45. Chorong

210 25 2
                                    

Pernikahan... Suatu hal mendadak yang dibahas oleh pria itu kemarin malam. Padahal awalnya aku hanya bermaksud untuk membahas mengenai kejadian perkelahian Jonghyun dengannya dan juga menyindir cara berpakaian formalnya yang sudah mengubah sikap orangtua dari teman Jonghyun itu padaku. Mereka berdua jelas sangat menghormati pria ini di saat melihat jas rapih serta penampilannya yang menyatakan status dari pekerjaannya. Dan pria itu juga sudah membuatku tidak bisa tidur semalaman dengan pembicaraan mengenai hubungan kami berdua lebih lanjut. 

Hari ini merupakan hari pertama Jonghyun menjalani sanksi skorsing sekolahnya. Aku sempat melihat Sohee dan Ayahnya berangkat dengan menggunakan mobil beberapa menit yang lalu. Jonghyun sudah terbangun sejak tadi tapi dia selalu menghiraukanku setiap tidak sengaja saling bertatap muka.  

"Ahjumma, biar aku membantumu" Aku memilih untuk menuju ke dapur dan menyiapkan sarapan untuk anakku. 

"Aku sudah membuat roti isi untuk Jonghyun" Wanita paruh baya di sebelahku menunjukkan makanan di atas piring yang dipegangnya. 

"Nde?"

"Dia kemarin sempat memintaku untuk membuatkannya pagi ini. Dia juga ingin sekali memakan buah serta sayuran yang banyak untuk beberapa hari ke depan"

"Apa kau yang membeli semua itu, Ahjumma?"

"Nde. Tuan Kim juga tidak keberatan saat aku menunjukkannya tadi padanya"

Anak itu... Dia jelas masih menyimpan rasa kesalnya padaku akibat kemarahanku kemarin. Aku juga belum berbicara lagi dengannya sampai sekarang. 

"Eoh? Jonghyun'ah, kenapa kau tidak masuk?"

Ucapan pekerja lain membuatku menengok ke arah yang sama. Anak itu terlihat mengintip dari balik tembok dan tidak berani untuk mendekat. Aku mengambil piring berisi makanan tadi lalu berjalan ke arah meja makan. 

"Jonghyun'ah, sarapan untukmu sudah siap. Biar aku siapkan buah potong untukmu juga. Apa kau ingin minum jus pagi ini?"

Dia tidak bergerak sedikitpun, namun malah menarik dirinya supaya tidak terlihat lagi olehku. 

"Jonghyun'ah, apa kau tidak ingin memakan roti isi ini? Ahjumma membuatkannya dengan sangat tebal. Lihatlah isinya. Wahh.. Aku bahkan belum pernah melihat roti isi dengan banyak daging seperti ini sebelumnya"

Ucapanku berhasil menarik perhatiannya. Dengan perlahan, anak itu melangkah masuk dan langsung menempati sebuah bangku kosong di meja makan. 

"Habiskan sarapanmu" Aku sedikit mengelus kepalanya sebelum berjalan menuju meja dapur untuk memotong buah. 

"Eomma......"

Panggilannya membuatku menengok ke sana. 

"A-apa kau tidak ingin menemaniku?"

Aku terdiam sejenak dan menaruh kembali buah apel yang ingin ku potong. Pekerja lain juga seperti memberi isyarat padaku untuk segera menghampiri Jonghyun sementara dia akan menyiapkan makanan untukku. Aku berterima kasih terlebih dulu kepada mereka sebelum duduk di hadapan anakku. 

"Kenapa kau belum memakan rotinya?"

Jonghyun hanya menatap makanannya dalam diam. 

"Jonghyun'ah.."

Tangannya akhirnya bergerak mengambil roti itu dan mulai melahapnya secara perlahan. Aku hanya bisa memperhatikannya sambil tersenyum kecil. Baru saja aku ingin memakan sarapan yang dibawakan oleh para pekerja di depanku, anak ini sudah lebih dulu menghabiskan makanannya. 

"Apa kau masih lapar?"

Jonghyun menggelengkan kepalanya sambil meneguk habis air di dalam gelas. 

Protect Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang