Anak... Itu sebenarnya alasanku bisa merekrut pengawal wanita kali ini. Statusnya sebagai Ibu tunggal membuatku berpikir kalau dia pasti tidak akan melibatkan perasaan saat bekerja denganku karena fokusnya yang hanya kepada sang anak. Aku tidak ingin tahu mengenai masa lalunya sampai bisa merawat anaknya seorang diri seperti ini. Tapi aku sangat mengapresiasi kinerja pertamanya tadi. Rasa curigaku pada wanita yang bernama Kim Jisoo itu tidak akan berkurang sedikitpun meskipun dia sudah membicarakan hal-hal baik terkait tujuannya untuk menjadi sekretarisku. Aku akan tetap berusaha menjauhkannya dariku supaya tidak menimbulkan perasaan tidak nyaman lebih jauh lagi.
"Maafkan aku, Ahjussi"
Aku mendapatkan permintaan maaf dari anak lelaki gemuk itu setelah dia tidak sengaja berlari sambil menabrak lenganku. Aku pun membiarkannya karena kepalaku terasa sakit dengan waktu singkat tidurku tadi di mobil.
"Tuan Kim......" Seorang pengawal berjalan mendekat saat aku hendak menuju ke kamar.
"Ada saksi mata yang melihat kecurigaan pada pengiriman kotak kayu kemarin""Mwo? Benarkah?"
"Nde. Dia sudah berada di depan gerbang sekarang"
"Suruh dia masuk ke sini. Aku ingin menanyakan hal itu padanya secara langsung"
"Nde.."
Kabar baik akhirnya mendatangiku hari ini. Aku pun membuka jas dan dasi yang masih ku pakai sebelum menuju ke area ruang tamu untuk menyambut tamu itu.
"Kau, ikut denganku" Aku berpapasan dengan pengawal wanita tadi yang sedang berjalan bersama anaknya. Dia pun langsung menurut dan kami berdua sudah berada di ruang tengah rumahku sekarang.
"Tuan Kim...." Tidak berapa lama kemudian, pengawal pria tadi kembali dengan membawa serta saksi mata yang sempat di ucapkannya padaku.
"Annyeonghaseyo, Direktur Kim. Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi seperti ini"
Aku menyatukan kedua alis saat memperhatikan penampilan wanita itu yang pernah ku lihat sebelumnya.
"Aku Kim Jisoo, sekretaris yang bekerja padamu mulai hari ini"
Kabar baik seketika berubah menjadi kabar buruk sekarang. Bagaimana bisa saksi mata itu adalah wanita ini? Apa dunia begitu sempit sampai harus selalu mempertemukan kami berdua lagi dengan cara seperti ini?
"Apa kotak makanan yang kemarin dikirimkan itu tertuju pada alamat ini? Aku sempat melihat truknya berhenti di area samping rumahmu sebelum melaju kembali ke pintu gerbang"
"Ceritakan padaku dengan lebih detail lagi"
"Apa kau tidak ingin mempersilahkanku untuk menempati bangku terlebih dulu?"
Senyuman yang dia berikan menambah kecurigaanku padanya. Aku pun memberi isyarat dengan tangan lalu dia duduk di hadapanku saat ini.
"Apa kau masih ingat saat aku sempat meneleponmu kemarin? Saat itu aku sedang menghentikan mobil lalu berniat untuk langsung menuju ke sini dan sekedar menyapa. Paman Yongjae yang memberikan alamat rumahmu padaku"
Aku mulai membenci nama orang terdekat mendiang Ayahku itu.
"Tapi aku melihat ada sesuatu yang mencurigakan dari truk pengangkut makanan yang berhenti itu. Dari bagian belakang, turun dua orang pria lalu melakukan pembicaraan singkat dengan pria lainnya yang datang dengan berjalan kaki"
"Mwo?"
"Kedua pria itu lalu bergegas menuju ke balik sebuah tembok dan membawa kotak kayu besar dari sana. Mereka memasukkannya ke dalam truk itu lalu melajukannya kembali sampai tiba di area depan gerbang rumahmu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Protect Me If You Can
Fanfiction[COMPLETED] Nasib kehidupan yang berbeda rupanya bisa mempertemukan Park Chorong dan Kim Suho dalam situasi yang sama. Suho harus menyewa jasa pengawal pribadi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya sejak lama. Chorong yang direkrut olehnya...