Jadi, seperti ini rasanya menjadi pahlawan yang datang di saat seseorang membutuhkan bantuan. Entah kenapa rasa percaya diriku muncul dengan sendirinya seperti ini saat turun dari mobilku di depan sebuah gedung sekolah. Aku sempat menelepon ke nomor wanita itu untuk menanyakan apa dia ingin makan siang denganku hari ini, tapi malah pekerja rumahku yang menjawab.
"Park Chorong keluar dari rumah beberapa menit yang lalu, Tuan Kim. Dia meninggalkan ponselnya dan hanya mengatakan kalau tujuannya adalah sekolah anaknya karena ada sesuatu yang harus dia lakukan di sana"
Dari keterangan itu saja membuatku bisa langsung mengemudikan mobil dari kantor menuju ke sekolah ini. Aku hanya mempunyai firasat kalau ada sesuatu yang tidak biasa di saat wanita itu harus mengunjungi sekolah anaknya menjelang siang hari ini. Dan rupanya dugaanku benar. Aku bisa melihat beberapa orang dewasa sedang berkumpul dengan dua anak lelaki yang juga ikut berdiri di sana. Mereka sepertinya sedang terlibat pembicaraan yang serius sampai aku hanya sempat mendengar kata-kata di bagian akhirnya saja.
"Annyeonghaseyo" Aku memberanikan diri untuk mendekat.
Rupanya kedatanganku mengejutkan semuanya. Mereka menatapku dengan bingung. Namun aku juga tidak kalah terkejut saat mendapati wajah anak lelaki dari wanita yang membuatku harus datang ke sini penuh dengan luka lebam di sana. Aku pun tidak segan untuk mengaku sebagai Ayahnya di saat ada wanita lain yang menanyakan keterlibatanku dalam percakapan mereka ini.
"N-nde? Apa kau benar-benar Ayah dari Jonghyun, Tuan?"
"Nde. Sekarang jelaskan padaku kenapa wajahnya bisa dipenuhi luka seperti ini?"
Tidak ada yang berani menjawab sampai seorang guru menyuruh kami para orang dewasa untuk mengikutinya dan membicarakan masalah ini di dalam ruangan.
"Jonghyun'ah!" Seorang pria berpakaian santai tampak memanggil anak itu yang mulai berlari meninggalkannya. Dia sempat membawa anak itu menjauh dari kami yang ingin berjalan menuju ruangan yang dimaksud. Aku masih belum bisa mengenali pria itu.
Dan di dalam sebuah ruangan, duduklah kami berempat di hadapan guru tadi dan dia mulai membicarakan kronologi kejadian yang menimpa kedua anak dari masing-masing padaku.
"Mwo? Sohee? Dimana dia sekarang?" Aku sedikit terkejut saat kejadian ini juga melibatkan anak perempuanku.
"Dia sedang berada di ruang guru lain sekarang. Apa kau mengenalinya, Tuan?"
"Nde. Dia juga merupakan anakku"
"Nde?"
Sepertinya guru ini merupakan tenaga kerja baru. Biasanya para guru akan langsung mengenaliku saat datang ke sekolah Sohee walaupun hanya untuk mengantarnya.
"Mereka berdua ingin meminta ganti rugi dengan membayar biaya pengobatan anaknya"
Aku sontak melihat ke arah pasangan di sebelahku yang lain. Mereka berdua tampak mengalihkan pandangan setiap aku berusaha meneliti setiap penampilannya dengan seksama. Bagaimana bisa mereka meminta ganti rugi di saat Jonghyun yang lebih banyak terkena luka dibandingkan dengan anaknya? Lagipula anaknya juga sudah membuat Sohee menangis dengan mengejek fisiknya.
"A-apa yang kau bicarakan, Seonsaengnim? Sepertinya kau salah mendengar pernyataan dari kami tadi" Istri dari lelaki di dekatku mulai berbicara.
"Kami sebenarnya ingin meminta keringanan sanksi skorsing pada anak itu"
"Kenapa ucapanmu berubah seperti ini?" Kekasihku juga mulai membuka suara.
"Apa maksudmu, Nyonya Park?"
"Bicaralah seperti yang sudah kau katakan padaku beberapa menit yang lalu"
"Aku tidak mengerti. Mengenai biaya pengobatan untuk anakmu, biar aku yang membayarnya dengan penuh"

KAMU SEDANG MEMBACA
Protect Me If You Can
Fanfiction[COMPLETED] Nasib kehidupan yang berbeda rupanya bisa mempertemukan Park Chorong dan Kim Suho dalam situasi yang sama. Suho harus menyewa jasa pengawal pribadi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya sejak lama. Chorong yang direkrut olehnya...