17. Chorong

132 15 0
                                    

Ponselku berbunyi saat baru saja menutup pintu mobil setelah turun dari sana. Aku melihat layar yang menunjukkan nomor tidak ku kenal. 

"Siapa pria di dalam sana?" 

Aku mengangkat kepala saat Direktur bertanya padaku. Aku juga melihat seorang pria paruh baya sedang berbicara dengan beberapa pekerja rumah tidak jauh di depan kami. Pria itu menangkap pandangan kami berdua lalu langsung berjalan mendekat. Aku langsung mematikan panggilan yang entah dari siapa untuk menjaga sopan-santun ku pada tamu itu. 

"Kau tiba lebih awal dari kantormu, Suho'ah..."

Tampaknya pria ini mengenal Direktur dengan baik dari cara bicaranya. Mungkin karena penyakit yang di deritanya itu jadi Direktur memperhatikannya lebih lama sebelum mengetahui nama pria ini.

"Paman Yongjae?"

"Nde. Aku baru saja tiba beberapa menit yang lalu. Aku pikir kalau kau akan pulang lebih sore karena pekerjaanmu"

"Dengan siapa kau datang ke sini?" Direktur melihat ke sekitarnya. Mungkin dia ingin mengecek kendaraan lain selain mobil pribadinya.

"Menggunakan taxi. Perjalanan dari Cheongju memakan waktu yang sangat lama, benar kan?" Pria itu mulai melihat ke arahku.

Aku hanya bisa sedikit membungkukkan badan lalu langsung teringat kalau pria ini pernah datang bersama Direktur waktu itu saat perekrutan pengawal di tempat pelatihanku. Pantas saja dia mengenaliku.

"Ada apa kau datang ke sini tanpa memberitahuku lebih dulu?" Direktur mulai berjalan ke dalam rumahnya. Aku mengikutinya kembali dengan menjaga jarak di belakang tamu nya.

"Aku hanya ingin mengetahui keadaanmu. Kyuhyun sempat menelepon kemarin mengenai apa yang menimpamu selama beberapa minggu di sini. Kenapa kau tidak menceritakan apapun padaku?"

"Aku sangat sibuk sampai tidak bisa menghubungimu lagi"

"Apa kau masih marah padaku terkait kehadiran Jisoo di kantormu?"

Direktur memilih untuk diam dan menempati sofa ruang tamu.

"Apa kesibukanmu juga bisa melupakan tanggal hari ini?"

Aku merasa penasaran setelah melihat ekspresi Direktur yang mulai berubah. Dia seperti mengecek sesuatu di ponselnya. 

"Kau tidak pernah melewatkan pergi ke makam setiap tahunnya. Kenapa kau berubah seperti ini, Suho'ah?"

Direktur masih belum memberikan tanggapan apapun. Kemudian dia melihat ke arahku sampai membuatku harus menundukkan pandangan. 

"Tugasmu hari ini sudah selesai"

"Nde?" Aku kembali mengangkat kepala. 

"Beristirahatlah"

Aku pun mulai membungkukkan badan ke arah mereka berdua lalu meninggalkan area ruang tamu untuk segera ke kamarku. 

"Apa dia menjalani pekerjaannya dengan baik?" 

Aku bisa mendengar suara pria paruh baya itu dari kejauhan, namun ku abaikan karena tidak ingin terlibat pembicaraan pribadi mereka berdua lebih jauh lagi. 

Selagi berjalan untuk ke area belakang rumah ini, aku bisa mencium aroma lezat dari arah dapur. Para pekerja di sana juga sempat menyapaku saat aku berjalan melewati mereka. Selama bekerja hampir satu bulan, aku bisa merasakan kenyamanan dari pekerja yang sebagian besar berusia di atasku ini. Mereka tampaknya lebih ramah dibandingkan tetangga sekitarku di Cheongju sana.

Ponselku berbunyi kembali saat kedua kakiku tiba di depan pintu kamar. Aku pun langsung menjawabnya karena merasa penasaran dengan pemilik nomor ini. 

Protect Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang