19. Chorong

133 16 0
                                    

"Eomma!" Jonghyun berlari ke arahku dari arah pintu gerbang sekolahnya. Dia memelukku sebentar sebelum menceritakan banyak hal tentang kegiatan sekolahnya. 

"Jonghyun'ah, kau perlu menjaga bicaramu selama di mobil, arasseo? Kau bisa bercerita lagi saat berada di rumah nanti" 

"Nde, Eomma...."


"Bukankah itu Lee Jonghyun? Sejak kapan dia pulang dengan menggunakan mobil?"

Aku sedikit menengok ke arah beberapa anak yang tidak jauh dariku. Sepertinya mereka mempunyai usia yang sama dengan anakku. 

"Jonghyun'ah!" Salah satu dari mereka melambaikan tangannya. 

"Eo-eomma, mereka yang mengejekku kemarin" Jonghyun memegang tanganku dengan erat dan menyembunyikan dirinya di balik lenganku saat beberapa anak tadi mendekat. 

"Annyeonghaseyo..." Mereka menyapaku lebih dulu dengan sopan. 

"Nde. Apa kalian merupakan teman dari Jonghyun?"

"Nde. Jonghyun'ah, apa kau ingin mampir ke rumahku? Ayahku baru saja membeli mainan tadi pagi"

Aku sempat melihat ke arah anakku yang tidak menanggapi.

"Sepertinya Jonghyun lelah dan ingin langsung beristirahat. Mungkin dia bisa main ke sana di lain waktu" Aku menjawab untuknya. 

"Arasseo. Kau bisa main kapanpun kau mau, Jonghyun'ah"

Anak-anak ini terlihat baik. Namun aku tidak tahu perlakuan apa yang di dapat Jonghyun dari mereka sampai dia tidak berani membuka suaranya seperti ini.

"Eoh? Annyeonghaseyo" Mereka tampak menyapa seseorang di belakangku. Aku pun menengok dan mendapati Direktur yang sudah turun dari mobilnya. 

"Kenapa lama sekali?"

"Ma-maafkan aku, Direktur"

"Apa dia Ayahmu, Jonghyun'ah?"

Aku yang mendengar pertanyaan salah satu dari anak itu, merasa langsung ingin membantahnya, namun.......

"Nde, dia Ayahku" Tiba-tiba anakku langsung memegang tangan pria itu begitu saja. 
"Kajja, kita pulang, Appa"

Ucapanku serasa tertahan saat Jonghyun menarik tangan kami berdua untuk mendekati mobil. Aku masuk ke dalam dengan canggung sambil mencuri pandang ke kursi belakang lewat kaca spion. Pria itu juga tidak menolak ataupun memarahi Jonghyun yang sudah duduk di sebelahnya. Aku pun melajukan mobil meninggalkan sekolahnya dengan perasaan bersalah yang belum bisa ku ungkapkan langsung. 

Perjalanan menuju kediaman Direktur terasa lebih panjang dari biasanya. Rasa tidak tenang selalu muncul di tengah suasana hening di dalam mobil ini. Suara sebuah ponsel yang sepertinya berasal dari milik Direktur mulai terdengar.

"Halo?"

Setidaknya dia mempunyai teman bicara meskipun aku tidak tahu siapa yang meneleponnya. 

"Nde, aku sudah pulang. Ada apa?"

Aku kembali sedikit melirik lewat kaca spion. 

"Mwo? Aishh. Apa yang kau lakukan di sana?"

Dia tampak kesal sekarang. 

"Arasseo. Sebentar lagi aku sampai"

Ponsel di turunkannya dan langsung menghela nafas pelan. Aku mulai ragu untuk membahas hal tadi di saat kondisinya seperti ini. Mungkin dia merasa lelah dengan pekerjaannya dan dengan keterlambatannya pagi ini. Tapi, masih ada perasaan tidak nyaman padaku setiap mengingat apa yang sudah dilakukan Jonghyun padanya. 

Protect Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang