah sakit meskipun tunangannya begitu sakit hati melihat Rega yang sengaja menggendong tubuh tak sadarkan diri Karenina di depan mata. Lalu sekarang, Rega masih bersikukuh berada di sebelah Karenina dengan alasan menjaga—titipan dari Rahadian.

"Kamu di sini sama siapa?" Rega yang duduk di sisi ranjang terlihat sedih, ia paling tak bisa sembunyikan perasaannya jika berhadapan dengan perempuan itu, kendati sikap Karenina sangat tak acuh—bahkan menatapnya saja enggan. "Kamu juga belum makan."

Tubuh lemah dengan kening dibalut kain kasa itu terbaring di ranjang ruang inap VIP salah satu rumah sakit besar Jakarta, kepalanya terus menatap ke arah jendela di sebelah kanan tanpa ingin melihat laki-laki di sisi kirinya. Harusnya Rega bisa prediksi semua, tapi ia terlalu keukeuh dan bertahan di sana. Harusnya Rega pikirkan perasaan Salma, bukannya mengurusi Karenina yang jelas tak peduli dengan kehadiran laki-laki itu, anggap saja bola mata Karenina tak bisa lagi melihat seorang Rega.

"Di sini banyak suster, saya juga masih punya dua tangan buat ambil makanan saya. Apa penjelasan itu masih kurang memuaskan Anda, Tuan Rega?" Karenina menoleh, tatapan dinginnya tepat menghunus netra Rega. "Saya nggak butuh kamu di sini, mending pergi sekarang—atau saya nggak akan makan sampai keluar dari rumah sakit ini." Bukankah ancamannya cukup konyol, tapi lucunya Rega putuskan mengalah, ia tak punya hak memaksa tetap berada di sana.

"Oke." Rega pasrah, ia beranjak hampiri Karenina yang kembali alihkan pandang. "Aku bakal pergi, jaga diri baik-baik, Karen." Tangan kanannya sudah terangkat bersiap usap kepala Karenina, tapi ia luruhkan saat keraguan menghampiri, Rega tak bisa apa-apa lagi. Ia melangkah tinggalkan ruangan itu bersama rasa kecewa yang tak bisa dikekang, meski kakinya terasa berat meninggalkan tempat itu.

Semalam saat kecelakaan itu berlangsung, van hitam yang mengejar Karenina kabur begitu saja  tanpa pikirkan kondisi pemilik mobil di dalamnya, bagian depan mobil ringsek parah, orang-orang yang kebetulan berada di dekat TKP tampak panik, kebetulan mobil yang Rega kemudikan melewati jalan sama dan menepi usai mengenali plat nomor milik Karenina.

Mungkin Rega-lah yang paling panik usai melihat kondisi Karenina dengan banyak darah meluncur di keningnya, ia sampai tak peduli pada Salma yang hanya diam ketika sang tunangan memapah tubuh Karenina ke mobil Rega. Sekalipun air mata Salma jatuh, semua tak mampu mengubah keadaan, Salma yang mengalah dan memahami jika Rega sepanik itu karena harus menolong Karenina meski hati Salma takkan menipu jika tebakannya mungkin benar: mungkin Rega bisa sepanik itu karena masih mencintai Karenina, jika perempuan itu bukan Karenina, apa mungkin Rega tetap lakukan hal yang sama dengan rasa panik memuncak?

Schatje (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang