"Apa yang berlebihan?" Begitu santainya Denial melangkah hampiri Karenina, duduk di meja tanpa peduli rasa tidak sopannya. "Yang berlebihan itu kalau elo nangis terus-terusan buat orang yang udah nyakitin elo, musim gugur tahun depan gue ajak ke Jepang, mau, nggak? Lihat daun maple.""Kenapa saya harus ikuti permintaan kamu, mending kamu keluar. Saya mau lanjut kerja," tutur Karenina setelah membersihkan wajahnya dari air mata.
"Dunia itu luas, Karenina Hasan." Denial beranjak dari duduknya, ia beralih berdiri di belakang Karenina yang duduk di kursinya. Laki-laki itu menunduk sejajarkan kepalanya dengan Karenina, menarik napas dalam-dalam kala rasakan aroma leher yang menenangkan seraya tersenyum simpul.
Karenina sendiri hanya diam ketika embusan napas milik Denial seakan menggelitik leher sisi kanan, cukup membuatnya merinding di sekujur tubuh.
"Mending lo keluar, jalan-jalan, cari suasana baru biar nggak tegang terus. Hidup lo terlalu monoton, lihat ke arah lain, siapa tahu banyak yang lebih menarik ketimbang lo pusingin sesuatu yang udah bikin lo sedih terus. Oke?" Tanpa aba-aba Denial mengecup pelipis Karenina sebelum melangkah keluar ruangan itu, tepat ketika tangannya membuka pintu ia menoleh sejenak tatap Karenina yang hanya diam tanpa ekspresi seperti tak terusik dengan sentuhan lembut di wajahnya tadi.
Mungkin Karenina emang sebenarnya manekin yang nggak miliki rasa. Denial tersenyum miring usai menutup pintu, entah sudah berapa kali ia mencium gadis itu, tapi tetap saja ekspresi Karenina selalu sama: katatonik.
Bahkan, saat ciumannya dibalas begitu agresif ketika hujan datang di dekat pemakaman kemarin pun ekspresi Karenina tetap tidak berubah. Diam bersamaan mata sayu sebelum kembali datar dan beku seolah tak terjadi apa-apa.
Apa dulu sikap dia ke Rega juga begitu? Tapikan, status mereka pacaran, sedangkan gue. Denial mendesah seraya mengacak rambutnya, ia menekan tombol lift dan berlalu di sana membawa serta keping puzzle yang terus Karenina berikan.
***
Seorang gadis berambut hitam panjang dengan ujung curly tampak memasuki lobi kantor Nuraga's Construction, dress kuning motif bunga membalut sempurna tubuh mungil yang dimiliki paras cantik perempuan bernama Salma Ryana—tunangan Rega. Di tangan kanan gadis itu tergenggam sebuah tote bag, ia melangkah hampiri resepsionis.
Sari yang awalnya duduk saat menulis sesuatu di sebuah map kini beranjak, ia tersenyum menyapa Salma sebelum akhirnya mengernyit amati wajah yang pernah dilihatnya.
"Selamat siang, saya Salma, tunangannya Rega. Boleh tahu di mana ruang kerja Rega?" tanya Salma mengawali pembicaraan mereka.
Bola lampu seakan menyala di atas kepala Sari setelah Salma memperkenalkan diri. "Ah iya, pantas familier sama mukanya, tunangan Pak Rega, ya. Dia ada di lantai lima."
"Oke, saya permisi." Salma melempar senyum sebelum melangkah hampiri lift, ia cukup bersemangat datang ke kantor tempat kerja Rega untuk pertama kalinya.
Baru saja tangannya terangkat bersiap menekan tombol lift, tapi ia urungkan setelah melihat sosok yang baru keluar dari lift sebelah kiri. Salma bergeming tatap perempuan yang pernah menjadi bagian hidup Rega selama enam bulan terakhir, perempuan sama yang terlihat sibuk dengan setumpuk berkas dalam pelukannya tanpa menoleh pada perempuan lain yang seakan terpatri fokus dengannya.
Karenina melangkah hampiri lobi sebelum berakhir di balik pintu utama kantor, sedangkan Salma hanya bisa mendesah menunduk sesaat. Sepercik rasa nyeri menyerang ulu hatinya, melihat perempuan yang kini berstatus sebagai mantan kekasih Rega ternyata cukup menyakiti perasaannya meski Karenina tak lakukan apa pun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Schatje (completed)
Любовные романыNew adult, romance. 1 in Chicklit - 26 Juni 2020 53 in Romance - 21 Juli 2020 "Sekerlip bintang tanpa warna." Pertemuan tak terduga Karenina Hasan dengan Denial Nuraga di sebuah klub malam ketika patah hati menyerang perempuan itu lagi-justru menamb...