4. Suho

185 22 5
                                    

Sekembalinya ke Seoul, aku langsung disibukkan dengan pekerjaan para karyawan yang menumpuk di mejaku. Mereka sepertinya telah menyelesaikan laporan dengan lebih cepat kali ini. Aku harus kembali menggunakan kekuatan pikiranku untuk bisa membaca satu per satu tumpukan kertas itu dan menyelesaikannya hari ini juga. Perlu ketelitian memang karena kebanyakan menyangkut laporan hasil rapat yang berhubungan dengan kerja sama antar perusahaan yang berlangsung selama dua minggu ini. 

Tidak adanya sekretaris selama hampir satu tahun ini membuat pekerjaanku memang terasa lebih berat dari sebelumnya. Namun aku harus mulai terbiasa karena sudah hampir 10 tahun lebih aku memegang jabatan penting ini untuk bisa terus bertahan hidup. Aku bahkan sempat memikirkan perjuangan Ayahku dulu yang baru pertama kali membuka bisnis sampai bisa mempunyai gedung tinggi seperti ini dan menjadi perusahaan yang paling dikenal sekarang. Aku hanya melanjutkan perjuangan mendiang Ayahku dan selalu berusaha untuk tidak mengecewakannya sama sekali. 

Selagi membaca kertas yang sudah ku pegang, pintu ruangan terketuk dari luar. Lalu masuklah karyawan wanita dengan membawa nampan berisikan secangkir kopi yang sempat ku pesan tadi padanya sebelum menuju ke sini. 

"Ini pesananmu, Direktur Kim"

"Nde.." Aku kembali memfokuskan pandangan ke arah kertas. 

Suara cangkir di taruh pun aku hanya mendengarnya tanpa menengok. Aku merasa kalau karyawan itu masih berdiri di depan meja kerjaku dan dugaanku ternyata benar. 

"Ada apa?" Aku menurunkan kertas untuk menyempatkan diri bertanya padanya. 

"Apa kau membutuhkan hal lain lagi, Direktur?"

"Tidak, keluarlah"

"Bolehkah aku bertanya sesuatu terlebih dulu?"

Aku menghela nafas pelan karena dia mengganggu aktivitas kerjaku yang baru saja ku mulai. 
"Nde"

"Apa kau tidak membutuhkan seorang sekretaris sama sekali, Direktur?"

"Kenapa tiba-tiba kau bertanya mengenai hal itu?"

"Aku ingin menawarkan diriku secara langsung. Aku sudah bekerja selama lebih dari tiga tahun di bagian administrasi. Mungkin kau bisa memikirkan kembali keputusanmu, Direktur"

Aku memperhatikan penampilannya terlebih dulu. 
"Tidak. Kau sudah membuang waktu dua menitku yang berharga, sekarang kau bisa kembali ke meja kerjamu"

Wanita ini terlihat masih ingin mengucapkan sesuatu, namun di tahannya untuk langsung menuju ke arah pintu utama. Aku pun bisa melanjutkan pekerjaan yang sempat terhenti tadi. 

Selama hampir dua jam lebih, aku masih duduk di bangku dengan posisi yang sama. Punggungku mulai terasa pegal dan kedua mataku lelah akibat selalu melihat tulisan-tulisan di beberapa kertas sejak tadi tanpa henti. Sudah setengah dari berkas yang menumpuk di mejaku selesai ku baca dan ada yang sempat ku tandatangani juga q. Aku mulai menyandarkan punggungku sambil memijat pelan dahiku sendiri. Kopi yang disediakan tadi bahkan tidak ku sentuh sama sekali sampai hawa panasnya sudah menghilang karena tertiup pendingin ruangan yang terpasang di sana. 

Ponselku berbunyi. Paman Youngjae menghubungiku. 

"Nde, Paman"

"Apa kau sudah tiba di Seoul?"

"Nde. Maafkan aku, Paman. Aku lupa untuk menghubungimu"

"Tidak apa. Aku hanya ingin bertanya mengenai kedatangan tamu penting mu hari ini"

"Nde? Tamu?"

"Wanita yang akan menjadi sekretarismu nanti. Dia akan datang ke kantormu untuk bertemu denganmu secara langsung"

Protect Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang