26. Suho

146 19 1
                                        

Setelah menyelesaikan kegiatan meneleponku dengan rekan bisnis, aku kembali masuk ke ruangan acara dan baru menyadari kalau tidak ada pengawal pribadiku di sekitar sejak tadi. Aku sebenarnya bisa dengan mudah mencarinya karena hanya dia satu-satunya wanita yang berpakaian setelan jas berwarna hitam di sini, namun seiring langkahku melewati beberapa para tamu, aku tidak bisa menemukannya sama sekali. Penerangan ruangan ini juga masih diredupkan jadi menyulitkan pencarianku. 

"Oppa...."

Tiba-tiba muncul seorang wanita di sebelahku. 

"Apa kau ingin minum?" Dia menawarkanku gelas berisi alkohol dan langsung ku tolak untuk segera keluar dari sana. 

"Suho oppa..." Lenganku tertahan olehnya. Siapa dia sebenarnya? Aku kembali menjauh dan berhasil keluar dari ruangan.

Kedua kakiku terus melangkah sambil mengutak-atik ponsel. Nomor Park Chorong ku tekan dan terhubung. Tidak berapa lama setelah suara dengung beberapa kali terdengar, panggilan terangkat.. 

"Nde, Tuan Kim"

Mwoya? Kenapa pria yang menjawab?

"Apa semua baik-baik saja, Tuan Kim? Ponsel Park Chorong tertinggal di mobil"

"Apa dia tidak kembali ke sana tadi?"

"Nde? Tidak. Apa ada sesuatu yang terjadi?"

"Tidak" Aku langsung mengakhiri panggilan saat berada di area luar belakang gedung ini. 

Ada sebuah kolam serta taman kecil di depanku sekarang. Kedua mataku menjelajah sekitar terlebih dulu dan hendak masuk kembali ke pintu. Namun sesuatu yang terlihat di kolam menghentikan langkahku. Aku langsung berjalan ke pinggir kolam dan memfokuskan pandanganku lagi ke dasar kolam ini. 

"Park Chorong......"

Aku langsung mengenalinya dan tanpa pikir panjang lagi, jas hitam ku buka lalu ku lempar ke sembarang arah sebelum menceburkan diri ke sana.

Kemampuan berenang ku gunakan dengan baik sekarang. Kedua mataku sepenuhnya terbuka saat semakin mencapai dasar kolam. Pakaian yang dikenakannya jelas terlihat olehku sekarang. Aku tidak akan mungkin salah menyelamatkan orang. Dengan segala kekuatan yang ku punya, aku membawa wanita ini keluar dari sini. 

Rasa lelah langsung menjalar ke seluruh tubuhku saat sudah membaringkannya di pinggir kolam. Namun tidak ada waktu untuk ku beristirahat karena kondisi wanita ini yang masih belum sadarkan diri. Aku mengecek pernafasannya yang tidak berjalan. Dengan segala pengetahuanku mengenai pertolongan pertama, aku mulai melakukannya padanya. Penekanan di area dada sudah ku coba lalu mengecek respon darinya yang belum terlihat. Aku melanjutkannya dengan mendongakkan kepalanya dan menjepit hidungnya untuk memberikan pernafasan buatan. 

"Ayolah, bernafaslah.." Aku kembali mengulangi kegiatan itu beberapa kali sampai tidak menyadari adanya beberapa tamu yang ada di dekatku. 

"Apa yang terjadi dengannya, Tuan?"

Aku menghiraukan pertanyaan dari orang itu karena hanya terfokus dengan kondisi wanita ini sekarang. 

"Panggilkan ambulans" Suara orang lainnya terdengar. 

Perasaanku semakin tidak menentu karena pernafasan buatan yang sudah ku lakukan tadi belum membuahkan hasil sama sekali. Aku bahkan sempat menepuk-nepuk kedua pipinya secara perlahan dengan harapan dia bisa memberikan respon di depanku. 

"Park Chorong'ssi, ku mohon bangun lah....."

Ucapanku tidak akan mungkin di dengarnya. Aku mulai merasa putus asa. Dia selalu berada di situasi yang mengancam nyawanya seperti ini. Aku tidak ingin kehilangannya seperti orang-orang terdekatku lagi. Masih ada banyak hal yang belum terselesaikan di dalam hidupku dan aku membutuhkan bantuannya. Ku mohon, jangan mati di depanku, Park Chorong. 

Protect Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang